Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Anemia Sel Sabit general_alomedika 2024-04-04T13:29:55+07:00 2024-04-04T13:29:55+07:00
Anemia Sel Sabit
  • Pendahuluan
  • Test01
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Anemia Sel Sabit

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Prognosis anemia sel sabit, atau sickle cell anemia, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi hand-foot syndrome, kadar Hb darah, leukositosis, dan adanya komplikasi. Dalam hal ini, pemberian terapi anemia sel sabit adalah menjaga pasien agar bisa memiliki kesintasan yang tinggi dan morbiditas minimal.[4,5]

Komplikasi

Komplikasi akibat penyakit sel sabit dapat berbeda pada tiap pasiennya dan dapat bersifat ringan hingga berat. Berdasarkan onset munculnya, komplikasi anemia sel sabit dibedakan menjadi komplikasi akut dan kronik.[4,5]

Komplikasi Akut

Komplikasi anemia sel sabit yang bersifat akut antara lain kejadian vasooklusif, acute chest syndrome, stroke akut, dan acute splenic sequestration.

Krisis Vasooklusif:

Vasooklusi merupakan penyebab morbiditas tersering pada pasien anak dan dewasa penderita anemia sel sabit. Kondisi ini menyebabkan nyeri bersifat intermiten yang dapat dirasakan di berbagai tempat, sesuai dengan terjadinya penyumbatan.

Salah satu tanda umum yang umum disebabkan oleh vasooklusi adalah daktilitis atau disebut hand-foot syndrome. Gejalanya berupa pembengkakan dan nyeri pada jari-jari tangan dan kaki yang episodenya dapat dialami sejak anak berusia 6 bulan.

Kondisi vasooklusi juga memicu komplikasi organ serius yang dapat menyebabkan disabilitas sepanjang hidup atau kematian prematur. Pencetus nyeri vasooklusif umumnya adalah dehidrasi, infeksi, suhu ekstrim, dan stres emosional.[4,5,9]

Bakteremia:

Anak dengan penyakit sel sabit memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami bakteremia yang dapat menyebabkan sepsis. Hal ini bisa berujung kematian, umumnya akibat asplenia fungsional yang dialami pasien. Berdasarkan hasil studi di negara berkembang, organisme yang paling sering menyebabkan sepsis adalah Streptococcus pneumoniae, Salmonella sp, dan Haemophilus influenzae.[1,4,5]

Acute Chest Syndrome:

Acute chest syndrome (ACS) adalah kegawatdaruratan yang timbul akibat infark pada iga, menyebabkan splinting dada dan atelektasis. Pada anak, manifestasi dapat berupa nyeri dada, demam, batuk, takipnea, leukositosis, dan infiltrat pulmonal. Pasien dewasa biasanya afebris dengan dyspnea, nyeri dada, dan infiltrat multilobus. Jika tidak diobati, ACS dapat berkembang menjadi acute respiratory distress syndrome.[1,4,16]

Stroke:

Stroke dapat muncul pada 10% kasus penyakit sel sabit dan biasanya mengenai pembuluh darah serebral yang besar dan mengenai regio otak secara luas. Tanpa terapi, rekurensi berisiko tinggi untuk terjadi. Dengan terapi transfusi darah, risiko rekurensi berkisar 22%.[1,11,25]

Komplikasi Kronik

Komplikasi anemia sel sabit yang bersifat kronik mencakup nyeri kronik, hipertensi pulmonal, retinopati, avascular necrosis pada persendian, leg ulcers, dan gagal ginjal.

Nyeri Kronik:

Nyeri kronik pada pasien anemia sel sabit dapat berlangsung seumur hidup dan mulai muncul sejak tahun pertama usia kehidupan pasien. Prevalensi nyeri kronik meningkat seiring peningkatan usia. Sebanyak 30–40% pasien usia anemia sel sabit usia dewasa dilaporkan mengalami nyeri kronik. Nyeri kronik dapat disebabkan oleh cedera reperfusi hipoksia, inflamasi, peningkatan adhesitas sel darah merah, dan sensitisasi sel saraf.[4,5]

Avascular Necrosis (AVN):

AVN atau osteonekrosis diartikan sebagai nekrosis masif dari tulang dan sumsum tulang. Pada pasien anemia sel sabit, kondisi ini disebabkan oleh perubahan pada sel darah merah yang berdampak pada kerusakan pembuluh darah jaringan dan cedera osteoartikular. AVN dapat menyebabkan nyeri kronik, terutama di area femur, humerus, dan persendian pinggul. Sebanyak 40–80 % kasus AVN pada pinggul terjadi secara bilateral.

