Diagnosis Tinea Pedis
Diagnosis tinea pedis atau athlete’s foot dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, dimana pasien umumnya mengeluhkan rasa gatal, kaki yang bersisik, dan fisura yang nyeri pada sela jari kaki.[19]
Diagnosis banding lain pada tinea pedis dapat disingkirkan melalui temuan hifa panjang dan/atau artrospora pada preparat kalium hidroksida (KOH) atau pada kultur kulit. Manifestasi klinis pada tinea pedis sendiri bervariasi karena bergantung pada tipenya.[4,6]
Anamnesis
Biasanya pasien akan menggambarkan gejala dari tinea pedis berupa rasa gatal, kaki yang bersisik, dan seringkali terdapat fisura yang nyeri di antara jari kaki. Beberapa pasien mendeskripsikan lesi ulseratif atau vesikular. Kebanyakan pasien usia tua mungkin menyebutkan kondisi kaki yang bersisik sebagai kulit kering.[19]
Berdasarkan manifestasi klinis yang ditemukan, tinea pedis diklasifikasi menjadi tipe interdigital, hiperkeratotik kronik, vesikobulosa, dan ulseratif akut. Pasien tinea pedis interdigital biasanya mengeluhkan rasa gatal, terbakar dan bau pada jari-jari kaki ke-4 dan ke-5.[4,6,20]
Biasanya tipe hiperkeratotik kronik bersifat asimtomatik namun dapat juga mengeluhkan kemerahan, sisik, gatal, dan nyeri pada saat berjalan. Pasien dengan tinea pedis vesikobulosa atau inflamatorik dapat mengeluhkan gatal dan nyeri hebat saat menapakkan kaki. Sedangkan pada tinea pedis ulseratif, terdapat ulkus, rasa gatal, dan nyeri bergantung pada keparahan lesi.[20]
Pemeriksaan Fisik
Temuan yang didapatkan pada tinea pedis bervariasi sesuai dengan klasifikasinya.[4,6,20]
Tinea Pedis Interdigital
Tinea pedis interdigital merupakan manifestasi klinis yang paling sering ditemukan, dengan gambaran eritema, skuama, maserasi dan fisura pada sela jari kaki, terutama pada tiga jari lateral. Lesi kulit dapat berekstensi ke area plantar pedis.[4,7,20]
Tinea Pedis Hiperkeratotik Kronik
Gambaran lesi kulit pada tipe hiperkeratotik kronik atau dikenal juga sebagai tipe moccasin adalah eritema plantar kronik dengan skuama difus/lokalisata pada kedua kaki. Lesi ditemukan pada plantar pedis, dapat berekstensi ke sisi lateral, namun biasanya tidak ditemukan pada dorsal pedis. Tipe ini juga dapat tinea manus atau tinea unguium karena sering menggaruk kaki.[5,8,20]
Tinea Pedis Vesikobulosa
Tipe vesikobulosa atau inflamatorik memiliki lesi kulit berupa vesikel tegang, bula, dan pustul dengan ukuran sekitar 3 mm. Letak predileksi terdapat pada anteromedial plantar pedis. Tipe ini terkadang sulit dibedakan secara klinis dengan dermatitis pompholyx.[5,8]
Tinea Pedis Ulseratif Akut
Lesi vesikopustular disertai ulserasi dan erosi adalah gambaran klinis tinea pedis ulseratif akut. Lesi biasanya cepat menyebar, mulai dari sela jari kaki ke-3 dan ke-4 yang kemudian dapat menyebar pada lateral dorsum pedis. Pada beberapa kasus dapat menyebar ke seluruh permukaan dorsum pedis. Pada tipe ini juga dapat disertai infeksi sekunder bakteri gram negatif.[5,8]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding tinea pedis bervariasi berdasarkan tipenya dan umumnya adalah penyakit-penyakit kulit yang disertai dengan keluhan gatal. Ketika pasien menggaruk lesi, dapat terjadi infeksi sekunder yang berpotensi mengelabui efloresensi primer sehingga menyulitkan penentuan diagnosis. Selain itu, pengambilan sampel kulit untuk kerokan yang tidak tepat juga menjadi masalah lainnya.
