Prognosis lebih baik pada pasien yang sadar penuh dan waktu tenggelam <6 menit. Semakin lama korban mendapatkan pertolongan maka prognosis akan semakin menurun.[1,10]

Komplikasi

Pada paru, akan terjadi penurunan oksigen dalam darah atau hipoksemia. Air dalam paru-paru akan membilas surfaktan, dan berisiko menyebabkan gangguan alveolus, gangguan transfer udara, gangguan ventilasi perfusi, dan atelektasis.

Edema paru bisa terjadi dalam waktu cepat atau lambat, sehingga dibutuhkan waktu pemantauan selama 4–6 jam. Hal ini diperparah oleh kerusakan mikrovaskuler yang menyebabkan inflamasi dan peningkatan permeabilitas vaskuler, sehingga semakin menambah ekstravasasi cairan ke dalam alveolus.[9]

Hipoksemia juga mempengaruhi sistem saraf pusat. Pemulihan dari gangguan neurologis lebih sulit terjadi pada submersi normotermia selama 10 menit atau 40 menit submersi hipotermia. Sistem saraf pusat memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi sehingga memerlukan oksigen yang cukup banyak. Kerusakan otak hipoksik-iskemik merupakan sequelae dari asfiksia yang berat.[2,9]

Gangguan jantung akibat hipoksemia dan asidosis adalah aritmia, yang berawal dari takikardia, bradikardia, kemudian asistole. Suhu tubuh yang rendah dan kesulitan melakukan tindakan resusitasi yang baik di lapangan membuat banyak intervensi jantung tidak efektif.[9]

Tenggelam juga menyebabkan komplikasi pada hematologi. Asidosis akibat hipoksia bisa berlanjut kepada gangguan pernapasan, kemudian asidosis metabolik dan kematian.[9]

Prognosis

Pasien yang sadar penuh atau disorientasi ringan yang membaik memiliki prognosis yang baik. Sebanyak 88% dari korban yang tenggelam <6 menit memiliki keluaran yang baik (tidak meninggal atau mendapat komplikasi) dibandingkan dengan hanya 7,4% korban tenggelam selama 6–10 menit.

Beberapa hal yang menunjukkan prognosis yang buruk adalah:

• Waktu submersi > 5 menit
• Waktu mendapatkan pertolongan pertama >10 menit

• Glasgow coma scale <5

• Temperature rektal <30 derajat C

• pH darah arteri <7,1 ketika tiba di rumah sakit[1,5,12]

Pasien yang tiba dalam keadaan koma dan memerlukan tindakan resusitasi umumnya telah menderita cedera kepala berat dan ensefalopati toksik.

Tabel 1. Klasifikasi Szpilman untuk Menilai Mortalitas

Grade	Keterangan	Mortalitas
1	Pemeriksaan auskultasi paru normal dengan batuk	0%
2	Pemeriksaan auskultasi abnormal dengan ronki pada beberapa lapang paru dengan batuk	0,6%
3	Edema paru akut, dengan tekanan darah normal	5,2%
4	Edema paru akut dengan hipotensi atau syok	19,4%
5	Respiratory arrest dan/atau koma	44%
6	Cardiopulmonary arrest	93%

Sumber: dr. Adrian Prasetio, 2021[13,18]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli