Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan yogi 2023-09-14T15:19:39+07:00 2023-09-14T15:19:39+07:00
Penyakit Jantung Bawaan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

Oleh :
dr. Regina Putri Apriza
Share To Social Media:

Diagnosis penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease dapat diawali dengan anamnesis orang tua pasien bila pasien masih berusia anak-anak dan dengan pemeriksaan fisik, terutama untuk mendeteksi ada tidaknya sianosis. Setelah itu, diagnosis dapat ditegakkan dengan rontgen toraks, ekokardiografi, dan elektrokardiografi.

Anamnesis

Pada anamnesis penyakit jantung bawaan, gejala yang muncul tergantung pada beratnya kelainan. Gejala kelainan pirau dari kanan ke kiri akan lebih jelas, seperti munculnya sianosis. Orang tua biasanya menyampaikan ada takipnea pada bayi saat istirahat atau menyusui, ada sianosis saat anak beraktivitas, aktivitas anak terbatas, pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat, ada infeksi saluran napas rekuren, ataupun edema ekstremitas.[3,10]

Pemeriksaan Fisik

Hasil pemeriksaan fisik penyakit jantung bawaan tergantung pada kelainan yang diderita. Penilaian yang paling sederhana dan jelas adalah evaluasi ada tidaknya sianosis. Sianosis menggambarkan adanya hubungan pirau dari jantung kanan ke jantung kiri. Pemeriksaan lainnya adalah auskultasi bunyi jantung tambahan.

Pada atrial septal defect (ASD), murmur jarang ditemukan tetapi dapat ditemukan murmur sistolik pulmonal yang keras dan biasanya selalu didapati wide fix-split S2. Suara ini adalah bunyi S2 yang tetap terpisah walau dalam kondisi inspirasi.

Pada ventricular septal defect (VSD), bisa ditemukan murmur sistolik yang umumnya bersifat pansistolik dan menutupi bunyi S1, serta paling kuat terdengar di batas sternal kiri bawah. Pada patent ductus arteriosus (PDA), dapat ditemukan murmur kontinu yang paling kuat di bawah klavikula kiri.

Pada stenosis pulmonal, dapat ditemukan bunyi S2 melambat dan early systolic ejection click. Sementara itu, pada koarktasio aorta dapat ditemukan hipertensi pada ekstremitas atas dan penurunan denyut dan tekanan darah pada kaki.[3,10]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding penyakit jantung bawaan adalah kelainan jantung kongenital lainnya, mulai dari yang ringan sampai berat. Kelainan dengan pirau jantung kiri ke kanan (asianotik) harus dibedakan dari pirau jantung kanan ke kiri (sianotik).

Penyakit jantung bawaan sianotik dapat berupa tetralogi Fallot, transposition of great arteries (TGA), dan persistent truncus arteriosus (PTA). Sedangkan penyakit jantung bawaan asianotik dapat berupa atrial septal defect (ASD), ventricular septal defect (VSD), atrioventricular septal defect (AVSD), dan patent ductus arteriosus (PDA). Perbedaan antar diagnosis banding dapat dilihat dari keluhan, pemeriksaan fisik, dan defek struktur yang ditemukan pada ekokardiografi.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis penyakit jantung bawaan dapat berupa ekokardiografi, rontgen toraks, elektrokardiografi, dan pemeriksaan laboratorium.

Ekokardiografi

Pemeriksaan ekokardiografi pada penyakit jantung bawaan berfungsi untuk menilai ruang jantung dan mengukur ukuran defek yang terjadi. Ekokardiografi dengan Doppler dapat menilai arah aliran darah maupun refluks. Selain itu, ekokardiografi dapat menilai ukuran pangkal aorta dan pembuluh darah besar lain. Ekokardiografi transesofageal biasanya dilakukan selama prosedur operasi untuk menilai hasil tindakan operasi.[10]

Rontgen Toraks

Pada rontgen toraks dapat terlihat bentuk dan ukuran jantung yang normal pada penyakit jantung bawaan yang minor dengan lesi yang kecil. Pada kelainan yang lebih mayor gambaran rontgen toraks dapat bervariasi.

