Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Gagal Napas general_alomedika 2024-03-05T13:10:44+07:00 2024-03-05T13:10:44+07:00
Gagal Napas
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Gagal Napas

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Patofisiologi gagal napas atau respiratory failure dapat dibedakan berdasarkan tipe gagal napas, yaitu hipoksemia dan hiperkapnia. Hipoksemia disebabkan oleh berkurangnya PO₂ alveolar dan meningkatnya venous admixture. Sementara itu, hiperkapnia disebabkan oleh hipoventilasi alveolar akibat peningkatan proporsi ventilasi dead space.[5,10]

Hipoksemia

Ventilation – perfusion (V/Q) mismatch dan shunt intrapulmoner memegang peranan yang penting dalam mekanisme gagal napas tipe I yaitu hipoksemia.[5,10]

Ketidaksesuaian Ventilasi-perfusi (Ventilation – Perfusion (V/Q) Mismatch)

Ketidaksesuaian ventilasi-perfusi terjadi akibat beberapa area di paru mengalami ventilasi yang kurang dibandingkan banyaknya aliran darah yang menuju ke area-area tersebut. Sementara itu, beberapa area paru yang lain mengalami ventilasi yang berlebih dibandingkan aliran darah regional yang relatif lebih sedikit.

Pada keadaan (V/Q) mismatch terdapat perbedaan gradien alveolar-arterial oksigen yang semakin besar, lebih dari 15-20 mmHg yang menimbulkan kondisi hipoksemia.[10,11]

Shunt Intrapulmoner (Right-To–Left Shunt)

Pada shunt intrapulmoner terjadi mixed venous (deoksigenasi) yang menyebabkan venous admixture. Pada keadaan ini, sebagian besar darah vena sistemik tidak melalui alveolus, sehingga bercampur dengan darah yang berasal dari paru. Bercampurnya darah vena sistemik dan darah kapiler paru menyebabkan hipoksemia dengan PaO₂ <550 mmHg saat bernapas dengan kadar oksigen 100%.[5,10]

Keterbatasan Difusi

Keterbatasan difusi dapat menyebabkan hipoksemia melalui tekanan oksigen parsial (PaO₂) yang sangat rendah, sehingga difusi oksigen melalui membran alveolar-kapiler melambat atau periode transit untuk darah dari kapiler paru sangat pendek.

Penyakit paru vaskular atau keadaan di mana ruang alveolar berisi cairan yang mengandung protein dan lipid dapat menyebabkan keterbatasan difusi melalui penurunan transfer oksigen ke jaringan.[10-12]

Hiperkapnia

Hipoventilasi alveolar, peningkatan proporsi ventilasi dead space, dan penurunan volume tidal memegang peranan yang penting dalam mekanisme gagal napas tipe II yaitu hiperkapnia.[5,6]

Hipoventilasi Alveolar

Hipoventilasi alveolar menyebabkan gangguan pada pembuangan karbon dioksida sehingga terjadi retensi CO₂, yang ditandai dengan peningkatan PaCO₂ dan penurunan PaO₂.[5,6]

Peningkatan Proporsi Ventilasi Dead Space

Adanya gangguan pada paru seperti obstruksi ataupun sumbatan dapat menghambat perfusi dan distribusi oksigen ke area di organ paru dan jaringan lainnya sehingga menyebabkan peningkatan pada proporsi ventilasi dead space. Tubuh akan berupaya untuk melakukan kompensasi dengan melakukan hiperventilasi, namun upaya dekompensasi akan menyebabkan kondisi hiperkapnia.[5,6,10]

Penurunan Volume Tidal

Penurunan volume tidal dapat disebabkan oleh disfungsi pada otot-otot respirasi akibat adanya kelainan neuromuskular. Menurunnya volume tidal menyebabkan kondisi penurunan oksigenasi dan penurunan pembuangan karbon dioksida, sehingga tubuh dapat mengalami hiperkapnia dan hipoksemia secara bersamaan.[10-12]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya

Referensi

5. Wood LDH. The Pathophysiology and Differential Diagnosis of Acute Respiratory Failure. Access Medicine. 2023;31(3e):1-16
6. Morales-Quinteros L, Camprubí-Rimblas M, et al. The role of hypercapnia in acute respiratory failure. Intensive Care Medicine Experimental. 2019;7(39):1-12 DOI: https://doi.org/10.1186/s40635-019-0239-0
10. Shebl E, Mirabile V S, et al. Respiratory Failure. StatPearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526127/
11. Summer C, Todd Rob S, et al. Acute Respiratory Failure. Perioperative Medicine. 2022;0:576–586 DOI: 10.1016/B978-0-323-56724-4.00039-3
12. Kaynar AM. Respiratory Failure. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/167981-overview

Pendahuluan Gagal Napas
Etiologi Gagal Napas

Artikel Terkait

  • Soluble Urokinase Plasminogen Activator Receptor (suPAR) sebagai Deteksi Dini Gagal Pernapasan Akut (GPA) pada Pasien COVID-19 dengan Pneumonia - Telaah Jurnal
    Soluble Urokinase Plasminogen Activator Receptor (suPAR) sebagai Deteksi Dini Gagal Pernapasan Akut (GPA) pada Pasien COVID-19 dengan Pneumonia - Telaah Jurnal
  • Keamanan Tindakan Intubasi pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas
    Keamanan Tindakan Intubasi pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas
Diskusi Terkait
Maria deei lestari
Dibalas 08 April 2024, 08:40
Pasien dengan pernapasan tidak stabil
Oleh: Maria deei lestari
2 Balasan
Pernafasan tidak stabil,gimana cara mengobati dan sebab dr gejala tersebut
dr. Intan Fajriani
Dibuat 07 Maret 2022, 14:07
Live Webinar - Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana. Kamis, 10 Maret 2022 (15.00 - 17.00 WIB)
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana.."Narasumber:Dr. dr. Retno Asih, Sp. A(K) -...
Anonymous
Dibalas 25 Februari 2019, 20:25
bolehkah antikonvulsan diberikan pada bayi distress nafas?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Bayi usia 6 bulan, dibawah ibunya ke igd dengan mukosa bibir kebiruan. Dari anamnesis didapatkan ada riwayat diare dan demam 2 hari sebelumnya. Riwayat...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.