Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ankle Sprain general_alomedika 2023-03-08T09:19:40+07:00 2023-03-08T09:19:40+07:00
Ankle Sprain
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Penatalaksanaan Ankle Sprain

Oleh :
dr. Amelia Febrina
Share To Social Media:

Penatalaksanaan ankle sprain dapat berupa tata laksana awal, yang dikenal dengan akronim PRICE, yaitu protection, rest, ice, compression, and elevation. Tata laksana juga dilakukan dengan program rehabilitasi sendi yang bertujuan untuk mengembalikan range of motion. Tindakan pembedahan tidak rutin dilakukan untuk kasus ankle sprain.

Tata Laksana Awal

Tata laksana awal pada pasien dengan ankle sprain adalah mengontrol nyeri, memar dan mengembalikan range of motion (ROM), dengan melakukan protection, rest, ice, compression, dan elevation (PRICE). Terapi PRICE bermanfaat untuk mengurangi nyeri jangka pendek dan membantu mobilisasi kembali.[3]

Protection

Tindakan protection dapat dilakukan dengan memakai air splint, maupun ankle brace berbahan plastik atau velkro. Pada umumnya, ankle sprain tidak memerlukan pemasangan gips. Alat protektif dapat digunakan selama 4–21 hari, tergantung keparahan cedera. Penggunaan alat dapat dihentikan apabila nyeri dan pembengkakan pada area cedera sudah hampir hilang, serta ROM kembali normal, terutama pada gerakan dorsofleksi dan plantarfleksi.[3,4]

Rest

Pasien disarankan untuk mengistirahatkan pergelangan kaki selama 72 jam pertama, kemudian secara bertahap dapat mulai beraktivitas kembali. Hindari aktivitas yang dapat memperparah rasa nyeri atau bengkak. Pergerakan kaki kembali dapat dimulai dengan gerakan ROM yang tidak nyeri, misalnya dengan menggerakan kaki sesuai bentuk alfabet beberapa kali sehari.[3,4]

Ice

Kompres dingin dapat digunakan untuk meredakan bengkak, nyeri, dan spasme otot. Jangan letakkan es batu langsung pada kulit, melainkan bungkus terlebih dahulu dengan handuk. Pasien disarankan untuk melakukan kompres dingin selama 15–20 menit, 3 kali sehari.

Cryotherapy yang dilakukan 3–7 hari bermanfaat untuk mengatasi nyeri dan bengkak, serta meminimalisir pembengkakan dan perdarahan akibat terjadinya vasokontriksi. Manfaat ini terutama terjadi jika cryotherapy dilakukan dalam beberapa jam pertama setelah cedera.[3,5]

Compression

Compression dilakukan dengan menggunakan perban elastis, ankle support yang bertali, atau dengan semi-rigid brace. Penggunaan perban elastis terbukti lebih efektif dibandingkan splint dalam mengurangi edema pada ankle sprain.[4,5]

Elevation

Angkat kaki yang cedera lebih tinggi 15–25 cm di atas jantung sesering mungkin dalam 24–48 jam pertama. Hal ini dapat bermanfaat untuk mengurangi bengkak dan melancarkan aliran limfe.[3,5]

Terapi Medikamentosa

Untuk meringankan nyeri, pasien dapat mengonsumsi paracetamol, atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau diklofenak. Studi oleh Chen, et al. pada tahun 2019 menemukan bahwa paracetamol memiliki efektivitas yang setara dengan OAINS untuk mengatasi nyeri, bengkak, perbaikan ROM dalam 2 minggu pertama setelah ankle sprain.[4,18]

Sebetulnya, OAINS cukup aman untuk digunakan pada ankle sprain. Namun, efek samping OAINS mungkin dirasakan kurang nyaman bagi pasien. Selain itu, OAINS dapat menghambat proses penyembuhan sendi secara alami akibat inhibisi respon inflamasi tubuh. Hal ini menyebabkan pemberian OAINS pada ankle sprain perlu dipertimbangkan baik-baik oleh dokter.[5]

Imobilisasi

Imobilisasi pada pasien ankle sprain masih menjadi kontroversi. Pada ankle sprain grade I dan II, pasien tidak perlu dilakukan imobilisasi. Mobilisasi dini dan penggunaan ankle functional support lebih sesuai bagi pasien-pasien dalam kelompok ini.

