Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Barotrauma general_alomedika 2024-01-11T08:47:50+07:00 2024-01-11T08:47:50+07:00
Barotrauma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Barotrauma

Oleh :
dr. Pepi Nurapipah
Share To Social Media:

Barotrauma adalah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara ruang kedap di dalam tubuh dengan gas atau cairan yang berada di lingkungan sekitarnya. Kerusakan yang timbul pada kasus barotrauma disebabkan oleh peregangan berlebihan ataupun robekan jaringan. Organ tubuh yang berisiko mengalami barotrauma yaitu telinga bagian tengah, sinus paranasal, dan paru-paru.[1,2]

Terdapat berbagai jenis barotrauma, seperti penyakit dekompresi (decompression sickness), penyakit ketinggian (altitude sickness), barotrauma yang diinduksi tindakan medis, cedera ledakan primer, dan barotrauma yang sengaja ditimbulkan sendiri. Barotrauma merupakan kondisi yang cukup sering terjadi di Indonesia karena tingginya volume kegiatan scuba-diving, baik di dunia profesional maupun di kalangan wisatawan. Barotrauma adalah cedera okupasi bagi penyelam profesional di industri minyak & gas dan konstruksi kapal, nelayan tradisional, termasuk penyelam mutiara dan tiram.[1]

barotrauma-min

Anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah kunci diagnosis. Barotrauma bisa terjadi sebagai komplikasi ventilasi mekanik, perubahan tekanan di dalam dan di luar telinga, kavitas abses akibat infeksi gigi, scuba diving atau menyelam, perawatan hiperbarik, maupun kegiatan di ketinggian seperti bepergian dengan pesawat terbang. Pada barotrauma telinga dan sinus, yang terjadi pada 80% kasus barotrauma, gejala yang paling sering muncul adalah telinga terasa penuh, nyeri, dan pusing.[3,4]

Studi laboratorium umumnya tidak bermanfaat untuk menegakkan diagnosis barotrauma. Peningkatan kadar kreatin fosfokinase (CPK) dan troponin-I dapat mengindikasikan adanya kerusakan jaringan akibat mikroemboli dalam sirkulasi koroner. EKG dapat mengonfirmasi iskemia miokard, aritmia jantung, atau efusi perikardial. Rontgen toraks diperlukan jika dicurigai terdapat pneumothorax, pneumomediastinum, atau pneumoperikardium. Echocardiography perlu dilakukan jika dicurigai terdapat pneumoperikardium.[5]

Penatalaksanaan barotrauma bergantung pada organ mana yang terpengaruh, kondisi hemodinamik, dan keparahan manifestasi klinis. Kebanyakan kasus barotrauma hanya memerlukan pengobatan simtomatik dan tindak lanjut rawat jalan. Sebagai contoh, barotrauma telinga, bahkan yang disertai dengan ruptur membran timpani tanpa komplikasi, dapat sembuh tanpa intervensi. Pada beberapa kasus, barotrauma bisa menyebabkan kondisi yang mengancam nyawa.  Kedaruratan barotrauma yang berpotensi mengancam nyawa umumnya melibatkan pneumothorax atau ruptur gastrointestinal.[6]

Pencegahan dapat dilakukan dengan manuver Valsalva, mengisap permen saat bepergian dengan pesawat terbang, ataupun menguap. Pada pasien yang pernah terkena COVID-19 simptomatik, menyelam akan meningkatkan risiko barotrauma karena adanya gejala sisa jangka panjang pada paru dan jantung.[21,22]

Referensi

1. Kaplan J. Barotrauma. Medscape. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/768618-overview
2. Moon RE. Pulmonary Barotrauma. MSD Manual Professional Version. 2021. https://www.msdmanuals.com/professional/injuries-poisoning/injury-during-diving-or-work-in-compressed-air/pulmonary-barotrauma
3. Ioannidis G, Lazaridis G, Baka S, et al. Barotrauma and pneumothorax. J Thorac Dis. 2015;7(Suppl 1):S38-S43. doi:10.3978/j.issn.2072-1439.2015.01.31
4. Rozycki SW, Brown MJ, Camacho M. Inner ear barotrauma in divers: an evidence-based tool for evaluation and treatment. Diving Hyperb Med. 2018;48(3):186-193. doi:10.28920/dhm48.3.186-193
5. Battisti AS, Haftel A, Murphy-Lavoie HM. Barotrauma. [Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482348/
6. Moon RE. Overview of barotrauma. MSD Manual, 2021. https://www.msdmanuals.com/professional/injuries-poisoning/injury-during-diving-or-work-in-compressed-air/overview-of-barotrauma#v23351518
21. Livingstone DM, Smith KA, Lange B. Scuba diving and otology: a systematic review with recommendations on diagnosis, treatment and post-operative care. Diving Hyperb Med. 2017;47(2):97.
22. Sadler C. Complications of scuba-diving. Uptodate. 2021.

Patofisiologi Barotrauma
Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 08 Desember 2021, 20:18
Penanganan barotitis pada bayi saat naik pesawat - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
2 Balasan
ALO dr. Rano SpTHT, apa yang dapat dilakukan untuk mencegah bayi atau balita mengalami barotitis saat naik pesawat? Mau liburan dan berpergian ni dok....

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.