Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Toxic Epidermal Necrolysis general_alomedika 2022-11-04T15:02:36+07:00 2022-11-04T15:02:36+07:00
Toxic Epidermal Necrolysis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Toxic Epidermal Necrolysis

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Epidemiologi toxic epidermal necrolysis (TEN) di seluruh dunia memiliki insidensi tahunan 0,4-1,3 per 1 juta populasi. [5] Sebuah studi di Korea, melaporkan bahwa insidensi tahunan TEN berdasarkan National Health Insurance Database adalah 0,94-1,45 per 1 juta populasi.[15]

Global

Di seluruh dunia, insidensi tahunan TEN dilaporkan sebesar 0,4-1,3 per 1 juta populasi per tahunnya. [5] Penderita TEN dilaporkan paling banyak berusia 46-63 tahun dengan predileksi jenis kelamin perempuan. Rasio penderita perempuan dan laki-laki adalah sebesar 1,7.[4,5]

Etnis Asia berisiko 2 kali lipat lebih besar menderita TEN dibandingkan etnis Kaukasia.[7,8] Penelitian yang dilakukan di China menunjukkan bahwa penderita TEN dapat datang dari segala usia, mulai dari usia 1 hingga 94 tahun. Namun, rata-rata usia adalah 43,6 tahun. Penyebab TEN paling banyak pada penelitian ini adalah konsumsi obat golongan antibiotik dan antikonvulsan.[8]

Penelitian lain yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa TEN terjadi 5,76 kasus per 1 juta penduduk pada tahun 1995-2003. Selain antikonvulsan, konsumsi allopurinol juga meningkatkan insidensi TEN.[7]

Indonesia

Hingga saat ini, belum ada data nasional epidemiologi toxic epidermal necrolysis di Indonesia. Penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya tahun 2011-2014 menunjukkan TEN terjadi pada 0,6% dari keseluruhan pasien rawat inap. Gejala TEN timbul rata-rata setelah 3,6 hari pasca konsumsi obat dan sebagian besar terjadi karena konsumsi obat golongan analgesik.[9]

Penelitian serupa yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi, Surakarta pada periode 2011-2013 kurang lebih memberikan hasil serupa. TEN hanya ditemukan pada 1,03% dari total pasien, dan sebanyak 1,44% penderita mengalami overlap dengan Sindroma Stevens Johnson. Kedua penelitian sama-sama menunjukkan bahwa predileksi penderita berjenis kelamin perempuan. Namun etiologi obat terbanyak yang menjadi pencetus TEN pada penelitian di Surakarta adalah golongan antiretroviral, khususnya neviral.[10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

4. Maverakis E, Wang E, Shinkai K, Mahasirimongkol S, Margolis D, Avigan M et al. Stevens-Johnson Syndrome and Toxic Epidermal Necrolysis Standard Reporting and Evaluation Guidelines. JAMA Dermatology. 2017;153(6):587.
5. Cohen v. Toxic Epidermal Necrolysis (TEN): Background, Pathophysiology, Etiology Medscape, 2018. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/229698-overview
7. Frey N, Jossi J, Bodmer M, Bircher A, Jick S, Meier C et al. The Epidemiology of Stevens-Johnson Syndrome and Toxic Epidermal Necrolysis in the UK. Journal of Investigative Dermatology. 2017;137(6):1240-1247.
8. Yang S, Hu S, Zhang S, Huang J, Zhang J, Ji C et al. The Epidemiology of Stevens-Johnson Syndrome and Toxic Epidermal Necrolysis in China. Journal of Immunology Research. 2018;2018:1-10.
9. Rahmawati Y, Indramaya D. Studi Retrospektif: Sindrom Stevens-Johnson dan Toxic epidermal necrolysis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology. 2016;28(2):68-76.
10. Mochtar M, Negara W, Murasmita A. Angka Kejadian Sindrom Stevens-Johnson dan Toxic epidermal necrolysis di RS Dr. Moewardi Surakarta Periode Agustus 2011-Agustus 2013. Media Dermato-Venereologica Indonesiana. 2015;42(2):65-69.
15. Yang MS, Lee JY, Kim J, et al. Incidence of Stevens-Johnson Syndrome and Toxic Epidermal Necrolysis: A Nationwide Population-Based Study Using National Health Insurance Database in Korea. PLoS One. 2016;11(11):e0165933. doi:10.1371/journal.pone.0165933

Etiologi Toxic Epidermal Necrolysis
Diagnosis Toxic Epidermal Necrol...

Artikel Terkait

  • Siklosporin untuk Sindroma Stevens Johnson (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) : Sebuah Modalitas Baru
    Siklosporin untuk Sindroma Stevens Johnson (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) : Sebuah Modalitas Baru
  • Antibiotik Terkait Sindrom Stevens Johnson dan Toxic Epidermal Necrolysis
    Antibiotik Terkait Sindrom Stevens Johnson dan Toxic Epidermal Necrolysis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2023, 10:12
Kulit melepuh, gatal, dan tungkai tidak bisa digerakkan pada pasien lansia
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok. Izin konsul dok.Pasien usia 60 thun, dilaporkan oleh tenaga kesehatan saat dinas luar diwilayah kerja pkm.Pasien 2 bulan ini kulitnya tiba2 melepuh...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.