Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Scabies general_alomedika 2022-09-14T15:11:34+07:00 2022-09-14T15:11:34+07:00
Scabies
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Penatalaksanaan Scabies

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Penatalaksanaan scabies atau skabies dilakukan menggunakan skabisidal seperti krim permetrin, krim sulfur, atau crotamiton. Penatalaksanaan dilakukan pada pasien yang bergejala beserta orang di sekitar pasien yang berkontak dalam jangka waktu substansial, misalnya keluarga pasien atau partner seksual.

Selain terapi farmakologi, benda-benda yang dapat menjadi sumber penularan seperti sprei, pakaian, dan handuk yang digunakan oleh orang yang terinfeksi dalam 3 hari sebelum perawatan harus dicuci dalam air panas atau disegel dalam kantong plastik setidaknya selama 72 jam. Hal ini penting untuk mencegah penularan dan infeksi ulang, karena tungau scabies umumnya tidak bertahan lebih dari 2-3 hari di luar kulit manusia.[1-4]

Terapi Farmakologi

Tata laksana farmakologi scabies dilakukan menggunakan obat-obatan skabisidal seperti permetrin, sulfur, atau ivermectin. Terapi lain yang dapat digunakan adalah obat simptomatik dan obat untuk infeksi sekunder. Terapi farmakologis bertujuan untuk mengeradikasi scabies pada pasien, mengurangi gejala, dan juga untuk pengobatan infeksi sekunder.[1,2]

Permetrin

Terapi lini pertama adalah krim permetrin 5%, digunakan di seluruh area tubuh 1 kali seminggu dan digunakan selama dua minggu (total 2 kali pemakaian). Kekurangan dari terapi ini adalah berkaitan dengan resistensi scabies, kepatuhan pasien yang rendah, dan reaksi alergi.

Krim ini digunakan sekali dan dihapus setelah 10 jam. Krim dioleskan pada kulit mulai dari leher hingga ke ujung kaki. Bila belum sembuh, dapat diulang kembali dengan jeda 1 minggu. Penggunaan permetrin tidak dianjurkan pada bayi di bawah usia 2 bulan.[1,2,12-15]

Crotamiton 10% Krim atau Losio

Crotamiton merupakan salah satu obat yang dapat digunakan untuk terapi scabies pada dewasa, tetapi tidak dianjurkan untuk digunakan pada anak-anak. Obat ini bekerja sebagai antiskabies dan juga antigatal. Penggunaannya harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.

Crotamiton digunakan ke seluruh tubuh sebanyak sekali sehari, dalam 2 hari berturut-turut.[1-3]

Gameksan 1% (Lindane 1%) Krim atau Losio

Merupakan salah satu obat pilihan karena efektif pada semua stadium scabies, mudah digunakan dan jarang menyebabkan iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun, wanita hamil dan menyusui, pasien dengan gangguan kejang, dan pasien dengan kulit yang mudah iritasi. Obat ini memiliki risiko neurotoksisitas yang lebih tinggi dibandingkan permetrin.

Dosis pemberian adalah sekali sehari dan dihapus setelah 8-12 jam. Bila belum sembuh setelah satu minggu, gunakan ulang atau pertimbangkan obat lainnya.[1-3]

Sulfur Presipitatum Kadar 6% Krim atau Salep

Preparat ini tidak efektif terhadap stadium telur, karena itu penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangan lainnya adalah berbau, mengotori pakaian, dan kadang dapat menimbulkan iritasi. Penggunaannya aman pada anak-anak bahkan pada bayi di bawah usia dua bulan.

Berikan sulfur presipitatum setiap malam setiap hari selama 3 hari setelah mandi, dan biarkan selama 24 jam. Bilas secara menyeluruh dan mandi sebelum mengoleskan ulang obat pada malam hari berikutnya.[1-3]

Emulsi Benzil Benzoas 20-25%

Obat ini efektif pada semua stadium. Penggunaannya diberikan setiap malam selama tiga hari, dan harus dibiarkan minimal selama 24 jam. Bilas secara menyeluruh dan mandi sebelum obat dioleskan ulang pada malam hari setelahnya.[1-3]

Kontroversi Penggunaan Ivermectin untuk Scabies

Ivermectin sistemik merupakan opsi terapi lainnya. Namun, di Amerika serikat, Food and Drug Administration (FDA) tidak mengizinkan penggunaan ivermectin untuk terapi scabies. Ivermectin dapat digunakan pada pasien berusia lebih dari 10 tahun dan diberikan dalam dosis tunggal, dapat diulang dua minggu kemudian apabila gejala masih ada.[1,2,12-15]

Ivermectin oral dianggap lebih nyaman untuk digunakan oleh pasien karena kemudahan penggunaannya menyebabkan kepatuhan pasien meningkat. Ivermectin sistemik juga dinilai lebih superior dibanding permetrin ketika wabah scabies terjadi. Namun, penggunaan ivermectin untuk terapi scabies masih dikaji di berbagai negara sehingga penggunaannya harus memperhatikan regulasi yang berlaku. Ivermectin juga tidak dapat digunakan pada anak kecil dan wanita hamil.[1,2,12]

Terapi Suportif

Rasa gatal dapat bertahan hingga satu bulan walaupun terapi eradikasi menggunakan agen skabisidal sudah berhasil. Pruritus dapat diobati dengan antihistamin oral, seperti loratadine 10 mg sekali sehari.[1]

