Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Gagal Napas general_alomedika 2024-01-03T10:25:26+07:00 2024-01-03T10:25:26+07:00
Gagal Napas
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Gagal Napas

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Etiologi gagal napas atau respiratory failure mencakup gangguan pada paru, sistem saraf, maupun disfungsi jantung dan anemia berat. Gagal napas akibat disfungsi paru difus mencakup semua hal yang bisa menyebabkan ketidaksesuaian ventilasi/perfusi (V̇/Q̇) atau shunt paru.

Disfungsi neurologis yang bisa menyebabkan gagal napas adalah depresi medula oblongata. Disfungsi jantung, seperti curah jantung rendah atau edema paru, serta kekurangan hemoglobin untuk mengangkut gas juga merupakan penyebab gagal napas.[1,2,7,9-10]

Gangguan Ekstrinsik Paru

Gangguan ekstrinsik paru seperti depresi medula oblongata dapat menyebabkan terjadinya gagal napas. Depresi medula oblongata yang merupakan pusat pernapasan dapat disebabkan oleh overdosis obat, baik sedatif maupun narkotik, serta adanya trauma pada otak.[10-12]

Gangguan Intrinsik Paru

Gangguan intrinsik paru seperti edema paru masif, atelektasis, pneumonia dengan konsolidasi yang luas, dan acute respiratory distress syndrome (ARDS) dapat menyebabkan keadaan  hipoksemia yang berat yang berakhir dengan gagal napas.[2,7,10]

Gangguan Obstruksi Difus

Gangguan obstruksi difus merupakan bagian dari gangguan intrinsik paru yang berupa emfisema, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), dan fibrosis kistik dapat menyebabkan gagal ventilasi atau hiperkapnia.[7,10]

Gangguan Restriktif Paru

Gangguan restriktif paru merupakan bagian dari gangguan intrinsik paru yang berupa sarkoidosis, scleroderma, dan fibrosis interstitial yang dapat menyebabkan hipoksemia ringan yang jika tidak diatasi akan berpotensi menyebabkan kondisi gagal napas.[10,11]

COVID-19 

Sekitar 30% pasien dengan infeksi COVID-19 yang dirawat di ruang perawatan intensif mengalami edema paru berat, dispnea, hipoksemia, bahkan gagal napas. Studi lain juga melaporkan bahwa 11 dari 17 pasien atau sekitar 65% pasien dengan infeksi COVID-19 mengalami ARDS yang berakhir dengan gagal napas akut.

Pada infeksi COVID-19, virus bereplikasi di epitel mukosa saluran pernapasan bagian atas, kemudian bereplikasi lebih lanjut di saluran pernapasan bawah dengan proses replikasi virus yang sangat cepat pada beberapa kasus, sehingga dapat memicu respon imun yang kuat yaitu badai sitokin yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.[2,8,10]

Tabel 1. Etiologi Gagal Napas

Gangguan Ekstrinsik Paru Depresi pusat pernapasan Overdosis obat (sedatif, narkotik)
Trauma serebral
Infark serebral
Ensefalitis
Gangguan Neuromuskular Sindrom Guillain-Barre
Miastenia gravis
Distrofi muskular
Cedera medulla atau cedera servikalis
Gangguan pleura dan dinding toraks Trauma toraks (fraktur pada tulang iga, flail chest)
Pneumothorax
Efusi pleura
Kelainan kurvatura tulang vertebrae seperti kifoskoliosis
Gangguan Jantung Infark miokard
Gagal Jantung
Lainnya

Systemic inflammatory response syndrome (SIRS)

Sepsis
Gangguan Intrinsik Paru Gangguan Obstruksi Difus Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Fibrosis kistik
Asma
Status asmatikus
Gangguan Restriktif Paru Sarkoidosis
Skleroderma
Fibrosis intersisial et causa pajanan silica
Edema paru (kardiogenik ataupun non-kardiogenik)
Pneumonia konsolidasi
Gangguan Pembuluh Darah Paru Emboli paru
Emfisema paru
Infeksi Paru Pneumonia
COVID-19
Tuberkulosis paru

Sumber: dr. Eva Naomi, Alomedika, 2023.[2,9-12]

Faktor Risiko

Individu tertentu memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami gagal napas, antara lain:

