Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Tetralogy of Fallot kirti 2025-01-13T12:07:41+07:00 2025-01-13T12:07:41+07:00
Tetralogy of Fallot
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Tetralogy of Fallot

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Penatalaksanaan tetralogy of Fallot terdiri dari prosedur paliatif dan operasi reparasi intra-kardiak. Tindakan reparasi intra-kardiak merupakan terapi definitif pada pasien dengan tetralogy of Fallot karena bertujuan untuk mengeliminasi sianosis dan pirau intra-kardiak. Tata laksana lain meliputi penatalaksanaan saat anak mengalami serangan sianotik spell.[1,7]

Penanganan Tet Spell

Pada pasien yang sedang mengalami serangan “tet spell” atau “cyanotic spell”, berikut adalah  tata laksana yang dapat diberikan.

Knee-Chest Position

Knee-chest position yaitu dengan postur lutut ditekuk ke dada. Posisi ini dapat meningkatkan resistensi vaskular sistemik dan aliran balik vena sistemik ke jantung kanan, sehingga meningkatkan preload ventrikel kanan.[1,5,9,10,18]

Oksigen

Terapi oksigen bertujuan untuk menurunkan resistensi vaskular paru dan meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Pemberian oksigen dapat diberikan menggunakan nasal kanul atau sungkup wajah.[1,5,9,10,18]

Pemberian Cairan Intravena

Pemberian cairan intravena bertujuan untuk meningkatkan volume intravaskular dan preload ventrikel kanan. Cairan yang dapat diberikan yaitu dextrose dalam salin normal 10 ml/kgbb diberikan secara bolus.[1,5,9,10,18]

Natrium Bikarbonat

Kondisi hipoksia persisten dan syok dapat menyebabkan asidosis, sehingga diperlukan koreksi dengan menggunakan natrium bikarbonat. Dosis pemberian 1 mEq/kgbb/dosis diberikan secara intravena.[1,5,9,10,18]

Morfin Sulfat

Pemberian morfin sulfat dapat memperbaiki obstruksi RVOT, mengurangi spasme infundibulum, menurunkan denyut jantung, laju pernapasan, resistensi vaskular paru, dan pelepasan katekolamin. Dosis morfin yang digunakan adalah 0,1-0,2 mg/kgbb secara IV.[1,5,9,10,18]

Phenylephrine

Pemberian phenylephrine secara kontinu bertujuan untuk meningkatkan resistensi vaskular sistemik, meningkatkan afterload sistemik, dan memperbaiki aliran darah paru. Dosis phenylephrine 0,1 mg/kgbb diberikan secara bolus, kemudian dilanjutkan dengan pemberian secara infus 0,1-0,5 μg/kgbb/menit titrasi sesuai efek.[1,5,9,10,18]

Beta Blocker

Pemberian beta blocker bertujuan untuk menurunkan denyut jantung, spasme infundibulum, dan meningkatkan resistensi vaskular sistemik. Beta blocker yang dapat diberikan yaitu propranolol, esmolol, atau metoprolol.

Dosis propranolol yaitu 0,015-0,02 mg/kgbb IV. Esmolol diberikan dengan dosis 0,5 mg/kgbb diberikan selama satu menit. Metoprolol IV sebesar 0,1 mg/kgBB dapat diberikan secara perlahan selama lima menit, dan dapat diulangi setelah 5 menit (maksimal 3 dosis), diikuti 1-2 μg/kgbb/menit.[1,5,9,10,18]

Penanganan Lebih Lanjut

Bila dengan tata laksana posisi, cairan, dan medikasi masih tidak terdapat perbaikan pada kondisi cyanotic spell, maka diperlukan tindak lanjut berupa pemberian sedasi dan ventilasi mekanik.[1,5,9,10,18]

Pembedahan Reparasi Intra-Kardiak

Tindakan reparasi intra-kardiak terdiri dari penutupan ventricular septal defect (VSD), pembebasan obstruksi right ventricular outflow (RVOT), dan eliminasi stenosis infundibular pulmoner atau stenosis katup pulmoner.

Obstruksi RVOT dibebaskan dengan cara melakukan reseksi pada otot infundibulum. Katup pulmoner dan arteri pulmonalis yang mengalami penyempitan perlu menjalani insisi ekstensif.

Pada pasien tanpa hipoksemia dan gejala yang signifikan, tindakan operatif dapat dilakukan dalam waktu 6 bulan sejak anak lahir. Rekomendasi lain yaitu operasi dapat dilakukan pada pasien anak dengan kondisi klinis stabil pada saat usia 4-12 bulan.