Perhatian Khusus

Pada pasien scabies tipe krusta, dokter harus menginstruksikan pasien atau orang yang merawat pasien untuk menghilangkan terlebih dahulu krusta pada kulit pasien agar terapi topikal dapat mempenetrasi kulit. Dokter dapat menginstruksikan untuk mengangkat krusta dengan mengompres area lesi dengan air hangat, diikuti aplikasi dari agen keratolitik seperti asam salisilat 5%. Setelah itu, krusta dapat didebridement secara manual dengan alat tumpul, barulah obat diaplikasikan.[1]

Pasien dengan scabies dapat dilakukan pemeriksaan ulang setelah 2 minggu dan 1 bulan terapi topikal. Apabila pasien memiliki lesi persisten pada 1 bulan setelah terapi, reinfeksi atau infeksi persisten harus dicurigai. Pada kasus seperti ini, terapi ulang harus diinisiasi. Sebaiknya anggota keluarga atau orang lain yang satu rumah juga ikut diskrining untuk melihat adanya sumber reinfeksi.[1,2,12]

Terapi Nonfarmakologi

Tata laksana nonfarmakologi pada scabies berupa modifikasi dari lingkungan pasien seperti mencuci linen, handuk, dan baju dengan air panas. Hal ini diharapkan dapat mencegah penularan melalui kontak tidak langsung dan reinfeksi scabies.

Diperkirakan tungau scabies dapat hidup tanpa inang selama 3 hari. Di luar inang, tungau scabies sangat sensitif terhadap suhu dan kelembaban. Hal tersebut mendasari mengapa mencuci pada air panas pada suhu lebih dari 60 derajat dapat dipertimbangkan untuk eradikasi scabies dari benda-benda yang bersentuhan langsung dengan pasien. Jika air panas tidak tersedia, barang-barang yang diperkirakan terkontaminasi dapat disimpan pada bungkus plastik yang tertutup rapat hingga 3 hari.[1,11,12]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Afiffa Mardhotillah

Referensi

1. Barry ME. Scabies. Medscape. 2020 https://emedicine.medscape.com/article/1109204-overview
2. Gilson RL, Crane JS. Scabies. [Updated 2022 May 8]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544306/
3. Sunderkötter C, Wohlrab J, Hamm H. Scabies: Epidemiology, Diagnosis, and Treatment. Dtsch Arztebl Int. 2021 Oct 15;118(41):695-704. doi: 10.3238/arztebl.m2021.0296. PMID: 34615594; PMCID: PMC8743988.
4. Vasanwala FF, Ong CY, Aw CWD, How CH. Management of scabies. Singapore Med J. 2019 Jun;60(6):281-285. doi: 10.11622/smedj.2019058. PMID: 31243462; PMCID: PMC6595060.
11. Engelman D, Yoshizumi J, Hay RJ, Osti M, Micali G, Norton S, Walton S, Boralevi F, Bernigaud C, Bowen AC, Chang AY, Chosidow O, Estrada-Chavez G, Feldmeier H, Ishii N, Lacarrubba F, Mahé A, Maurer T, Mahdi MMA, Murdoch ME, Pariser D, Nair PA, Rehmus W, Romani L, Tilakaratne D, Tuicakau M, Walker SL, Wanat KA, Whitfeld MJ, Yotsu RR, Steer AC, Fuller LC. The 2020 International Alliance for the Control of Scabies Consensus Criteria for the Diagnosis of Scabies. Br J Dermatol. 2020 Nov;183(5):808-820. doi: 10.1111/bjd.18943. Epub 2020 Mar 29. PMID: 32034956; PMCID: PMC7687112.
12. Welch E, Romani L, Whitfeld MJ. Recent advances in understanding and treating scabies. Fac Rev. 2021 Mar 11;10:28. doi: 10.12703/r/10-28. PMID: 33817697; PMCID: PMC8009191.
13. Raffi J, Suresh R, Butler DC. Review of scabies in the elderly. Dermatology and Therapy. 2019 Dec;9(4):623-30.
14. Hoffmann JC, Mößner R, Schön MP, Lippert U. Topical scabies therapy with permethrin is effective and well tolerated in infants younger than two months. JDDG: Journal der Deutschen Dermatologischen Gesellschaft. 2019 Jun;17(6):597-600.
15. Cohen PR. Classic and non-classic (surrepticius) scabies: diagnostic and treatment considerations. Cureus. 2020 Mar 25;12(3).

Diagnosis Scabies
Prognosis Scabies

Artikel Terkait

  • Kriteria Diagnosis Scabies
    Kriteria Diagnosis Scabies
  • Memahami Siklus Tungau Skabies untuk Menjamin Terapi dan Mencegah Rekurensi
    Memahami Siklus Tungau Skabies untuk Menjamin Terapi dan Mencegah Rekurensi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 Februari 2025, 15:21
Bintik merah di Telapan tangan, Badan, telapak Kaki
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Izin dok, ada pasien mengeluh ada bintik -bintik Merah di telapak tangan, telapak kaki dan di Badan sejak 1 minggu yg lalu, tidak terasa gatal dan tidak...
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 22:15
Papul eritema di skrotum yang gatal pada anak usia 3 tahun
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo Dokter,Izin menanyakan.Anak usia 3 tahun di bawa ibunya dengan keluhan muncuk bentol2 kemerahan di daerah buah zakar sejak 1 bulan ini, gatal (+), demam...
Anonymous
Dibalas 30 Januari 2025, 23:20
Impetigo pada pasien anak usia 5 tahun
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Selamat pagi dokter, mohon maaf menggagu waktunya. Saya dokter iship PKM, Izin konsul terkait penyakit kulit pada anak yg saya tangani.An. A/5thS: Pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.