Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Thalassemia general_alomedika 2022-11-17T14:47:07+07:00 2022-11-17T14:47:07+07:00
Thalassemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Thalassemia

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Thalassemia adalah hemoglobinopati yang diturunkan secara autosomal resesif. Thalassemia terjadi akibat defek pada gen pembentuk rantai globin α dan β yang diperlukan untuk membentuk hemoglobin. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan rantai globin α dan β, sehingga pembentukan hemoglobin menjadi terganggu.

Secara garis besar, thalassemia dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu thalassemia alfa dan beta. Thalassemia alfa yang ditandai dengan insufisiensi atau absennya produksi rantai globin α, lebih lanjut dibagi menjadi thalassemia trait, HbH, dan bentuk berat yang menyebabkan hidrops fetalis. Thalassemia beta ditandai dengan insufisiensi atau absennya produksi rantai globin β. Terdapat 3 bentuk thalassemia beta, yaitu thalassemia beta transfusion-dependent (disebut juga thalassemia beta mayor atau Cooley's anemia), non-transfusion dependent (disebut juga thalassemia beta intermedia) dan thalassemia beta minor (disebut juga thalassemia beta trait). Penggunaan terminologi telah bergeser dari "mayor, intermedia, minor" menjadi  transfusion-dependent atau non-transfusion-dependent.[1-3]

Sumber: Erhabor O, Wikimedia commons, 2014. Sumber: Erhabor O, Wikimedia commons, 2014.

Diagnosis pasti thalassemia yaitu melalui pemeriksaan genetik, namun diagnosis thalassemia dapat diarahkan melalui serangkaian anamnesis, pemeriksaan fisik, yang ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Manifestasi klinis thalassemia antara lain anemia kronis, sklera kuning, pembesaran perut, gangguan tumbuh kembang, pubertas terhambat, riwayat transfusi darah rutin, dan terdapat riwayat thalassemia pada keluarga.[1,2]

Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai facies Cooley yang ditandai oleh hipertrofi maksila, dahi menonjol, jarak kedua mata melebar, mata menyipit, dan maloklusi gigi. Temuan lain mencakup sklera ikterik, hepatosplenomegali, gizi kurang, dan hiperpigementasi kulit.

Pada pemeriksaan laboratorium darah akan didapatkan anemia dengan kadar mean corpuscular volume (MCV) rendah. Pada gambaran apusan darah tepi didapatkan mikrositik hipokrom, anisositosis, poikilositosis, basophilic stippling, sel target, dan eritrosit berinti.[1,3,4]

Tata laksana thalassemia tergantung pada jenis thalassemia yang dialami pasien. Tata laksana umum pada pasien thalassemia antara lain transfusi darah, kelasi besi, splenektomi, hingga transplantasi sel hematopoetik. Transfusi darah diindikasikan bila kadar Hb < 7 g/dl yang diperiksa dua kali dengan minimal jarak antar pemeriksaan yaitu 2 minggu; atau kadar Hb>7 g/dl yang disertai manifestasi klinis gagal tumbuh dan deformitas tulang.

Terapi kelasi besi bertujuan untuk mencegah komplikasi berupa hemosiderosis akibat pemberian transfusi darah rutin. Pilihan terapi kelasi besi yaitu deferoxamine (DFO), deferiprone (DFP), dan deferasirox (DFX). Terapi transplantasi sel hematopoetik dapat memberikan tingkat kesembuhan hingga sebesar 90%.[1-4]

Luspatercept merupakan satu-satunya obat yang sudah disetujui FDA untuk digunakan pada pasien thalassemia beta mayor atau transfusion-dependent. Obat ini telah dikaitkan dengan penurunan signifikan kebutuhan transfusi darah. Meski demikian, perlu dilakukan tes kehamilan sebelum penggunaan pada wanita usia subur karena luspatercept dikontraindikasikan pada ibu hamil.[18-21]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Michael Susanto

Referensi

1. Baird DC, Batten SH, Sparks SK. Alpha- and Beta-thalassemia: Rapid Evidence Review. Am Fam Physician. 2022 Mar 1;105(3):272-280. PMID: 35289581.
2. Helmi N, Bashir M, Shireen A, Ahmed IM. Thalassemia review: features, dental considerations and management. Electron Physician. 2017 Mar 25;9(3):4003-4008. doi: 10.19082/4003. PMID: 28461877; PMCID: PMC5407235.
3. Bajwa H, Basit H. Thalassemia. StatPearls. NCBI. 2021.
4. Kemenkes. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Thalasemia. 2018.
18. Cappellini MD, Taher AT. The use of luspatercept for thalassemia in adults. Blood Adv. 2021 Jan 12;5(1):326-333. doi: 10.1182/bloodadvances.2020002725. PMID: 33570654; PMCID: PMC7805339.
19. M. Domenica Cappellini, M.D et al. A Phase 3 Trial of Luspatercept in Patients with Transfusion-Dependent β-Thalassemia. N Engl J Med 2020; 382:1219-1231.
20. Piga A, Perrotta S, Gamberini MR, et al. Luspatercept improves hemoglobin levels and blood transfusion requirements in a study of patients with β-thalassemia. Blood 2019; 133:1279.
21. Angelucci E. A new medical therapy for anemia in thalassemia. Blood 2019; 133:1267.

Patofisiologi Thalassemia

Artikel Terkait

  • Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
    Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
  • Efikasi Luspatercept pada Pasien Thalassemia Beta yang Bergantung pada Transfusi
    Efikasi Luspatercept pada Pasien Thalassemia Beta yang Bergantung pada Transfusi
  • Kegunaan Indeks Mentzer dalam Membedakan Trait Beta Thalassemia dengan Anemia Defisiensi Besi
    Kegunaan Indeks Mentzer dalam Membedakan Trait Beta Thalassemia dengan Anemia Defisiensi Besi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 April 2023, 08:34
Tanda dan gejala anak menderita thalassemia
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Bagaimana dokter mencurigai seorang anak menderita thalassemia?Apa gejala dan tanda yang khas?
Anonymous
Dibalas 29 November 2022, 16:04
Apakah thalassemia minor perlu terapi? - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo DokterUntuk pasien thalassemia minor apakah perlu terapi tertentu? Atau apakah hanya observasi berkala saja?
dr.Astrid Sophia Wulandari
Dibalas 29 November 2022, 15:57
Pemeriksaan dan pencegahan tersier thalassemia - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr.Astrid Sophia Wulandari
1 Balasan
Alo, dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD-KHOMIjin bertanya dok, terkait thalasemia. Pertama apakah pemeriksaan genetik dapat menjadi gold standar untuk thalassemia...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.