Salah satu gambaran rontgen toraks yang dapat ditemukan adalah kardiomegali dan peningkatan corakan arteri pulmonal yang menggambarkan peningkatan aliran darah pulmonal yang lebih tinggi dari aliran darah sistemik. Bisa juga ditemukan gambaran ventrikel kanan yang membesar dan arteri pulmonal sentral yang besar tetapi sempit di perifer (tree in winter appearance). Keadaan ini biasa terlihat pada resistensi pembuluh darah pulmonal yang tinggi ataupun pada VSD.

Pada koarktasio aorta dapat ditemukan gambaran dilatasi pada aorta asendens dan konstriksi pada area yang mengalami koarktasio (hourglass). Sedangkan pada tetralogi Fallot bisa ditemukan gambaran boot-shape.[10]

Elektrokardiografi

Gambaran sadapan elektrokardiografi (EKG) pada penyakit jantung bawaan dapat tampak normal, tetapi bisa juga menunjukkan deviasi aksis QRS karena kelainan arah listrik jantung akibat struktur jantung yang mengalami kelainan.[10]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hematologi dan biokimia dapat dilakukan pada pasien dengan hipertensi pulmonal akibat penyakit jantung bawaan. Pada pemeriksaan hematologi dapat ditemukan peningkatan hematokrit dan eritrositosis. Selain itu, dapat juga ditemukan penurunan kadar glukosa akibat meningkatnya eritrosit.

Pemeriksaan lain yang juga diperlukan yaitu fungsi ginjal dan fungsi hati untuk menentukan apakah terdapat kegagalan organ akibat penyakit jantung bawaan.[1,2]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gold SP Tampubolon 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Stout KK, Daniels CJ, et al. 2018 AHA/ACC Guideline for the Management of Adults With Congenital Heart Disease: Executive Summary: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines. J Am Coll Cardiol. 2019 Apr 2;73(12):1494-1563. doi: 10.1016/j.jacc.2018.08.1028
2. Baumgartner H, De Backer J, et al. 2020 ESC Guidelines for the management of adult congenital heart disease. Eur Heart J. 2020 Aug 29:ehaa554. doi: 10.1093/eurheartj/ehaa554
3. Djer MM, Madiyono B. Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan. Sari Pediatri. 2007;2(3):155–62. http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-3-5.pdf
10. Ramaswamy P. Ventricular Septal Defect. Medscape. 2020. http://emedicine.medscape.com/article/892980

Epidemiologi Penyakit Jantung Ba...
Penatalaksanaan Penyakit Jantung...

Artikel Terkait

  • Risiko Kardiovaskuler pada Ibu dengan Anak Penyakit Jantung Bawaan
    Risiko Kardiovaskuler pada Ibu dengan Anak Penyakit Jantung Bawaan
  • Metode Penutupan Celah Ventricular Septal Defect dan Pertimbangan Pemilihannya
    Metode Penutupan Celah Ventricular Septal Defect dan Pertimbangan Pemilihannya
  • Manajemen Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Jantung Bawaan
    Manajemen Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Jantung Bawaan
  • Hubungan Erythromycin dan Antibiotik Makrolid Lainnya dengan Malformasi Kongenital
    Hubungan Erythromycin dan Antibiotik Makrolid Lainnya dengan Malformasi Kongenital
  • Aman Tidaknya Pasien Atrial Septal Defect Berolahraga
    Aman Tidaknya Pasien Atrial Septal Defect Berolahraga

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Maret 2025, 07:07
Nyeri dada tidak menjalar pada pasien anak dengan PJB asianotik
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Saya ada pasien anak dengan PJB, saat ini mengeluhkan nyeri dada bagian tengah tidak menjalar, hasil EKG baik. Pasien sudah mendapatkan program...
Anonymous
Dibalas 17 Juli 2024, 09:53
Cardiac arrest pada pasien PJB
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Dok bagainana penanganan cardiac arrest pada pasien pjb baik dewasa maupun anak, saya baca di ESC tidak disarankan CPR pada kasus pjb, untuk itu apakah kita...
Anonymous
Dibalas 21 Maret 2024, 08:35
Pasien Neonatus dengan ASD dan VSD
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin Bertanya, Newborn dengan CHD, didiagnosis ASD dan VSD,baiknya untuk kondisi seperti ini segera di tutup dengan tindakan atau baiknya di tunggu sampai...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.