Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Hipertensi general_alomedika 2024-01-03T10:22:38+07:00 2024-01-03T10:22:38+07:00
Hipertensi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Etiologi Hipertensi

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan hipertensi sekunder. Faktor risiko hipertensi dapat berupa faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, seperti usia dan jenis kelamin, serta faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti berat badan.

Hipertensi Esensial

Hipertensi esensial merupakan jenis hipertensi yang paling banyak terjadi. Penyebab hipertensi esensial tidak diketahui atau idiopatik.[1-3,9]

Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang penyebabnya diketahui. Hipertensi sekunder meliputi sekitar 5–10% kasus hipertensi. Contoh etiologi hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal kronik, hipertiroid, kehamilan, dan obat seperti ibuprofen dan naproxen. Etiologi hipertensi sekunder selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 1.[2,3,9-11]

Etiologi dan faktor risiko penyakit hipertensi dalam kehamilan dibahas dalam artikel terpisah.

Tabel 1. Etiologi Hipertensi Sekunder

Sistem organ Etiologi
Renal

Penyakit parenkim ginjal: penyakit ginjal kronik, penyakit ginjal polikistik

Penyakit renovaskuler: stenosis arteri ginjal, displasia fibromuskular

Endokrin

Aldosteronisme primer

Sindrom Cushing

Hipertiroid

Hipotiroid

Hiperparatiroid

Pheochromocytoma

Akromegali

Hiperplasia adrenal kongenital

Vaskuler Koarktasio aorta
Lainnya

Obstructive sleep apnea

Kehamilan

Skleroderma

Obat:

●       Obat antiinflamasi nonsteroid: ibuprofen, naproxen

●       Dekongestan: pseudoefedrin

●       Antidepresan: venlafaxine, bupropion, and desipramine

●       Hormon: pil kontrasepsi

●       Kafein

●       Antibodi monoklonal: bevacizumab, gefitinib, imatinib , pazopanib, ramucirumab

●       Imunosupresan: siklosporin, tacrolimus

●       Stimulan: methylphenidate

●       Narkoba: amfetamin, kokain, ekstasi

Sumber: dr. Michael, Alomedika, 2021.[10]

Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya hipertensi dapat terbagi menjadi dua, yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi.

Faktor Risiko Tidak Dapat Dimodifikasi

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, antara lain:

  • Jenis kelamin laki-laki
  • Usia ≥55 tahun pada laki-laki, serta ≥65 tahun pada perempuan
  • Riwayat penyakit kardiovaskuler pada kerabat tingkat pertama
  • Riwayat hipertensi pada keluarga
  • Menopause[1,2,9,10,12,13]

Faktor Risiko Dapat Dimodifikasi

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi, antara lain:

  • Merokok atau riwayat pernah merokok

  • Dislipidemia
  • Gula darah puasa 102–125 mg/dL
  • Hiperurisemia
  • Obesitas: indeks massa tubuh ≥30 kg/m2 atau lingkar perut ≥102 cm pada laki-laki dan ≥88 cm pada perempuan

  • Denyut jantung >80 kali per menit saat istirahat
  • Gaya hidup kurang bergerak (sedentary lifestyle)[1,2,9,10,12,13]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Referensi

1. Iqbal AM, Jamal SF. Essential Hypertension. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539859/?report=reader
2. Unger T, Borghi C, Charchar F, et al. 2020 International Society of Hypertension global hypertension practice guidelines. Hypertension. 2020 Jun;75(6):1334-57.
3. Oparil S, Acelajado MC, Bakris GL, et al. Hypertension. Nat Rev Dis Primers. 2018;4:18014.
9. Jordan J, Kurschat C, Reuter H. Arterial hypertension: diagnosis and treatment. Deutsches Ärzteblatt International. 2018 Aug;115(33-34):557.
10. Hegde S, Aeddula NR. Secondary Hypertension. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544305/
11. Charles L, Triscott J, Dobbs B. Secondary hypertension: discovering the underlying cause. American family physician. 2017 Oct 1;96(7):453-61.
12. Pinto IC, Martins D. Prevalence and risk factors of arterial hypertension: A literature review. Journal of Cardiovascular Medicine and Therapeutics. 2017;1(2):1-7.
13. Singh S, Shankar R, Singh GP. Prevalence and associated risk factors of hypertension: a cross-sectional study in urban Varanasi. International journal of hypertension. 2017 Oct;2017.

Patofisiologi Hipertensi
Epidemiologi Hipertensi

Artikel Terkait

  • Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
    Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
  • Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
    Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
  • Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
    Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
  • Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
    Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
  • Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Maret 2025, 19:48
Apakah pasien HT terkontrol dg tensi >180/90 boleh dilakukan vaksinasi meningitis?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah pasien dengan tensi >180/90 boleh dilakukan vaksin meningitis? Atau harus dilakukan penundaan terlebih dahulu, jika iya...
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 13:59
Apakah dokter umum boleh memberikan obat hipertensi pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo Dokter. Saya izin bertanya, ada pasien ibu hamil tensi 150/80mmHgDicek protein urine negatifSebaiknya kami sebagai dokter umum memberikan rujukan poli...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2025, 10:12
CAPTOPRIL SUBLINGUAL VS ORAL
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya pada kasus HT urgensi dengan dispepsia. TD 198/122. Keluhan menyesak di dada. EKG normal. Tatalaksana awal utk menurunkan TD nya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.