Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Barotrauma general_alomedika 2024-01-11T08:48:50+07:00 2024-01-11T08:48:50+07:00
Barotrauma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Barotrauma

Oleh :
dr. Pepi Nurapipah
Share To Social Media:

Mayoritas kasus barotrauma, terutama telinga dan sinus, hanya membutuhkan penatalaksanaan simptomatik dan pemantauan rawat jalan karena kebanyakan dapat swasirna tanpa intervensi. Meski demikian, perlu diketahui bahwa barotrauma dapat bersifat mengancam nyawa pada beberapa kasus.

Barotrauma yang mengancam nyawa umumnya melibatkan penumothorax atau ruptur gastrointestinal. Tanda bahaya yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Adanya tanda dan gejala neurologi, termasuk gangguan kesadaran
  • Sesak napas
  • Tanda peritoneal
  • Kelainan pada tanda vital

Penatalaksanaan awal yang dapat diberikan adalah stabilisasi, termasuk menggunakan oksigen 100%. Apabila dicurigai terdapat risiko gagal napas, perlu dilakukan intubasi. Ventilasi tekanan positif dapat mengeksaserbasi pneumothorax.

Pasien yang dicurigai mengalami pneumothorax dan memiliki tanda ketidakstabilan hemodinamik atau tension pneumothorax memerlukan dekompresi segera. Sementara itu, pasien dengan gejala neurologis atau temuan lain yang mengindikasikan adanya emboli udara perlu dibawa segera ke bilik rekompresi (recompression chamber).

Setelah pasien stabil, penatalaksanaan difokuskan sesuai dengan jenis barotrauma. Pasien dengan robekan pada tingkap labirin dapat dipertimbangkan untuk menjalani pembedahan untuk mengatasi gangguan pendengaran.[1,5,6]

Barotrauma Telinga dan Sinus

Mayoritas cedera telinga akibat barotrauma dapat membaik tanpa intervensi, termasuk jika ada edema, perdarahan, maupun otitis. Ruptur membran timpani juga dapat membaik jika fungsi tuba Eustachius adekuat dan ruptur bukan disebabkan oleh ledakan. Gejala vestibular yang ditimbulkan juga dapat membaik seiring waktu tanpa menyebabkan gejala sisa jangka panjang.

Medikamentosa

Medikamentosa memiliki manfaat yang terbatas dalam manajemen barotrauma dan sinus. Dekongestan dan antihistamin mungkin memiliki sedikit manfaat dalam kasus barotrauma. Sementara itu, tidak ada bukti adekuat yang mendukung manfaat penggunaan glukokortikoid dalam mempercepat pemulihan barotrauma.

Antibiotik sebaiknya tidak digunakan secara rutin sebagai pencegahan. Antibiotik diindikasikan jika membran timpani ruptur dan telinga tengah telah terkontaminasi. Antibiotik yang dapat digunakan adalah amoxicillin klavulanat per oral atau fluorokuinolon tetes telinga. Analgesik dapat digunakan untuk mengurangi nyeri jika memang dirasa perlu.[1,5,19,21]

Pembedahan

Pembedahan, misalnya timpanoplasti, mungkin diperlukan pada kasus yang berat seperti adanya fistula perilimfe dan kerusakan pada tulang telinga. Miringotomi telah dilaporkan sebagai pencegahan maupun terapi barotrauma. Namun, kekurangan dari metode ini adalah miringotomi dapat menyembuh dalam hitungan hari sehingga waktu yang disediakan kurang adekuat. Untuk mengatasi masalah ini, dapat digunakan timpanostomi atau tabung ventilasi agar lubang miringotomi bertahan lebih lama.[20]

Barotrauma Pulmonal

Pada kasus pneumomediastinum ringan, udara dapat direabsorpsi secara spontan. Pada pasien yang mengalami hipoksia, oksigen suplemental diperlukan. Konsentrasi oksigen yang lebih tinggi seyogyanya juga akan meningkatkan kecepatan reabsorpsi udara.

Penatalaksanaan pneumothorax bergantung pada tingkat keparahan. Kasus yang ringan dapat mengalami resolusi tanpa intervensi apapun. Kasus yang berat dapat memerlukan chest tube thoracostomy.

Pada kasus emboli udara arteri, tata laksana harus dilakukan segera. Idealnya, terapi dilakukan dalam waktu 2 jam untuk meningkatkan kemungkinan kesintasan dan resolusi gejala. Terapi rekompresi dan hyperbaric oxygen therapy (HBOT) yang dilakukan setelah 6 jam berkaitan dengan prognosis lebih buruk.[7,11]

Terapi Rekompresi

Terapi rekompresi atau recompression therapy diindikasikan pada kasus barotrauma yang berat, termasuk cedera korda spinalis dan gangguan neurologi. Pasien yang tidak berespon dengan terapi awal umumnya membutuhkan tekanan dekompresi yang lebih tinggi (4-5 atm) dan mungkin membutuhkan udara yang terdiri dari campuran 50% helium dan 50% oksigen (heliox).[5,7]

Referensi

1. Kaplan J. Barotrauma. Medscape. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/768618-overview
5. Battisti AS, Haftel A, Murphy-Lavoie HM. Barotrauma. [Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482348/
6. Moon RE. Overview of barotrauma. MSD Manual, 2021. https://www.msdmanuals.com/professional/injuries-poisoning/injury-during-diving-or-work-in-compressed-air/overview-of-barotrauma#v23351518
7. Kennedy-Little D, Sharman T. Pulmonary Barotrauma. [Updated 2021 Jul 25]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559293/
11. Diaz R, Heller D. Barotrauma And Mechanical Ventilation. [Updated 2021 Aug 9]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545226/
19. Swain SK, Shajahan N, Mohapatra A. Middle ear barotrauma and facial baroparesis in underwater diving - A Scoping Review. J Mar Med Soc 2020;22:118-22
20. Vernick D. Ear barotrauma. Uptodate. May 2020. https://www.uptodate.com/contents/ear-barotrauma
21. Livingstone DM, Smith KA, Lange B. Scuba diving and otology: a systematic review with recommendations on diagnosis, treatment and post-operative care. Diving Hyperb Med. 2017;47(2):97.

Diagnosis Barotrauma
Prognosis Barotrauma
Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 08 Desember 2021, 20:18
Penanganan barotitis pada bayi saat naik pesawat - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
2 Balasan
ALO dr. Rano SpTHT, apa yang dapat dilakukan untuk mencegah bayi atau balita mengalami barotitis saat naik pesawat? Mau liburan dan berpergian ni dok....

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.