Namun pada pasien grade III, mobilisasi pada fase awal terasa nyeri, sehingga kepatuhan pasien akan berkurang. Imobilisasi singkat, yaitu kurang dari 10 hari dengan menggunakan gips dibawah lutut dapat bermanfaat bagi pasien grade III untuk mengurangi nyeri dan bengkak, serta menghasilkan luaran klinis yang lebih baik.[2,18]

Rehabilitasi Fungsional

Rehabilitasi fungsional dini bertujuan untuk mengembalikan ROM, diikuti dengan  latihan propriosepsi, neuromuskular, dan kekuatan otot. Rehabilitasi juga berguna untuk  mencegah rekurensi ankle sprain.

Latihan untuk ROM dapat dimulai begitu nyeri berkurang, terutama pada ankle sprain grade I dan II. Pasien dapat mulai berdiri pada kaki yang cedera dan menggerak-gerakan kaki untuk memperbaiki ROM. Namun, sebaiknya hindari gerakan inversi dan eversi di awal. Latihan neuromuskular dan propriosepsi berguna untuk mengembalikan keseimbangkan dan kontrol postur tubuh.

Fase penguatan otot idealnya dimulai ketika nyeri dan bengkak sudah berkurang dan pasien telah memiliki ROM yang penuh, baik pada gerakan aktif atau pasif. Pada fase awal rehabilitasi, sebaiknya pasien tetap menggunakan ankle brace ketika beraktivitas.[2–4]

Pembedahan

Pembedahan dulunya direkomendasikan untuk ankle sprain akut grade 3. Namun, menurut literatur-literatur terbaru, terapi bedah umumnya tidak diperlukan pada kasus ankle sprain akut. Pembedahan lebih bermanfaat pada pasien yang mengalami cedera ligamen sindesmotik dengan instabilitas sendi, ankle sprain yang disertai fraktur, dan chronic ankle instability.[3,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

2. Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: update of an evidence-based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018 Aug;52(15):956. doi: 10.1136/bjsports-2017-098106.
3. Young CC. Ankle Sprain. Medscape. 2019 https://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview#a1
4. Melanson SW, Shuman VL. Acute Ankle Sprain. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459212/
5. Halabchi F, Hassabi M. Acute ankle sprain in athletes: Clinical aspects and algorithmic approach. World J Orthop. 2020 Dec 18;11(12):534-558. doi: 10.5312/wjo.v11.i12.534.
18. Chen ET, Borg-Stein J, McInnis KC. Ankle Sprains: Evaluation, Rehabilitation, and Prevention. Curr Sports Med Rep. 2019 Jun;18(6):217-223. doi: 10.1249/JSR.0000000000000603.

Diagnosis Ankle Sprain
Prognosis Ankle Sprain

Artikel Terkait

  • Peran Ottawa Ankle Rules dalam Mendiagnosis Ankle Fracture
    Peran Ottawa Ankle Rules dalam Mendiagnosis Ankle Fracture
  • Efektivitas Paracetamol dalam Tata Laksana Nyeri Muskuloskeletal
    Efektivitas Paracetamol dalam Tata Laksana Nyeri Muskuloskeletal
  • Penanganan Ankle Sprain dan Kriteria Kembali Berolahraga
    Penanganan Ankle Sprain dan Kriteria Kembali Berolahraga
  • Sepatu Lari untuk Mencegah Cedera Ekstremitas Bawah
    Sepatu Lari untuk Mencegah Cedera Ekstremitas Bawah
  • Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal
    Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 16 Desember 2023, 09:11
Cara membedakan ankle sprain dan dislokasi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Saya ada pasien usia 17 tahun datang dengan bengkak pada ankle dan berjalan pincang.Pasien terjatuh saat di sekolah. Pasien juga ada riwayat...
Anonymous
Dibalas 11 Desember 2023, 08:27
Normalkah bengkak ankle sprain tidak menghilang setelah 2 minggu?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Kebetulan sy dpat pasien 29 th dengan ankle sprain, awal datang sy sarankan utk kompres, dibebat, di elevasi dan istirahat, jika nyerinya tidak tahan sy...
Anonymous
Dibalas 27 November 2023, 01:25
Anak berjalan pincang setelah jatuh tanpa tanda klinis fraktur/dislokasi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo TS,Ijin berdiskusi kasus seorang anak usia 2 tahun 3 bulan, datang dengan keluhan berjalan sedikit pincang sejak 1 minggu yang lalu. Menurut ortu, anak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.