Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Keracunan Arsenik general_alomedika 2025-05-07T14:22:59+07:00 2025-05-07T14:22:59+07:00
Keracunan Arsenik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Keracunan Arsenik

Oleh :
dr. Rifan Eka Putra Nasution
Share To Social Media:

Patofisiologi keracunan arsenik dapat dibedakan berdasarkan jalur masuk zat arsenik ke dalam tubuh, yaitu akibat inhalasi dan akibat menelan/tertelan arsenik.[2,5]

Mekanisme keracunan arsenik terjadi akibat stres oksidatif yang menyebabkan peningkatan produksi reactive oxygen species (ROS)  dan mengganggu berbagai proses seluler.[7–9]

Patofisiologi Keracunan Arsenik akibat Menelan Arsenik

Arsenik dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu arsenik organik, anorganik, dan dalam bentuk gas (arsine). Arsenik anorganik lebih beracun dibanding bentuk organik. Berdasarkan valensi atau muatan senyawa, arsenik anorganik dibagi menjadi arsenik trivalen dan pentavalen.[2]

Efek toksik dari arsenik anorganik terutama disebabkan oleh inaktivasi hingga 200 enzim yang terlibat dalam jalur energi seluler, dan sintesis serta perbaikan deoxyribonucleic acid (DNA).  Arsenik trivalen mengakibatkan penurunan produksi asetil koenzim A (asetil-KoA) dan suksinil koenzim A (suksinil-KoA), gangguan glukoneogenesis, dan fosforilasi oksidatif.[5]

Arsenik pentavalen meniru ion fosfat anorganik, dan menggantikan fosfat dalam jalur glikolisis dan respirasi seluler. Hal tersebut mengakibatkan hilangnya ikatan fosfat berenergi tinggi, gangguan konversi adenosin difosfat (ADP) menjadi adenosin trifosfat (ATP), dan penurunan respirasi mitokondria.[2,5,11]

Pada keracunan arsenik, terjadi stres oksidatif yang menyebabkan peningkatan ROS secara berlebihan sehingga mengganggu pertumbuhan, perbaikan, proliferasi, dan diferensiasi sel. Mekanisme tersebut berujung pada kerusakan struktural lipid, karbohidrat, DNA, dan protein. Pada akhirnya, terjadi disfungsi mitokondria, disfungsi sistem pertahanan antioksidan, dan perubahan sekresi hormon.[7–9]

Sebagian besar arsenik anorganik diekskresikan dalam urin dan sisanya diekskresikan melalui tinja. Senyawa arsenik organik yang tertelan mengalami metabolisme terbatas, tidak masuk ke dalam sel, dan biasanya diekskresikan tanpa perubahan melalui urine.[12]

Patofisiologi Keracunan Arsenik akibat Inhalasi Arsine

Arsine atau gas arsenik dihasilkan melalui berbagai cara, antara lain ketika senyawa arsenik trioksida dipanaskan atau bersentuhan dengan asam atau asap asam, ketika hidrogen bereaksi dengan arsenik anorganik, atau ketika air bereaksi dengan arsenida logam.[2]

Arsenik dalam batubara dapat diubah menjadi arsine pada proses konversi batubara menjadi gas. Kebanyakan kasus inhalasi arsine terkait dengan penggunaan asam dan logam mentah yang mengandung arsenik.[2,5]

Arsine sangat mudah diserap melalui paru-paru dan permukaan mukosa saluran pernapasan serta mudah larut dalam cairan tubuh. Setelah diabsorpsi di paru-paru, arsine masuk ke sel darah merah dan menyebabkan hemolisis, serta mengganggu transpor besi. Aktivitas hemolisis dari arsine diduga karena kerusakan oksidatif pada sel darah merah.[2,5]

Gangguan transportasi oksigen dan trombosis kapiler dengan sisa-sisa seluler menyebabkan kerusakan multiorgan, termasuk gagal ginjal (arsine sendiri juga merupakan nefrotoksin), gagal jantung, gagal napas, gagal hati, dan komplikasi neurologis.[2,5]

Patofisiologi Keracunan Arsenik pada Organ

Efek toksik arsenik terutama memengaruhi saluran pencernaan, jantung, ginjal, dan otak. Arsenik memiliki efek toksik langsung pada sel endotel dengan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah kecil. Sebagian besar tanda klinis, seperti gangguan gastrointestinal dan henti jantung/pernapasan, dilaporkan sebagai cedera kapiler akibat vasodilatasi, transudasi plasma, dan syok ketika senyawa arsenik yang langsung mencapai banyak organ.[8,9]

