Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Fistula Ani general_alomedika 2023-03-15T14:27:57+07:00 2023-03-15T14:27:57+07:00
Fistula Ani
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Fistula Ani

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Diagnosis fistula ani ditegakkan melalui anamnesis adanya discharge perianal, nyeri, atau perdarahan pada kulit sekitar anus. Pada pemeriksaan fisik, orificium eksternal atau sinus tampak terbuka di sekitar anus. Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu diagnosis adalah anoskopi, fistulografi, USG endoanal atau endorektal, MRI perianal, dan manometri anal.

Anamnesis

Keluhan pasien dapat berupa discharge perianal, nyeri, perdarahan, luka, dan edema pada daerah kulit sekitar anus. Hal ini biasanya disertai riwayat nyeri, bengkak, dan drainase secara sengaja maupun spontan dari abses perianal sebelumnya.[3,7,12]

Tanyakan kondisi medis pasien yang dapat menjadi faktor risiko fistula ani, seperti penyakit Crohn, divertikulitis, tuberkulosis, HIV, riwayat terapi kortikosteroid, ataupun riwayat terapi radiasi untuk kanker rektum atau kanker prostat. Faktor risiko gaya hidup juga perlu ditanyakan kepada pasien, seperti riwayat merokok, konsumsi alkohol, duduk terlalu lama di toilet, riwayat diet tinggi garam, dan berat badan berlebih.[3,7,12]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan inspeksi bagian perineum, untuk mencari adanya orificium eksternal atau sinus yang terbuka, atau adanya jaringan granulasi di sekitar anus. Dokter dapat melihat discharge berupa pus atau darah dari orificium eksternal secara langsung atau saat pemeriksaan colok dubur.[7,12,13]

Pemeriksaan colok dubur bisa dilakukan dengan menggunakan jari telunjuk pemeriksa. Apabila ada kecurigaan fistula ani, lakukan evaluasi lebih lanjut dengan pemeriksaan anoskopi.[7,12,13]

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding fistula ani yang perlu dipikirkan adalah proktitis akut, abses anorektal, divertikulitis kolon, dan inflammatory bowel disease.

Proktitis Akut

Proktitis akut merupakan inflamasi pada daerah mukosa rektum. Kondisi ini disebabkan oleh terapi radiasi, antibiotik, atau infeksi menular seksual yang disebarkan melalui hubungan anal. Proktitis disertai keluhan nyeri pada daerah anus dan rektum, rasa penuh di sekitar rektum, diare, dan perdarahan pada daerah anus.[14]

Abses Anorektal

Abses anorektal merupakan infeksi dengan benjolan berisi nanah di sekitar anus dan rektum. Abses ini menimbulkan rasa nyeri saat buang air besar dan saat duduk.[3]

Divertikulitis Kolon

Divertikulitis kolon merupakan radang divertikulum di dinding usus besar. Divertikulitis dapat menyebabkan nyeri perut, mual, muntah, konstipasi, demam, dan distensi.[15]

Inflammatory Bowel Disease

Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan penyakit inflamasi usus idiopatik yang disebabkan oleh gangguan respons imun terhadap mikrobiota usus. Penyakit ini terbagi menjadi dua tipe, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Crohn. Inflamasi bisa menyebabkan seluruh dinding usus mengalami ulserasi dan abses yang akhirnya dapat menyebabkan fistula. Sekitar 1 dari 3 pasien penyakit Crohn berisiko mengalami fistula ani.[12,16]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis fistula ani adalah anoskopi dan pemeriksaan radiologi seperti fistulografi, USG endoanal atau endorektal.

Anoskopi

Dokter dapat mengevaluasi fistula ani dengan melakukan anoskopi. Anoskopi dapat melihat orificium internal dari sfingter anal dan rektum distal. Pemeriksaan ini memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi untuk lesi anorektal, seperti fistula, laserasi, ulkus, dan massa.[17]

Pemeriksaan Radiologi

Terdapat beberapa alternatif pencitraan yang dapat dilakukan pada pasien dengan fistula ani, seperti fistulografi, USG endoanal atau endorektal, MRI, dan manometri anal.