Tindakan disarankan pada usia yang lebih muda untuk mencegah perburukan obstruksi yang disebabkan oleh terbentuknya jaringan fibrosis yang terbentuk seiring dengan berjalannya waktu. Pada anak dengan gejala sianotik berat, atau bila terdapat sianotik spell, tindakan operasi dapat dilakukan lebih dini.[1,7,10,17]

Pembedahan Paliatif

Jika operasi reparasi tidak dapat dilakukan, misalnya pada kasus neonatus yang lahir dengan sianosis berat, bayi prematur, sakit berat, atau dengan defek kongenital lain yang berisiko jika dilakukan tindakan reparasi intra-kardiak, maka dapat dilakukan tindakan operasi paliatif. Tujuan tindakan ini adalah untuk meningkatkan aliran darah pulmoner. Contoh tindakan yang dapat dikerjakan adalah Pott’s anastomosis dan Waterson anastomosis.[1,6,15]

Prostaglandin

Pemberian prostaglandin mungkin diperlukan pada pasien dengan sianosis dan hipoksemia berat untuk mempertahankan patent ductus arteriosus (PDA) dan aliran darah pulmoner sebelum dilakukan tindakan operatif.[1,6]

Pemantauan

Pemantauan pasien dengan tetralogy of Fallot dilakukan pasca tindakan operatif dan juga pemantauan jangka panjang.

Pemantauan Pasca Operasi

Setelah dilakukan tindakan operatif, pasien perlu menjalani pemantauan penyembuhan luka operasi, adanya anomali residual pada jantung, dan komplikasi lain. Anomali residual, seperti adanya residu obstruksi RVOT atau regurgitasi pulmoner, dapat dipantau menggunakan echocardiography. Selain itu, lakukan juga pemantauan EKG untuk mendeteksi jika terjadi aritmia setelah tindakan operatif.

Setelah operasi, pasien dirawat di unit perawatan intensif selama beberapa hari, dengan menggunakan ventilator untuk membantu bernapas. Diuretik dapat diberikan jika terjadi penumpukan cairan di paru karena adanya gangguan pompa ventrikel kanan pasca operasi. Pada kasus aritmia yang tidak teratasi, pemasangan alat pacu jantung mungkin diperlukan.

Pembatasan Aktivitas Fisik:

Pasien yang telah menjalani reparasi intra-kardiak umumnya dapat sembuh total dalam waktu 4-6 minggu. Pasca tindakan reparasi intra-kardiak, perlu diperhatikan aktivitas fisik dan olahraga yang dilakukan.

Pada pasien tanpa gejala, dengan regurgitasi pulmoner, tidak ditemui obstruksi RVOT, tidak ditemukan gangguan atau dilatasi ventrikel kanan, maka dapat dilakukan aktivitas fisik dan olahraga biasa. Namun, pada pasien ini tidak boleh dilakukan olahraga kompetitif dengan latihan berat.

Sementara itu, pasien dengan hipertrofi dan gangguan ventrikel kanan, dan aritmia perlu menjalani pembatasan terhadap aktivitas fisik hingga dianggap dokter mampu mentoleransi aktivitas dengan baik.

Pemeriksaan pemantauan rutin direkomendasikan setiap 1 atau 2 tahun sekali, atau lebih sering pada pasien dengan gejala klinis tidak stabil.[7,16]

Pemantauan Jangka Panjang

Pemantauan jangka panjang diperlukan meskipun pasien telah menjalani operasi reparasi anomali jantung. Pemantauan jangka panjang dilakukan setiap 6-12 bulan, bergantung pada kondisi klinis dan hemodinamik pasien seperti toleransi aktivitas, ada-tidaknya aritmia, kapasitas fungsional, dan sekuele hemodinamik atau anatomis yang dimiliki pasien.

Saat pemantauan, dilakukan pemeriksaan oksimetri nadi pada setiap kunjungan. Periksa juga keluhan dan kondisi tanda vital pasien. Holter monitoring dapat diperiksakan sesuai dengan kebutuhan.

Pemantauan EKG rutin dan echocardiography transesofageal dapat dilakukan setiap 12-24 bulan tergantung kondisi klinis dan hemodinamik pasien. Pemeriksaan lebih sering dapat dilakukan jika ada indikasi, misalnya keluhan aritmia.

Sementara itu, pemantauan cardiovascular magnetic resonance atau cardiac computed tomography dan tes stres EKG dapat dilakukan setiap 1 tahun sekali, 2 tahun sekali, atau 3 tahun sekali tergantung kondisi klinis dan hemodinamik pasien. Pemeriksaan lebih sering dapat dilakukan jika ada indikasi, misalnya penurunan toleransi aktivitas yang cepat dan progresif.

Saat dewasa, pasien yang sudah menjalani tindakan reparasi tetralogy of Fallot bisa memerlukan tindakan bedah ulangan. Penggantian katup pulmonal mungkin diperlukan pada pasien yang mengalami regurgitasi katup pulmonal. Selain itu, koreksi bedah juga bisa diperlukan pada pasien yang mengalami obstruksi residual atau progresif aliran darah dari ventrikel kanan ke cabang arteri pulmonalis.[1,2,16,21]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr.Gold SP Tampubolon

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Diaz-Frias J, Guillaume M. Tetralogy of Fallot. [Updated 2022 Jan 18]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513288/
2. Wilson R, Ross O, Griksaitis MJ. Tetralogy of Fallot. BJA Educ. 2019 Nov;19(11):362-369. doi: 10.1016/j.bjae.2019.07.003. Epub 2019 Oct 14. PMID: 33456859; PMCID: PMC7807827.
5. Agarwala B. Tetralogy of Fallot. J Cardiol. 2017;1(2).
6. O’Brien P, MSN, CPNP-AC, Marshall AC. Tetralogy of Fallot. Circulation AHA. 2014;130:e26-e29.
7. Ohuchi H, Kawata M, Uemura H, Akagi T, Yao A, Senzaki H, et al. JCS 2022 Guideline on Management and Re-Interventional Therapy in Patients with Congenital Heart Disease Long-Term After Initial Repair. Circulation Journal. 2022.
8. Bhimji S. Tetralogy of Fallot (TOF) in Adults. Medscape. 2021.
9. Gawalkar AA, Shrimanth YS, Batta A, Rohit MK. Management of Tet Spell – an Updated Review. Curr Res Emerg Med.2021;1(1).
10. Laksono GAK, Tahalele PL. Cyanotic Heart Disease: An Overview of Tetralogy of Fallot. Journal of Widya Medika Junior. 2022;4(2).
15. Greenberg SB. Tetralogy of Fallot Imaging. Medscape. 2019.
16. Stout KK, Daniel CJ, Aboulhosn JA, Bozkurt B, Broberg CS, Colman JM, et al. 2018 AHA/ACC Guideline for the Management of Adults with Congenital Heart Disease: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force of Clinical Practice Guidelines. Circulation. 2019.
17. Silva JA, Neves AL, Flor-de-Lima F, Soares P, Guimaraes H. Risk Factors and Outcomes of Tetralogy of Fallot: From Fetal to Neonatal Life. Pediatric Cardiology. 2019.
21. Bedair R, Iriart X. EDUCATIONAL SERIES IN CONGENITAL HEART DISEASE: Tetralogy of Fallot: diagnosis to long-term follow-up. Echo Res Pract. 2019 Mar 1;6(1):R9-R23. doi: 10.1530/ERP-18-0049. PMID: 30557849; PMCID: PMC6301192.

Diagnosis Tetralogy of Fallot
Prognosis Tetralogy of Fallot

Artikel Terkait

  • Metode Penutupan Celah Ventricular Septal Defect dan Pertimbangan Pemilihannya
    Metode Penutupan Celah Ventricular Septal Defect dan Pertimbangan Pemilihannya
  • Manajemen Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Jantung Bawaan
    Manajemen Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Jantung Bawaan
  • Hubungan Erythromycin dan Antibiotik Makrolid Lainnya dengan Malformasi Kongenital
    Hubungan Erythromycin dan Antibiotik Makrolid Lainnya dengan Malformasi Kongenital
  • Aman Tidaknya Pasien Atrial Septal Defect Berolahraga
    Aman Tidaknya Pasien Atrial Septal Defect Berolahraga
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Maret 2025, 07:07
Nyeri dada tidak menjalar pada pasien anak dengan PJB asianotik
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Saya ada pasien anak dengan PJB, saat ini mengeluhkan nyeri dada bagian tengah tidak menjalar, hasil EKG baik. Pasien sudah mendapatkan program...
Anonymous
Dibalas 17 Juli 2024, 09:53
Cardiac arrest pada pasien PJB
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Dok bagainana penanganan cardiac arrest pada pasien pjb baik dewasa maupun anak, saya baca di ESC tidak disarankan CPR pada kasus pjb, untuk itu apakah kita...
Anonymous
Dibalas 21 Maret 2024, 08:35
Pasien Neonatus dengan ASD dan VSD
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin Bertanya, Newborn dengan CHD, didiagnosis ASD dan VSD,baiknya untuk kondisi seperti ini segera di tutup dengan tindakan atau baiknya di tunggu sampai...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.