Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Ulkus Peptikum general_alomedika 2022-12-27T13:31:04+07:00 2022-12-27T13:31:04+07:00
Ulkus Peptikum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Ulkus Peptikum

Oleh :
dr. Catherine Ranatan
Share To Social Media:

Patofisiologi ulkus peptikum melibatkan ketidakseimbangan antara faktor protektif dan faktor destruktif pada mukosa gastroduodenal, sehingga terjadi kerusakan mukosa dan ulkus. Contoh faktor protektif adalah mukus, bikarbonat, prostaglandin, sel epitel, sel progenitor mukosa, dan aliran darah mukosa. Sementara itu, contoh faktor destruktif adalah penggunaan nonsteroidal antiinflammatory drugs, infeksi Helicobacter pylori, asam lambung, dan pepsin.[6]

Infeksi Helicobacter pylori

Infeksi H. pylori merupakan penyebab ulkus peptikum terbanyak. Mekanisme kerusakan mukosa oleh bakteri H. pylori merupakan proses yang kompleks, tetapi pada dasarnya bakteri H. pylori mengandung enzim urease yang mampu memproduksi amonia (NH3) dari urea. Amonia bereaksi dengan asam lambung (HCl) membentuk monochloramine (NH2Cl).[3,6]

Amonia bersifat asam lemah. Adanya amonia menyebabkan kondisi lambung menjadi lebih basa, sehingga menguntungkan bagi H. pylori. Selain itu, amonia juga bersifat destruktif terhadap epitel lambung.[3,6]

Infeksi H. pylori juga memicu reaksi radang. Sel radang yang berkumpul menginduksi nekrosis sel-sel lambung. H. pylori juga secara langsung menstimulasi pembentukan reactive oxygen species yang dapat menyebabkan stres oksidatif dan pada akhirnya menyebabkan kematian sel.[3,6]

Konsumsi NSAID

Konsumsi nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID) dalam jangka panjang dapat menghambat produksi prostaglandin. Prostaglandin berfungsi untuk mengatur aktivitas molekuler pada sel lambung, yakni mengurangi aktivitas sel mast dan menghambat adhesi leukosit, serta mengatur kecukupan peredaran darah untuk mukosa lambung.[6]

NSAID juga dapat berperan langsung dalam kerusakan mukosa dengan mengerahkan neutrofil dan memproduksi reactive oxygen species (ROS) yang menimbulkan stres oksidatif.[6]

Asam Lambung dan Pepsin

Normalnya, asam lambung memiliki keasaman 1,5–3,5. Jika terjadi infeksi H. pylori, produksi gastrin akan meningkat pada fase kronis, yang menyebabkan peningkatan produksi asam lambung. Produksi asam lambung yang berlebihan ini akan bersifat destruktif terhadap epitel mukosa.[6]

Pepsin merupakan enzim yang dihasilkan chief cell melalui pepsinogen yang berguna dalam mencerna protein. Hilangnya lapisan mukosa dinding lambung menyebabkan pepsin malah mencerna epitel lambung dan menyebabkan tukak atau ulkus pada mukosa lambung. Apabila terjadi perforasi, isi lambung dapat menginfeksi peritoneum dan menyebabkan peritonitis.[6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

3. Mustafa M, Menon J, Muiandy RK, et al. Risk factor, diagnosis, and management of peptic ulcer disease. IOSR J of Dental and Med Sci. 2015;14(7):40-46.
6. Choudhary A, Singh A. Peptic Ulcer: A Review on Epidemiology, Molecular Mechanism of Pathogenesis and Management. International Journal of Chemistry and Pharmaceutical Sciences. 2014;2(4):788-796.

Pendahuluan Ulkus Peptikum
Etiologi Ulkus Peptikum

Artikel Terkait

  • Red Flags Tinja Berdarah pada Dewasa
    Red Flags Tinja Berdarah pada Dewasa
  • Peran DLBS2411 dalam Terapi Penyakit Asam Lambung e-Course
    Peran DLBS2411 dalam Terapi Penyakit Asam Lambung e-Course
  • Pemeriksaan HpSA untuk Diagnosis Infeksi Helicobacter pylori
    Pemeriksaan HpSA untuk Diagnosis Infeksi Helicobacter pylori
  • Penyebab dan Manajemen Hematemesis pada Anak
    Penyebab dan Manajemen Hematemesis pada Anak
  • DLBS2411 sebagai Gastroprotektor dan Terapi Ulkus Peptikum Tanpa Perdarahan
    DLBS2411 sebagai Gastroprotektor dan Terapi Ulkus Peptikum Tanpa Perdarahan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Agustus 2024, 06:52
Pengobatan anemia pada ulkus gaster
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, adakah yg bisa sharing, pada pasien2 lansia dgn ulkus gaster (ditegakkan hanya berdasar anamnesis pemfis tanpa disertai pemeriksaan endoskopi) dan...
Anonymous
Dibalas 11 April 2022, 19:05
Dapatkah stres ulcer terjadi akibat ambu bag ?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Apakah pada saat memberi bantuan jalan napas pada pasien apnea atau bradipnea dengan Ambu Bag harus di sertai NGT agar tidak terjadi stres ulcer...
dr. Renate Parlene Marsaulina
Dibalas 14 April 2021, 12:50
Bagaimana edukasi pasien yang ingin berpuasa dengan kondisi ulkus peptikum - Gastroenterologi-Hepatologi Ask the Expert
Oleh: dr. Renate Parlene Marsaulina
2 Balasan
Alo dr. Muhammad Miftahussurur, Sp.PD-KGEH, M.Kes, Ph.D, FINASIM. Apakah ulkus peptikum menjadi kontraindikasi dilakukannya puasa?Jika pasin menginginkan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.