Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Cedera Hamstring general_alomedika 2023-01-05T11:05:11+07:00 2023-01-05T11:05:11+07:00
Cedera Hamstring
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Cedera Hamstring

Oleh :
dr.Putra Rizki Sp.KO
Share To Social Media:

Diagnosis cedera hamstring atau hamstring injury ditegakkan dari anamnesis untuk mengetahui berat-ringan gejala, mekanisme cedera, dan menyingkirkan diagnosis banding. Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan kekuatan otot, range of motion, dan palpasi untuk mengetahui lokasi robekan. Pemeriksaan penunjang dapat berupa rontgen untuk menyingkirkan kemungkinan fraktur patologis, ultrasonografi, dan MRI.

Anamnesis

Keluhan utama yang dirasakan oleh pasien dengan cedera hamstring adalah nyeri paha belakang. Karena nyeri yang ditimbulkan akan tampak perubahan gait pasien.

Onset nyeri dan kelemahan paha belakang yang muncul pada cedera hamstring terjadi saat melakukan gerakan eksplosif. Pasien kadang mendengar suara khas “pop” saat kejadian. Pasien dapat merasakan nyeri saat duduk, berjalan menanjak, atau naik tangga. Keluhan nyeri lebih dirasakan saat berdiri sempurna, dan saat menekuk sendi lutut dan sendi pinggul bersamaan.

Pasien tidak mampu mengontrol tungkai secara penuh. Pasien kadang mengeluhkan muncul bengkak dan memar kebiruan pada area yang sakit. Pada beberapa pasien juga bisa mengeluhkan rasa gatal dan terbakar paha belakang.[3,13,14]

Pemeriksaan Fisik

Dari inspeksi bisa terlihat perubahan gait karena menahan sakit, sehingga tampak ketegangan pada tungkai yang sakit. Pasien biasanya mencegah tungkainya melakukan fleksi pada sendi lutut dan pinggul. Selain itu, pada inspeksi juga bisa tampak bengkak dan ekimosis.

Pada palpasi sangat jelas keluhan nyeri saat perabaan. Pada ruptur total, bisa teraba celah atau gap pada otot hamstring yang robek. Selain palpasi, pada area yang sakit perlu dilakukan pemeriksaan ruang lingkup sendi (range of motion/ROM) dan kekuatan otot.

Idealnya pemeriksaan ruang lingkup sendi dilakukan pada posisi pronasi. Pinggul pasien diposisikan pada ekstensi 0° kemudian fleksi lutut dinilai dengan pemberian resistensi pada tumit sisi yang sama, lalu diarahkan untuk melakukan fleksi sampai 90°. Pada pasien yang mengalami cedera hamstring, biasanya pasien hanya mampu melakukan fleksi lutut sekitar 15°.

Selain menilai ruang lingkup sendi pada posisi tersebut juga bisa dinilai kekuatan otot saat gerakan. Kelemahan akan dirasakan jika dibandingkan dengan tungkai sisi yang tidak sakit.[3,13,14]

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding cedera hamstring yang perlu dipertimbangkan antara lain lumbosacral facet syndrome, radikulopati lumbosakral, dan cedera sakroiliaka.

Lumbosacral Facet Syndrome

Lumbosacral facet syndrome  lebih sering terjadi pada pasien usia tua. Berbeda dengan cedera hamstring, mayoritas kasus tidak disertai nyeri tungkai dan tidak disertai spasme otot.[16]

Radikulopati Lumbosakral

Pada radikulopati lumbosakral, nyeri pada tungkai biasanya didahului nyeri pinggang. Berbeda dengan cedera hamstring, nyeri terus menjalar hingga mencapai pergelangan kaki atau telapak kaki.[17]

Cedera Sakroiliaka

Cedera sakroiliaka biasanya lebih terasa di pinggang dibandingkan di tungkai. Pada inspeksi, bisa didapatkan tinggi pelvis yang asimetris.[5]

Pemeriksaan Penunjang

Pada cedera hamstring pemeriksaan penunjang yang utama adalah pencitraan.

USG dan MRI

USG dan MRI adalah modalitas diagnostik pilihan utama. Untuk membuktikan edema dan perdarahan pada area cedera, USG  akan menunjukkan gambaran echotexture. Sementara itu, pada pemeriksaan MRI akan tampak intensitas sinyal tinggi pada gambar T2.

USG memungkinkan penilaian dinamis otot hamstring yang cedera, tetapi sensitivitasnya kurang baik pada tahap cedera yang sudah lebih lanjut. MRI masih merupakan pilihan utama untuk menilai cedera otot hamstring yang lebih dalam, mengevaluasi cedera berulang, dan membedakan cedera baru dengan cedera berulang. Hasil MRI juga bisa memperkirakan lama rehabilitasi yang diperlukan.[3,13,14]

Rontgen

Evaluasi radiografi merupakan aspek penting untuk penilaian keparahan cedera yang melibatkan organ lain. Radiografi polos berguna untuk menyingkirkan fraktur tulang, terutama fraktur apofiseal.[3,13,14]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan

Referensi

3. Danielsson A, Horvath A, Senorski C, Alentorn-Geli E, Garrett WE, Cugat R, et al. The mechanism of hamstring injuries - a systematic review. BMC Musculoskelet Disord. 2020;21(1):641.
13. Schroeter S, Heiss R, Hammer CM, Grim C, Engelhardt M, Hotfiel T. Diagnosis of Proximal Hamstring Injuries. Sport Orthop Traumatol. 2022;38(1):47–57. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0949328X22000084
14. Chang JS, Kayani B, Plastow R, Singh S, Magan A, Haddad FS. Management of hamstring injuries: current concepts review. Bone Joint J. 2020;102-B(10):1281–8.
16. Christopher, Alexander1 Matthew C, Matthew V. Lumbosacral Facet Syndrome. StatPearls Publishing. 2022. p. 1–16.
17. Alexander CE, Varacallo M. Lumbosacral Radiculopathy. StatPearls Publishing. Treasure Island (FL); 2022. p. 1–16.

Epidemiologi Cedera Hamstring
Penatalaksanaan Cedera Hamstring

Artikel Terkait

  • Penanganan Avulsi Hamstring Proksimal: Operatif vs Non-Operatif
    Penanganan Avulsi Hamstring Proksimal: Operatif vs Non-Operatif
  • Platelet-Rich Plasma untuk Cedera Hamstring
    Platelet-Rich Plasma untuk Cedera Hamstring
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.