  • Lansia: individu yang berusia lanjut lebih cenderung untuk mengalami kelemahan otot yang dapat mempengaruhi sistem respirasi
  • Bayi prematur: dapat mengalami gangguan respirasi neonatal karena paru yang tidak berkembang secara sempurna atau adanya deformitas pada organ paru

  • Pajanan lingkungan dan pekerjaan: beberapa pajanan yang berkepanjangan dari polusi udara, asap dari kimia (chemical fumes), asbes, pewarna dan cat anilin yang diproduksi secara artifisial, debu, serta asap rokok dapat menyebabkan kerusakan paru yang dapat mengakibatkan gagal napas
  • Individu yang memiliki riwayat penyakit yang mendasari gagal napas (underlying disease), seperti PPOK, asma, fibrosis kistik, trauma toraks, serta gangguan kurvatura tulang vertebrae
  • Riwayat alergi berat: alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu dapat menimbulkan pembengkakan pada jalan napas yang kemudian dapat menyebabkan gagal napas
  • Individu yang merokok: merokok dapat menyebabkan kelainan pada paru seperti PPOK yang dapat meningkatkan risiko gagal napas
  • Penggunaan berlebihan hingga overdosis zat alkohol ataupun obat-obatan yang bersifat depresif pada sistem respirasi seperti opioid, dan benzodiazepin[8,9-12]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya

Referensi

1. Keyt H, Peters JI. Acute Respiratory Failure. Cardiac Intensive Care. 2019;e1:308–317 DOI:10.1016/b978-0-323-52993-8.00030-8
2. Slattery M, Vasques F, et al. Management of acute respiratory failure. Medicine. 2020;0:1-7 DOI: https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2020.03.010
7. Vargas Muñoz SM, De Vivero Haddad S,Beltran AM, Bonilla Gonzalez C, et al. Incidence,etiology, sociodemographic and clinical characterization of acute respiratory failure in pediatric patients at a high-altitude city: A multicenter cohort study. Front Pediatr. 2022;10:1009375 DOI:10.3389/fped.2022.1009375
8. Barreto-Filho J A, et al. Nondyspnogenic acute hypoxemic respiratory failure in COVID-19 pneumonia. J Appl Physiol. 2021;130:892–897 DOI:10.1152/japplphysiol.00522.2020
9. Kazi DS, Martin LM, et al. Case 18-2020: A 73-Year-Old Man with Hypoxemic Respiratory Failure and Cardiac Dysfunction. N engl j med. 2020;382(4):2354-2364
10. Shebl E, Mirabile V S, et al. Respiratory Failure. StatPearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526127/
11. Summer C, Todd Rob S, et al. Acute Respiratory Failure. Perioperative Medicine. 2022;0:576–586 DOI: 10.1016/B978-0-323-56724-4.00039-3
12. Kaynar AM. Respiratory Failure. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/167981-overview

Patofisiologi Gagal Napas
Epidemiologi Gagal Napas

Artikel Terkait

  • Soluble Urokinase Plasminogen Activator Receptor (suPAR) sebagai Deteksi Dini Gagal Pernapasan Akut (GPA) pada Pasien COVID-19 dengan Pneumonia - Telaah Jurnal
    Soluble Urokinase Plasminogen Activator Receptor (suPAR) sebagai Deteksi Dini Gagal Pernapasan Akut (GPA) pada Pasien COVID-19 dengan Pneumonia - Telaah Jurnal
  • Keamanan Tindakan Intubasi pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas
    Keamanan Tindakan Intubasi pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas
Diskusi Terkait
Maria deei lestari
Dibalas 08 April 2024, 08:40
Pasien dengan pernapasan tidak stabil
Oleh: Maria deei lestari
2 Balasan
Pernafasan tidak stabil,gimana cara mengobati dan sebab dr gejala tersebut
dr. Intan Fajriani
Dibuat 07 Maret 2022, 14:07
Live Webinar - Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana. Kamis, 10 Maret 2022 (15.00 - 17.00 WIB)
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana.."Narasumber:Dr. dr. Retno Asih, Sp. A(K) -...
Anonymous
Dibalas 25 Februari 2019, 20:25
bolehkah antikonvulsan diberikan pada bayi distress nafas?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Bayi usia 6 bulan, dibawah ibunya ke igd dengan mukosa bibir kebiruan. Dari anamnesis didapatkan ada riwayat diare dan demam 2 hari sebelumnya. Riwayat...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.