Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Atrial Fibrilasi general_alomedika 2023-02-17T10:46:58+07:00 2023-02-17T10:46:58+07:00
Atrial Fibrilasi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Atrial Fibrilasi

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Etiologi atrial fibrilasi adalah abnormalitas aktivitas elektrik di jantung. Hal ini dapat terjadi pada berbagai kondisi patologis jantung, misalnya infark miokard dan gagal jantung. Atrial fibrilasi juga melibatkan predisposisi genetik, peningkatan tekanan atrial, proses inflamasi dan infiltratif, dan gangguan endokrin.[1-3]

Predisposisi Genetik

Atrial fibrilasi memiliki komponen herediter, khususnya pada awitan dini. Sindrom QT pendek dan sindrom Brugada berhubungan dengan adanya supraventrikular aritmia, termasuk atrial fibrilasi. Terdapat hubungan antara mutasi gen tertentu, seperti gen yang mengkode peptida atrial natriuretik, atau mutasi loss-of-function pada gen kanal natrium SCN5A.[4,5]

Peningkatan Tekanan Atrial

Berbagai kondisi jantung dapat menyebabkan peningkatan tekanan atrium sehingga dilatasi atrium terjadi. Dilatasi atrium ini secara progresif akan menyebabkan terjadinya fibrosis dan akhirnya memicu terjadinya atrial fibrilasi. Beberapa kondisi jantung tersebut adalah penyakit katup jantung, disfungsi sistolik atau diastolik, kardiomiopati hipertrofik, emboli paru, atau hipertensi pulmonal.[1,4]

Iskemia Atrium

Penyakit arteri koroner dilaporkan dapat memicu terjadinya iskemia pada atrium dan berkembang menjadi atrial fibrilasi. Iskemia ventrikel yang berat juga dilaporkan dapat memicu peningkatan tekanan intra-atrium dan atrial fibrilasi.[1,4]

Proses Inflamasi dan Infiltratif

Proses inflamasi kronik dapat memicu terjadinya fibrosis atrium secara perlahan namun progresif. Beberapa kondisi yang dapat memicu proses inflamasi kronik adalah perikarditis, miokarditis, dan sarkoidosis.[1,5]

Gangguan Endokrin

Hipertiroid, diabetes mellitus, dan feokromositoma merupakan gangguan endokrin yang dapat memicu terjadinya atrial fibrilasi.[1,6]

Faktor Risiko

Usia lanjut, gaya hidup sedenter, dan kebiasaan merokok merupakan beberapa faktor risiko atrial fibrilasi.[1-3]

Usia

Peningkatan usia merupakan faktor risiko yang penting pada atrial fibrilasi. Semakin meningkat usia, semakin meningkat pula risiko terjadinya atrial fibrilasi. Pada studi kohort multisenter, didapatkan adanya peningkatan risiko terjadinya atrial fibrilasi pada populasi usia 60-69 tahun sebesar 4,98 kali. Sementara itu, pada usia 70-79 tahun terdapat peningkatan risiko sebesar 7,35 kali, dan usia 80-89 tahun sebesar 9,33 kali.[5,7]

Gaya Hidup Sedenter

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang rendah atau gaya hidup sedenter dapat meningkatkan risiko atrial fibrilasi. Gaya hidup sedenter dihubungkan dengan peningkatan risiko atrial fibrilasi sebesar 38% lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang melakukan aktivitas fisik intensitas sedang. Meskipun demikian, sejumlah studi juga melaporkan bahwa aktivitas fisik yang terlalu tinggi seperti halnya pada atlet juga turut meningkatkan risiko atrial fibrilasi.[8,9]

Merokok

Merokok dapat menyebabkan terjadinya iskemik miokard dengan meningkatkan kadar katekolamin dan kerja miokardial, penurunan kapasitas oksigen, dan vasokontriksi koroner. Merokok juga bisa meningkatkan risiko aterosklerosis, disfungsi endotel, stres oksidatif, dan inflamasi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya atrial fibrilasi, infark miokard, dan gagal jantung.[1,10]

Penggunaan Obat dan Alkohol

Konsumsi alkohol berkaitan erat dengan terjadinya kardiomiopati yang meningkatkan risiko terjadinya atrial fibrilasi. Obat-obatan tertentu seperti stimulan, metamfetamin, dan kokain juga telah terbukti berkaitan dengan terjadinya atrial fibrilasi.[1,11]

Obesitas

Adanya obesitas dapat menjadi predisposisi terjadinya atrial fibrilasi melalui hipertensi, diabetes mellitus, infark miokard, disfungsi diastolik ventrikel kiri, dan pembesaran atrium kiri. Hal ini dapat memicu terjadinya mekanisme remodelling sebagai patofisiologi terjadinya atrial fibrilasi.[8,12]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha

Referensi

1. Nesheiwat Z, Goyal A, Jagtap M. Atrial Fibrillation. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526072/
2. Jansen HJ, Bohne LJ, Gillis AM, Rose RA. Atrial remodeling and atrial fibrillation in acquired forms of cardiovascular disease. Heart Rhythm O2. 2020;1(2):147-59.
3. Vyas V, Lambiase P. Obesity and Atrial Fibrillation: Epidemiology, Pathophysiology and Novel Therapeutic Opportunities. Arrhythm Electrophysiol Rev. 2019;8(1):28-36.
4. Rosenthal L, Rottman JN. Atrial fibrillation. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/151066-overview
5. Staerk L, Sherer JA, Ko D, Benjamin EJ, Helm RH. Atrial Fibrillation: Epidemiology, Pathophysiology, and Clinical Outcomes. Circ Res. 2017 Apr 28;120(9):1501-1517.
6. Matsumoto C, Ogawa H, Saito Y, Okada S, Soejima H. Incidence of atrial fibrillation in elderly patients with type 2 diabetes mellitus. BMJ Open Diabetes Res Care. 2022;10(2):e002745
7. Schnabel RB, Yin X, Gona P. 50 year trends in atrial fibrillation prevalence, incidence, risk factors, and mortality in the Framingham Heart Study: a cohort study. Lancet. 2015;386:154–62.
8. Lau DH, Nattel S, Kalman JM, Sanders P. Modifiable risk factors and atrial fibrillation. Circulation 2017;136:583–96
9. Heitmann KA, Løchen M-L, Stylidis M, et al.. Associations between physical activity, left atrial size and incident atrial fibrillation: the Tromsø study 1994–2016. Open Heart 2022;9:e001823
10. Aune D, Schlesinger S, Norat T, Riboli E. Tobacco smoking and the risk of atrial fibrillation: A systematic review and meta-analysis of prospective studies. Eur J Prev Cardiol. 2018 Sep;25(13):1437-1451.
11. Yu AJS, Rowe M, Martin P, Dahiya A. Reversible methamphetamine-induced cardiomyopathy mimicking arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy with ventricular tachycardia. HeartRhythm Case Rep. 2019 Nov 30;6(3):139-143.
12. Sanchis-Gomar F, Lavie CJ. Protecting against sedenter lifestyle, left atrial enlargement and atrial fibrillation. Open Heart. 2022 Feb;9(1):e001962.

Patofisiologi Atrial Fibrilasi
Epidemiologi Atrial Fibrilasi

Artikel Terkait

  • Pencegahan Stroke pada Atrial Fibrilasi: Warfarin vs Antikoagulan Oral Baru
    Pencegahan Stroke pada Atrial Fibrilasi: Warfarin vs Antikoagulan Oral Baru
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
  • Skor CHA2DS2-VASc dan HAS-BLED dalam Stratifikasi Risiko Stroke dan Memandu Keputusan Pemberian Antikoagulan pada Pasien dengan Atrial Fibrilasi
    Skor CHA2DS2-VASc dan HAS-BLED dalam Stratifikasi Risiko Stroke dan Memandu Keputusan Pemberian Antikoagulan pada Pasien dengan Atrial Fibrilasi
  • Perbandingan Efektivitas Dan Keamanan Jangka Panjang Antara Dabigatran, Rivaroxaban, Apixaban, dan Edoxaban Pada Pasien Atrial Fibrilasi: Studi Kohort Nasional – Telaah Jurnal Alomedika
    Perbandingan Efektivitas Dan Keamanan Jangka Panjang Antara Dabigatran, Rivaroxaban, Apixaban, dan Edoxaban Pada Pasien Atrial Fibrilasi: Studi Kohort Nasional – Telaah Jurnal Alomedika
  • Pedoman Penanganan Atrial Fibrilasi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan Atrial Fibrilasi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Januari 2024, 15:22
Interpretasi hasil EKG
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Dok, ini pasien 37 thn dtg dengan tidak sadarkan diri, pasien riwayat sakit jantung, baru keluar RS 5hari lalu. TD tidak terukur, nadi 125x/m lemah, SpO2 :...
dr. Gabriela
Dibalas 28 Juni 2023, 13:30
Hubungan Pemberian Kalium dan Magnesium Intravena dengan Konversi Atrial Fibrilasi - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Hipokalemia dan hipomagnesemia dapat menyebabkan gangguan ritme jantung, terutama atrial fibrilasi. Oleh karena itu, dipikirkan bahwa koreksi...
dr. Andi Marsali
Dibalas 08 November 2022, 13:46
Diagnosis awal pada pasien atrial fibrilasi - Jantung Ask the Expert
Oleh: dr. Andi Marsali
1 Balasan
selamat siang dr. Badai Bhatara, Sp.JP, mohon izin bertanya untuk kondisi atrial fibrillation, bagaimana saran untuk diagnosis awal pada pasien? apakah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.