Sifat korosif arsenik menyebabkan gastroenteritis berat dengan gejala sakit perut yang hebat, muntah, dan diare “air beras”. Arsenik menyebabkan perdarahan dan transudasi kapiler ke mukosa gastrointestinal melalui pembentukan vesikel. Ketika vesikel pecah ke dalam saluran pencernaan, terjadi produksi “air beras”, diare berdarah, dan muntah. Perdarahan berlebihan dapat membahayakan sirkulasi dan menyebabkan penurunan tekanan darah progresif.[3,5,6]

Eliminasi arsenik melalui ginjal memungkinkan akumulasi arsenik dalam ginjal, yang dapat menyebabkan hemolisis, proteinuria, nekrosis tubular akut, dan malfungsi tubulus yang berkelanjutan.[8,9]

Arsenik dapat menembus sawar darah otak dan menyebabkan ensefalopati, sakit kepala, lesu, delirium, halusinasi, kejang, atau koma. Cedera hepatoseluler setelah paparan akut arsenik anorganik jarang terjadi, tetapi infiltrasi lemak hati, nekrosis sentral, dan sirosis hepatik dapat terjadi.[2,7]

Pada sistem pernapasan, dapat terjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS) dan gagal napas akibat kelemahan otot pernapasan setelah menelan arsenik. Sedangkan inhalasi arsenik dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan.[2]

Efek tertunda dari menelan arsenik antara lain penekanan sumsum tulang (anemia, leukopenia, dan pansitopenia), neuropati perifer, ensefalopati, disritmia, dan timbul garis horizontal berwarna putih pada kuku yang disebut Mee’s lines.[2,4]

Referensi

2. Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). Arsenic (As) and Inorganic Arsenic Compounds. CDC. 2014.
3. Kuivenhoven M, Mason K. Arsenic Toxicity. StatPearls 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541125/.
5. Tournel G, Houssaye C, Humbert L, Dhorne C, Gnemmi V, Bécart-Robert A, et al. Acute arsenic poisoning: clinical, toxicological, histopathological, and forensic features. J Forensic Sci 2011;56 Suppl 1:S275-9.
6. Shumy F, Anam AM, Kamruzzaman AKM, Amin MR, Chowdhury MAJ. Acute arsenic poisoning diagnosed late. Trop Doct 2016;46:93–6.
7. Rahaman MS, Rahman MM, Mise N, Sikder MT, Ichihara G, Uddin MK, et al. Environmental arsenic exposure and its contribution to human diseases, toxicity mechanism and management. Environ Pollut 2021;289:117940.
8. Naujokas MF, Anderson B, Ahsan H, Aposhian HV, Graziano JH, Thompson C, et al. The broad scope of health effects from chronic arsenic exposure: update on a worldwide public health problem. Environ Health Perspect 2013;121:295–302.
9. Baker BA, Cassano VA, Murray C. Arsenic Exposure, Assessment, Toxicity, Diagnosis, and Management: Guidance for Occupational and Environmental Physicians. J Occup Environ Med 2018;60:e634–9.
11. Blumenberg A, Wiener SW. Arsenic toxicity. Medscape. 2019.
https://emedicine.medscape.com/article/812953-overview#a6
12. Abuawad A, Bozack AK, Saxena R, Gamble MV. Nutrition, one-carbon metabolism and arsenic methylation. Toxicology. 2021 Jun 15;457:152803.

Pendahuluan Keracunan Arsenik
Etiologi Keracunan Arsenik

Artikel Terkait

  • Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
    Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
Diskusi Terbaru
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 1 jam yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Point Bonanza Bidang Trauma (21-27 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter! Sudah minggu ketiga, tapi masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Rugi banget! Jangan kelewatan lagi, dan segera ikuti...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 2 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Peran Kalsium untuk Mencegah Komplikasi Kehamilan - Selasa, 3 Juni 2025, pukul 09.30-11.00 WIB
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Daftar segera "Peran Kalsium untuk Mencegah Komplikasi Kehamilan" - webinar Alomedika ber-SKP Kemkes melalui link ini:...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 1 jam yang lalu
CONGRATULATION! SELAMAT KEPADA PEMENANG ALOPALOOZA 2025 BIDANG DERMATOLOGI! 🕺🏻
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
Alomedika dengan bangga mengumumkan pemenang ALOPALOOZA 2025 bidang Dermatologi yang telah memposting kasus dermatologi menarik di minggu lalu.  Pemenang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.