Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Keracunan Makanan general_alomedika 2023-08-10T11:38:13+07:00 2023-08-10T11:38:13+07:00
Keracunan Makanan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi kesehatan

Prognosis Keracunan Makanan

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Prognosis pasien keracunan makanan memburuk jika etiologi tidak bersifat self-limited dengan komplikasi yang berbahaya, misalnya Clostridium botulinum. Faktor yang mempengaruhi prognosis lainnya adalah kerentanan terhadap dehidrasi, khususnya pada bayi, anak-anak, dan lanjut usia. Komplikasi yang dapat timbul pada keracunan akibat botulinum ini adalah paralisis yang dapat berakhir pada mortalitas.

Komplikasi

Sebagian besar kasus keracunan makanan tidak menimbulkan komplikasi. Akan tetapi ada beberapa patogen yang menimbulkan komplikasi lebih lanjut jika tidak ditata laksana dengan baik. Berikut adalah beberapa contoh patogen yang memiliki komplikasi lebih lanjut.

  • Clostridium perfringens: patogen ini memiliki komplikasi enteritis nekrotikans atau pig-bell dan dapat berujung fatal[32]

  • Listeria sp: komplikasi invasif seperti bakteremia dan meningitis lebih sering terjadi pada pasien neonatus, orang tua, dan pasien dengan gangguan sistem imun[33]

  • Salmonella sp: bakteri ini dapat menyebar secara hematogen dan menyebabkan komplikasi infeksi di endovaskular seperti aortitis dan endokarditis; infeksi di tulang dan sendi; dan abses visceral[34]

  • Vibrio parahaemolyticus
  • Komplikasi dari Parahaemolyticus disebabkan oleh eksotoksin dan menyebabkan bakteremia dan sepsis, terutama pada pasien dengan gangguan hepar[35]
  • Yersinia: komplikasi yang dapat terjadi adalah eritema nodosum pada kaki dan batang tubuh (dapat menghilang setelah 1 bulan); artritis pada sendi lutut, pergelangan kaki, atau pergelangan tangan (menghilang dalam 1 – 6 bulan); dan glomerulonefritis[36]

  • Toksin ciguatera: Pada beberapa kasus, toksin ciguatera dapat menimbulkan gangguan kardiovaskular yang bermanifestasi sebagai bradikardi, hipotensi, aritmia, atau blok atrioventrikular. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menyebabkan kematian[37]
  • Toksin pada jamur: Keracunan makanan akibat toksin pada jamur, dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen akibat dehidrasi yang berkepanjangan, serta gangguan neurologis seperti kejang. Risiko komplikasi dan mortalitas akan meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua dan pasien yang datang dengan keluhan gastrointestinal[38]
  • Arsenik: Paparan arsenik dalam waktu yang lama atau sejak dari masa kandungan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, dapat meningkatkan risiko kanker, penyakit paru kronik, infark miokard, dan gagal ginjal. Jika paparan dimulai dari usia dini, perkembangan kognitif, kecerdasan, dan memori dapat terganggu[39,40]

Prognosis

Dokter harus bisa membedakan etiologi keracunan makanan yang bersifat self-limited dengan etiologi yang membahayakan nyawa akibat risiko komplikasinya. Prognosis pasien dengan etiologi yang membahayakan nyawa ditentukan oleh penanganan yang tepat dan diberikan secara cepat.

Contohnya adalah Clostridium botulinum. Kasus botulisme yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan morbiditas seperti paralisis dan mortalitas hingga 5% dari kasus. Keracunan akibat toksin akibat jamur juga dapat berakibat fatal, bahkan sampai berujung ke kematian, jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat.[38,41]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

32. Petrillo TM, Beck-Sague CM, Songer JG, Abramowsky C, Fortenberry JD, Meacham L, et al. Enteritis necroticans (pigbel) in a diabetic child. N Eng J Med. 2000;342(17):1250-3
33. Allerberger F, Wagner M. Listeriosis: a resurgent foodborne infection. Clin Microbiol Infect. 2010;16(1):16-23
34. Cianflone NF. Salmonellosis and the GI tract: more than just peanut butter. Curr Gastroenterol Rep. 2008;10(4):424-31
35. Shimohata T, Takahashi A. Diarrhea induced by infection of Vibrio parahaemolyticus. J Med Invest. 2010;57(3-4):179-82
36. Gupta V, et al. Detection of Yersinia enterocolitica in food: an overview. J Clin Microbiol Infect Dis. 2015;34(4):641-50
37. Senthilkumaran S, Meenakshisundaram R, Michaels AD, Suresh P, Thirumalaikolundusubramanian P. Cardiovascular Complications in Ciguatera Fish Poisoning: A Wake-up Call. Heart Views. 2011;12(4):166-8
38. Cevik AA, Unluoglu I. Factors affecting mortality and complications in mushroom poisonings over a 20 year period: a report from Central Anatolia. Turk J Emerg Med. 2014;14(3):104-10
39. In utero and early life arsenic exposure in relation to long-term health and disease. Toxicol Appl Pharmacol. Farzan SF, Karagas MR, Chen Y. 2013;272(2):384-90
40. The developmental neurotoxicity of arsenic: cognitive and behavioral consequences of early life exposure. Tolins M, Ruchirawat M, Landrigan P. Ann Glob Health. 2014;80(4):303-14
41. Gill CJ, Hamer DH. Foodborne Illnesses. Curr Treat Options Gastroenterol. 2001 Feb;4(1):23-38. doi: 10.1007/s11938-001-0044-0. PMID: 11177679.

Penatalaksanaan Keracunan Makanan
Edukasi dan Promosi kesehatan Ke...
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Januari 2024, 08:13
Tata laksana mengatasi kasus keracunan jamur
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 13th datang di antar keluarganya ke klinik dengan keluhan penurunan kesadaraan setelah mengkonsumsi jamur yg tumbuh...
dr.Peter Fernando
Dibuat 04 Agustus 2023, 06:22
Mnemonic #24 : Gejala Keracunan Makanan
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
M - Mual dan Muntah A - Asam Lambung naik (heartburn) K - Kram Perut (abdominal cramps) A - Air Liur Berlebihan (excessive salivation) N - Nyeri Perut...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.