Fistulografi:

Fistulografi merupakan teknik injeksi kontras melalui orificium eksternal. Pencitraan ini dilakukan dari sisi anteroposterior, lateral, dan oblik untuk melihat traktus fistula. Saat pemeriksaan, pasien sebaiknya diberikan anestesi karena akan mengalami nyeri ketika injeksi kontras.[12,18]

Ultrasonografi Endoanal atau Endorektal:

USG endoanal atau endorektal dilakukan untuk melihat anatomi muskular dan membedakan lesi transsfingterik dengan lesi intersfingterik. Pemeriksaan ini dapat membantu bila pada pemeriksaan fisik lokasi sfingter internal sulit ditentukan. Namun, pemeriksaan ini bukan menjadi pemeriksaan yang rutin dilakukan dalam evaluasi klinis. Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada tipe fistula yang kompleks seperti kecurigaan fistula recto-vaginal.[12]

MRI Kanalis Anal:

Pemeriksaan MRI daerah kanalis anal biasanya menjadi pilihan untuk evaluasi fistula yang kompleks atau berulang. Pemeriksaan MRI dapat mengidentifikasi lokasi primer traktus fistula dan ekstensi ke otot sekitar (ischiorectal).[12]

Manometri Anal:

Manometri anal merupakan pemeriksaan untuk menilai fungsi anorektal. Pemeriksaan ini dapat menilai kuantitas tonus sfingter, respons sensori anorektal, refleks anorektal, komplians rektal, dan fungsi defekasi. Pemeriksaan ini jarang dilakukan dalam evaluasi fistula ani, tetapi dapat dilakukan untuk membantu pasien yang akan dioperasi.[10]

Bila tekanan tonus sfingter menurun, tindakan operasi yang melibatkan sfingter harus dihindari. Pasien yang biasanya menjalani pemeriksaan ini adalah pasien dengan penurunan tonus otot sfingter ani, riwayat fistulotomi sebelumnya, trauma obstetrik, dan usia geriatri.[10]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada pasien fistula ani tidak ada yang spesifik. Pemeriksaan darah berkala dapat dilakukan untuk melihat apakah terdapat anemia.[12]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

3. Onkelen RV. Anal Fistulas. New perspectives on treatment and pathogenesis. 2015. https://www.werkgroepcoloproctologie.nl/wp-content/uploads/2018/03/Anal-fistulas-New-perspectives-on-treatment-and-pathogenesis-1.pdf
7. Wang D, Yang G, Qiu J, Song Y, et al. Risk factors for anal fistula: a case-control study. Tech Coloproctol. 2014 Jul;18(7):635-9. doi: 10.1007/s10151-013-1111-y
12. Poggio JL. Fistula-in-Ano. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/190234-overview#a2
13. Stanford Medicine. Introduction to the Rectal Exam. 2020. https://stanfordmedicine25.stanford.edu/the25/rectal.html
14. Irizarry L. Acute Proctitis. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/775952-overview
15. Carr S, Velasco AL. Colon Diverticulitis. Statpearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541110/
16. McDowell C, Farooq U, Haseeb M. Inflammatory Bowel Disease. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470312/
17. London S, Tichauer MB. Anoscopy. Statpearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459324/
18. Simpson JA, Banerjea A, Scholefield JH. Management of anal fistula. BMJ. 2012 Oct 15;345:e6705. doi: 10.1136/bmj.e6705.

Epidemiologi Fistula Ani
Penatalaksanaan Fistula Ani

Artikel Terkait

  • Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
    Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
  • Penanganan Fistula Perianal pada Crohn’s Disease
    Penanganan Fistula Perianal pada Crohn’s Disease
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 24 Juli 2024, 16:19
Penanganan luka post operasi fistula ani
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter…izin tanya bagaimana penanganan luka pada fistulaani agar luka cepat sembuh dan kering?. Pasien laki2, usia 30 th, post operasi 11 hari yang lalu,...
Anggreni Ervin Bore
Dibalas 29 Januari 2024, 08:39
Bekas operasi abses perianal masih mengeluarkan cairan
Oleh: Anggreni Ervin Bore
1 Balasan
Selamat pagi dok, ada pasien bulan september melakukan operasi abses perianal di bagian pertengahan tulang ekor dan anus, bekas operasi perianal masih ada...
dr. Maria Florensia
Dibalas 13 September 2023, 20:50
Benjolan di dubur balita
Oleh: dr. Maria Florensia
2 Balasan
Alo docs, saya ada ketemu kasus balita dengan benjolan di dubur, tidak ada cairan yang keluar dan tidak ada keluhan lain. Kira-kira apa diagnosisnya ya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.