Eritrasma
Gambaran lesi kulit eritrasma adalah lesi makula eritema berbatas tegas. Eritrasma dan tinea pedis interdigital mempunyai lokasi predileksi yang sama, yaitu pada sela jari kaki. Eritrasma didiagnosis menggunakan lampu Wood dan didapatkan fluoresensi coral red.[21]
Infeksi Candida Interdigital
Diagnosis banding tinea pedis interdigital adalah infeksi candida interdigital yang sama-sama melibatkan sela-sela jari. Hasil kerokan kulit dengan KOH 20% mendapatkan pseudohifa.[4]
Dermatitis Kontak Kronis
Lesi kulit tinea pedis hiperkeratotik kronis dan dermatitis kontak iritan maupun alergi kronis terkadang memiliki kesamaan yaitu eritema dan skuama. Namun, pada dermatitis kontak kronis, biasanya ada riwayat paparan, dan distribusi lesi sesuai dengan bentuk paparan, misalnya alas kaki. Penyebab dapat diidentifikasi melalui tes tempel/provokasi dan bila paparan dihentikan gejala dapat mereda.[7,12]
Psoriasis
Pada kasus psoriasis dan tinea pedis, lesi hiperkeratotik atau pustular dapat ditemukan. Namun psoriasis biasanya melibatkan bagian tubuh lainnya dan terdapat riwayat yang sama pada keluarga. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan tanda Auspitz positif dan fenomena Koebner. Pada pemeriksaan histopatologis ditemukan akantosis dengan parakeratosis, mikroabses.[4,7,12]
Pompoliks (Dermatitis Dishidrotik)
Lesi kulit antara tinea pedis vesikobulosa dan pompoliks (dermatitis dishidrotik) mirip yaitu adanya vesikel atau bula. Namun, pada dermatitis dishidrotik, bentuk vesikel khas menyerupai “tapioca pudding” pada sisi lateral digiti dan lebih sering terjadi pada tangan.[7,12]
Skabies
Gambaran lesi kulit skabies dapat berupa kanalikuli disertai ekskoriasi, papul, dan vesikel, Bila terdapat infeksi sekunder makan dapat terlihat pustul. Diagnosis skabies ditegakkan dengan temuan tungau pada dermoskopi atau kerokan kulit.[22]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis tinea pedis dapat dilakukan dengan pemeriksaan preparat KOH. Pemeriksaan kultur merupakan pemeriksaan baku emas namun hanya digunakan bila terjadi kegagalan terapi.[1,4,6,13]
Pemeriksaan Preparat KOH
Pemeriksaan preparat dengan KOH 20% merupakan pemeriksaan yang dapat mendiagnosa tinea pedis. Temuan yang mengarah pada diagnosis adalah adanya hifa panjang dan/atau artrospora. Sampel yang dipakai merupakan kerokan kulit bagian tepi lesi.[4]
Pemeriksaan Kultur
Pemeriksaan kultur merupakan pemeriksaan baku emas yang dapat menentukan spesies jamur secara spesifik dan menilai resistensi jamur terhadap pengobatan apabila tidak ada perbaikan klinis setelah pemberian terapi. Pemeriksaan kultur dilakukan dengan menggunakan agar Saboraud plus pada suhu 28 C selama 1-4 minggu.[4]
Pemeriksaan Biopsi
Biopsi kulit biasanya tidak dilakukan, namun temuan biopsi pada tinea pedis adalah akantosis, hiperkeratosis, infiltrat perivaskular pada dermis. Pada tipe vesikobulosa dapat ditemukan spongiosis dan paraketosis. Pewarnaan dengan PAS atau silver methenamine menunjukkan filamen jamur.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Athieqah Asy Syahidah