Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Atresia Ani general_alomedika 2022-10-19T08:21:31+07:00 2022-10-19T08:21:31+07:00
Atresia Ani
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Atresia Ani

Oleh :
dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC
Share To Social Media:

Atresia ani adalah kelainan kongenital berupa tidak adanya anus pada daerah perineum. Kelainan ini termasuk ke dalam malformasi anorektal, yang terjadi akibat kegagalan perkembangan hindgut pada usia kehamilan 8–12 minggu. Kegagalan ini menyebabkan septum urorektal tidak terbentuk, dan adanya membran kloaka pada bagian dorsal. Akibatnya, hindgut dan sinus urogenitalis akan tetap berhubungan.[1–3]

Insidensi atresia ani diperkirakan 1 dari 5.000 kelahiran hidup, dan lebih banyak dijumpai pada bayi laki-laki. Atresia ani seringkali disertai dengan kelainan kongenital pada sistem lain, misalnya pada sistem genitourinaria, muskuloskeletal, dan kardiovaskular, seperti ventricular septal defect, atrial septal defect, atau tetralogy of Fallot.[1,4]

Sumber: Openi, 2016 Sumber: Openi, 2016

Diagnosis atresia ani dilakukan dengan pemeriksaan fisik regio perianal postpartum setelah bayi dilahirkan. Pasien dapat dicurigai mengalami atresia ani jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama sejak lahir. Selain itu, pasien juga dapat mengalami distensi abdomen. Jika terbentuk fistula, mekonium mungkin keluar melalui perineum atau uretra.[1,5]

Pemeriksaan penunjang, misalnya radiografi pelvis atau sakrum, dapat dilakukan apabila diagnosis sulit ditegakkan melalui pemeriksaan fisik saja. Radiografi juga berguna untuk mencari kelainan penyerta, misalnya spina bifida atau hemivertebra. Ultrasonografi (USG) dapat dilakukan untuk menentukan tipe malformasi anorektal, karena berhubungan dengan perencanaan tata laksana.[1,5]

Tata laksana definitif atresia ani adalah dengan pembedahan, yang dapat dilakukan dengan anoplasti, kolostomi, dan posterior sagittal anorectoplasty (PSARP). Sebelum pembedahan dilakukan, tata laksana awal dapat diberikan berupa pemasangan akses intravena untuk memberikan cairan dan antibiotik, misalnya cefotaxime atau erythromycin. Pemasangan nasogastric tube juga diperlukan untuk dekompresi lambung.[1,4,5]

Prognosis atresia ani yang terjadi tunggal pada umumnya baik. Namun, adanya kelainan kongenital lain yang menyertai dapat memperburuk prognosis. Komplikasi yang cukup sering terjadi adalah konstipasi dan inkontinensia fekal. Pasien mungkin membutuhkan terapi jangka panjang dengan laksatif, seperti senna, atau menggunakan enema. Pola defekasi yang baik mungkin baru dicapai dalam beberapa bulan setelah operasi.[4,5]

Edukasi atresia ani diberikan pada orang tua pasien untuk melakukan dilatasi anus di rumah setelah anoplasti. Dilatasi dikerjakan dengan dilator Hegar dari ukuran terkecil, kemudian ditingkatkan setiap minggu hingga mencapai ukuran yang sesuai usia pasien. Dilatasi biasa dilakukan selama 6–12 bulan, dengan frekuensi yang diturunkan secara bertahap. Jika ukuran anus sudah sesuai usia dan tidak terjadi striktur, penutupan kolostomi dapat dilakukan.[2,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Singh M, Mehra K. Imperforate Anus. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549784/
2. Wood RJ, Levitt MA. Anorectal Malformations. Clin Colon Rectal Surg. 2018 Mar;31(2):61-70. doi: 10.1055/s-0037-1609020.
3. Gangopadhyay AN, Pandey V. Anorectal malformations. J Indian Assoc Pediatr Surg 2015;20:10-5.
4. Smith CA, Avansino J. Anorectal Malformations. StatPearls Publishing 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542275/
5. Rosen NG. Pediatric Imperforate Anus (Anorectal Malformation). Medscape. 2019 https://emedicine.medscape.com/article/929904-overview#a4

Patofisiologi Atresia Ani

Artikel Terkait

  • Risiko Malformasi Kongenital Pada Ibu Hamil Dengan Asma
    Risiko Malformasi Kongenital Pada Ibu Hamil Dengan Asma
  • Diabetes Gestasional dan Pragestasional Meningkatkan Risiko Kelainan Kongenital
    Diabetes Gestasional dan Pragestasional Meningkatkan Risiko Kelainan Kongenital
  • Mekonium Tidak Keluar Setelah 48 Jam Pertama: Apa yang Harus Dilakukan?
    Mekonium Tidak Keluar Setelah 48 Jam Pertama: Apa yang Harus Dilakukan?
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 10 Agustus 2021, 15:10
Amankah meneruskan pemberian ASI pada bayi baru lahir yang mengalami atresia ani - Anak Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo. Prof. Dr. dr. Rini Sekartini Sp.A(K),terimakasih atas kesempatan bertanya. Izin bertanya Prof.Seorang bayi baru dilahirkan dan ternyata mengalami...
dr.Murni Suryanthi
Dibalas 22 Desember 2019, 17:43
Asupan nutrisi yang tepat untuk mempercepat proses penyembuhan luka operasi atresia ani
Oleh: dr.Murni Suryanthi
4 Balasan
Alodok, izin konsulSeorang pasien usia 2,5 tahun post op atresia ani 2 kali, saat ini keluar kotoran dari luka op disertai nanah. Suhu saat ini normal dengan...
dr. Aldy Sethiono
Dibalas 14 Maret 2019, 23:28
Kapan usia dilakukan anoplasti?
Oleh: dr. Aldy Sethiono
13 Balasan
Selamat pagi TSSaya ingin bertanya, di daerah saya, sempat ditemukan beberapa kasus atresia ani, kira2 kapan usia yang tepat bagi bayi untuk dilakukan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.