Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Hipertensi general_alomedika 2022-09-15T08:35:05+07:00 2022-09-15T08:35:05+07:00
Hipertensi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Patofisiologi Hipertensi

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Patofisiologi hipertensi melibatkan peningkatan tekanan darah, yang jika terjadi secara kronis akan menyebabkan kerusakan target organ. Peningkatan tekanan darah dapat terjadi akibat abnormalitas pada resistensi perifer ataupun cardiac output. Patofisiologi hipertensi juga melibatkan sistem renin-angiotensin-aldosteron.

Peran Ginjal dan Volume Cairan Tubuh

Ginjal memiliki peran penting dalam pengaturan tekanan darah. Ginjal memproduksi dan meregulasi renin yang merangsang angiotensin I-converting enzyme (ACE) untuk membentuk angiotensin II dari angiotensin I yang disebut juga sebagai renin-angiotensin system (RAS).

Angiotensin II merupakan peptida vasoaktif yang berperan dalam konstriksi pembuluh darah, sehingga peningkatannya akan meningkatkan tekanan darah. Selain itu, ginjal juga berperan dalam mengatur diuresis dan natriuresis, di mana kegagalan fungsi ini menyebabkan peningkatan volume cairan dan kadar natrium darah, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

Ginjal juga memiliki persarafan aferen yang dapat mengirimkan sinyal ke sistem saraf pusat, sehingga terjadi refleks yang merangsang peningkatan tonus sistem saraf eferen dan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah.[1,3-5]

Peran Vaskulatur

Mekanisme vaskular, termasuk ukuran, reaktivitas, dan elastisitas pembuluh darah juga memainkan peran penting dalam terjadinya hipertensi. Hipertensi sering dikaitkan dengan vasokonstriksi yang dapat disebabkan oleh peningkatan hormon vasokonstriktor, seperti angiotensin II, katekolamin, dan vasopresin. Selain itu, gangguan vasodilatasi juga dapat berperan dalam terjadinya hipertensi.

Hipertensi juga dapat disebabkan oleh adanya gangguan anatomis pada vaskular, seperti kakunya arteri besar, sehingga tidak terjadi distensi saat sistol dan recoil saat diastol.[1,3-5]

Peran Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat berperan dalam patofisiologi hipertensi melalui aktivitas simpatetik akibat sinyal saraf aferen. Aktivitas simpatetik yang menyebabkan peningkatan tekanan darah, antara lain peningkatan vasokonstriksi dan remodelling vaskular, produksi renin oleh ginjal, dan peningkatan resorpsi natrium oleh ginjal.

Pada orang dengan obesitas, saraf aferen dari jaringan adiposa yang dirangsang oleh diet tinggi lemak mengirimkan sinyal refleks untuk meningkatkan tekanan darah dan resistensi insulin.[1,3-5]

Peran Endokrin

Selain angiotensin II, aldosteron juga memiliki peran dalam terjadinya hipertensi. Keberadaan angiotensin II menyebabkan pelepasan aldosteron oleh kelenjar adrenal. Aldosteron diketahui meningkatkan resorpsi natrium oleh ginjal dan menurunkan diuresis.

Peran Mekanisme Imun

Pada orang dengan hipertensi, sel inflamasi diketahui terakumulasi di ginjal dan pembuluh darah. Sel inflamasi dapat memproduksi sitokin, termasuk interleukin, spesies oksigen reaktif, dan metaloproteinase yang ikut mengatur fungsi dan struktur ginjal dan vaskular. Namun, penyebab aktivasi sel inflamasi ini masih belum diketahui, di mana diduga sel inflamasi aktif akibat adanya aktivasi endotel pembuluh darah..[1,3-5]

Peran Genetik

Genetik diduga kuat berperan penting dalam patofisiologi hipertensi. Kasus hipertensi yang diturunkan dalam keluarga cukup umum ditemukan. Namun, hingga saat ini, beberapa mutasi genetik gen tunggal yang dicurigai menyebabkan hipertensi belum dapat menjelaskan fenomena hipertensi yang diturunkan dalam keluarga.[1,3-5]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Referensi

1. Iqbal AM, Jamal SF. Essential Hypertension. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539859/?report=reader
3. Oparil S, Acelajado MC, Bakris GL, et al. Hypertension. Nat Rev Dis Primers. 2018;4:18014.
4. Harrison DG, Coffman TM, Wilcox CS. Pathophysiology of hypertension: the mosaic theory and beyond. Circulation Research. 2021 Apr 2;128(7):847-63.
5. Saxena T, Ali AO, Saxena M. Pathophysiology of essential hypertension: an update. Expert review of cardiovascular therapy. 2018 Dec 2;16(12):879-87.

Pendahuluan Hipertensi
Etiologi Hipertensi

Artikel Terkait

  • Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
    Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
  • Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
    Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
  • Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
    Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
  • Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
    Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
  • Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Maret 2025, 19:48
Apakah pasien HT terkontrol dg tensi >180/90 boleh dilakukan vaksinasi meningitis?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah pasien dengan tensi >180/90 boleh dilakukan vaksin meningitis? Atau harus dilakukan penundaan terlebih dahulu, jika iya...
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 13:59
Apakah dokter umum boleh memberikan obat hipertensi pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo Dokter. Saya izin bertanya, ada pasien ibu hamil tensi 150/80mmHgDicek protein urine negatifSebaiknya kami sebagai dokter umum memberikan rujukan poli...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2025, 10:12
CAPTOPRIL SUBLINGUAL VS ORAL
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya pada kasus HT urgensi dengan dispepsia. TD 198/122. Keluhan menyesak di dada. EKG normal. Tatalaksana awal utk menurunkan TD nya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.