Leg Ulcers:

Leg ulcers merupakan komplikasi kutaneus yang paling umum dialami oleh pasien anemia sel sabit. Leg ulcers diakibatkan oleh kerusakan vena kronik yang mana onsetnya lebih sering terjadi pada pasien berusia 10–25 tahun. Kondisi ini sering kali berdampak signifikan pada kualitas hidup pasien hingga menyebabkan depresi.[4,5]

Hipertensi Pulmonal:

Angka kejadian hipertensi pulmonal pada pasien dewasa dengan penyakit sel sabit berkisar antara 25-32%. Echocardiogram disarankan sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi adanya high tricuspid regurgitant velocity sebagai penanda meningkatnya tekanan arteri sistolik pulmonal.[2,4,5]

Gangguan Ginjal:

Kerusakan ginjal dapat terjadi akibat hiperfiltrasi glomerular, peningkatan beban kerja tubular, serta kerusakan jaringan akibat episode berulang dari pembentukan sel sabit dan proses vasooklusi. Albuminuria merupakan gejala yang paling umum muncul dan dapat memberat seiring bertambahnya usia. Skrining proteinuria setiap tahun di mulai saat pasien berusia 10 tahun dapat membantu deteksi dini adanya kerusakan ginjal.[4,5]

Komplikasi Oftalmologi:

Infark fasial paraorbital dapat menyebabkan ptosis. Perubahan vaskular retina dapat menyebabkan neovaskularisasi dan retinopati. Retinitis proliferatif bisa ditemukan pada penyakit sel sabit dan bisa menimbulkan kebutaan.[4,5]

Prognosis

Prognosis anemia sel sabit dapat berbeda pada tiap pasien namun akan memburuk jika terdapat kondisi berikut, yakni daktilitis pada infant berusia <1 tahun, kadar hemoglobin <7 g/dl, leukositosis tanpa adanya infeksi.

Anemia sel sabit dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Episode berulang krisis vasooklusi menyebabkan nyeri kronik dan fatigue yang mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Adanya berbagai komplikasi berat juga dapat meningkatkan risiko kematian pada pasien. Penyebab kematian pada orang dengan penyakit sel sabit umumnya meliputi infeksi, hipertensi pulmonal, gagal ginjal, acute chest syndrome, dan stroke.[3,4]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda

Referensi

1. Brandow AM, Liem RI. Advances in the diagnosis and treatment of sickle cell disease. J Hematol Oncol. 2022 Mar 3;15(1):20. doi: 10.1186/s13045-022-01237-z. PMID: 35241123; PMCID: PMC8895633.
2. Elendu C, Amaechi DC, Alakwe-Ojimba CE, Elendu TC, Elendu RC, Ayabazu CP, Aina TO, Aborisade O, Adenikinju JS. Understanding Sickle cell disease: Causes, symptoms, and treatment options. Medicine (Baltimore). 2023 Sep 22;102(38):e35237. doi: 10.1097/MD.0000000000035237. PMID: 37746969; PMCID: PMC10519513.
3. GBD 2021 Sickle Cell Disease Collaborators. Global, regional, and national prevalence and mortality burden of sickle cell disease, 2000-2021: a systematic analysis from the Global Burden of Disease Study 2021. Lancet Haematol. 2023 Aug;10(8):e585-e599. doi: 10.1016/S2352-3026(23)00118-7. Epub 2023 Jun 15. Erratum in: Lancet Haematol. 2023 Aug;10(8):e574. PMID: 37331373; PMCID: PMC10390339.
4. Maakaron, JE. Medscape. Sickle cell anemia. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/205926-differential
5. Mangla A, Ehsan M, Agarwal N, et al. Sickle Cell Anemia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482164/
11. DeBaun MR, Jordan LC, King AA, Schatz J, Vichinsky E, Fox CK, McKinstry RC, Telfer P, Kraut MA, Daraz L, Kirkham FJ, Murad MH. American Society of Hematology 2020 guidelines for sickle cell disease: prevention, diagnosis, and treatment of cerebrovascular disease in children and adults. Blood Adv. 2020 Apr 28;4(8):1554-1588. doi: 10.1182/bloodadvances.2019001142. PMID: 32298430; PMCID: PMC7189278.
16. Friend A, Settelmeyer TP, Girzadas D. Acute Chest Syndrome. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441872/
25. Kuikel S, Rauniyar R, Kharel S, Bist A, Giri S, Thapaliya S, Paudel S. Prevalence of Stroke in Asian Patients with Sickle Cell Anemia: A Systematic Review and Meta-Analysis. Neurol Res Int. 2021 Jun 3;2021:9961610. doi: 10.1155/2021/9961610. PMID: 34150339; PMCID: PMC8195673.

Penatalaksanaan Anemia Sel Sabit
Edukasi dan Promosi Kesehatan An...

Artikel Terkait

  • Skrining Penyakit Sickle Cell pada Bayi Baru Lahir
    Skrining Penyakit Sickle Cell pada Bayi Baru Lahir
Diskusi Terkait
dr.Pittara Pansawira
Dibalas 28 Juni 2022, 17:30
Apakah saran untuk diagnosis awal sickle cell anemia bagi dokter layanan primer? - Hematologi & Onkologi Ask the Expert
Oleh: dr.Pittara Pansawira
2 Balasan
Selamat siang, dr. Alvin, SpPD-KHOM,Sebelumnya mohon maaf dok, saya masih sangat awam dengan penyakit sickel cell anemia. Apakah ada saran untuk dokter...
Anonymous
Dibalas 28 Juni 2022, 15:35
Karakteristik nyeri pada pasien sickle cell - Hematologi & Onkologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang dokter Alvin,Apakah ada karakteristik nyeri pada pasien sickle cell? Apakah bisa dibedakan dengan nyeri lainnya, seperti myialgia atau neuropati?
Anonymous
Dibalas 28 Juni 2022, 15:19
Usia berapa pasien sickle cell? - Hematologi & Onkologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Alvin SpPD-KHOM.. pada usia berapa, pasien sickle cell biasanya terdiagnosis? Tanda dan gejala apa yang bisa menjadi petunjuk awal kecurigaannya?...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.