Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Atresia Ani general_alomedika 2022-10-19T08:41:01+07:00 2022-10-19T08:41:01+07:00
Atresia Ani
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Atresia Ani

Oleh :
dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pada atresia ani diberikan untuk orang tua pasien mengenai komplikasi jangka panjang yang mungkin terjadi meskipun operasi telah dilakukan, di antaranya konstipasi dan inkontinensia fekal. Selain itu, lakukan edukasi agar orang tua mampu melakukan dilatasi pada anus menggunakan dilator Hegar secara rutin di rumah.[1,2]

Edukasi Pasien

Edukasi atresia ani terutama diberikan pada orang tua pasien mengenai komplikasi jangka panjang, seperti konstipasi dan kontrol defekasi, yang dapat menjadi masalah meskipun pasien telah menjalani operasi.

Konstipasi

Konstipasi perlu dicegah dengan cara memastikan anak mengosongkan rektum setiap hari. Jika terjadi konstipasi, kolon dapat mengalami dilatasi yang akan memperburuk motilitas usus, sehingga konstipasi semakin berat dan dapat mengakibatkan enkopresis. Konstipasi juga dapat mengakibatkan impaksi feses, dan mengakibatkan pasien mengalami inkontinensia, karena feses cair keluar terus-menerus.

Kebanyakan pasien akan membutuhkan laksatif, misalnya senna, atau penggunaan enema untuk mengatasi konstipasinya. Pasien dapat mengonsumsi makanan tinggi serat pangan, misalnya makanan whole grain, sayur, buah-buahan, serta makanan yang bersifat laksatif, seperti makanan pedas. Bila dibutuhkan, dapat diberikan suplemen serat pangan.[5]

Pola Defekasi

Pola defekasi yang baik ditandai dengan pasien melakukan defekasi 1–3 kali/hari, konsistensi feses normal, tidak terjadi defekasi di luar kontrol/soiling, serta pasien tampak mengejan saat berdefekasi. Pola defekasi yang baik mungkin baru dapat dicapai dalam beberapa bulan.

Namun, terkadang pasien tetap mengalami inkontinensia fekal meskipun telah dilakukan operasi. Inkontinensia ditandai dengan defekasi yang tidak disertai dengan mengejan atau tidak disadari pasien. Pada pasien ini, toilet training tidak dapat dilakukan, dan mungkin dibutuhkan bantuan untuk mengosongkan usus dengan enema harian.[2,15]

Dilatasi Anus

Orang tua pasien perlu diajarkan untuk melakukan dilatasi anus, dimulai 2 minggu postoperatif. Dilatasi bertujuan untuk mencegah terjadinya striktur setelah anoplasti. Dilatasi anus dapat dilakukan menggunakan dilator Hegar, dimulai dari ukuran kecil dan ukuran ditingkatkan setiap minggu, hingga mencapai ukuran yang sesuai usia pasien.

Dilatasi dilakukan 2 kali sehari di rumah, kemudian frekuensi akan dikurangi secara bertahap hingga bulan ke-6, di mana dilatasi dilakukan 1 bulan sekali. Pengurangan frekuensi dilatasi dapat dilakukan jika tidak terjadi resistensi, setelah dilator sesuai usia dimasukkan, dalam 3–4 bulan. Dilatasi perlu terus dilakukan hingga ukuran anus normal, kemudian barulah kolostomi dapat ditutup.[1,15]

Follow Up Jangka Panjang

Pasien atresia ani dengan anomali kloaka perlu follow-up sampai usia pubertas, untuk menilai fungsi seksual dan memperbaiki masalah genitourinaria. Beberapa anak perempuan yang menjalani koreksi kloaka kanalisasi tuba falopi tidak komplit, dapat mengalami nyeri saat menarche. Pada kondisi tersebut, tindakan bedah mungkin diperlukan.

Perempuan yang pernah menjalani repair kloaka juga perlu berhati-hati saat melahirkan anak. Operasi sesar merupakan jalan terbaik untuk menghindari rusaknya jaringan.[3,5]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Hingga saat ini belum ditemukan penyebab pasti atresia ani, sehingga kondisi ini tidak dapat dicegah sepenuhnya. Kondisi ini biasa terjadi secara sporadis, meskipun riwayat keluarga dengan kondisi yang sama mungkin dapat meningkatkan risiko. Dokter juga perlu menjelaskan hal ini kepada orang tua pasien, agar orang tua tidak merasa bersalah.

Berdasarkan bukti klinis, beberapa hal diduga berhubungan dengan risiko terjadinya atresia ani, seperti riwayat ayah yang merokok, obesitas atau overweight pada ibu, serta diabetes gestasional dan pregestasional. Oleh sebab itu, ibu hamil sebaiknya menghindari paparan asap rokok, menjaga berat badan ideal, dan memastikan kecukupan nutrisi, seperti mengonsumsi suplemen asam folat, terutama pada awal kehamilan.[1,9,22]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Singh M, Mehra K. Imperforate Anus. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549784/
2. Wood RJ, Levitt MA. Anorectal Malformations. Clin Colon Rectal Surg. 2018 Mar;31(2):61-70. doi: 10.1055/s-0037-1609020.
3. Gangopadhyay AN, Pandey V. Anorectal malformations. J Indian Assoc Pediatr Surg 2015;20:10-5.
5. Rosen NG. Pediatric Imperforate Anus (Anorectal Malformation). Medscape. 2019 https://emedicine.medscape.com/article/929904-overview#a4
9. Gao XY, Gao PM, Wu SG, et al. Risk factors for congenital anal atresia. Zhongguo Dang Dai Er Ke Za Zhi. 2016 Jun;18(6):541-4. Chinese. doi: 10.7499/j.issn.1008-8830.2016.06.014.
15. Wood RJ. Surgery for Pediatric Anorectal Malformation (Imperforate Anus). 2022 https://emedicine.medscape.com/article/933524-overview#a1
22. Stevenson RE, Hunter AGW. Considering the embryopathogenesis of VACTERL association. Mol Syndromol. 2013;4:7-15.

Prognosis Atresia Ani

Artikel Terkait

  • Risiko Malformasi Kongenital Pada Ibu Hamil Dengan Asma
    Risiko Malformasi Kongenital Pada Ibu Hamil Dengan Asma
  • Diabetes Gestasional dan Pragestasional Meningkatkan Risiko Kelainan Kongenital
    Diabetes Gestasional dan Pragestasional Meningkatkan Risiko Kelainan Kongenital
  • Mekonium Tidak Keluar Setelah 48 Jam Pertama: Apa yang Harus Dilakukan?
    Mekonium Tidak Keluar Setelah 48 Jam Pertama: Apa yang Harus Dilakukan?
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 10 Agustus 2021, 15:10
Amankah meneruskan pemberian ASI pada bayi baru lahir yang mengalami atresia ani - Anak Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo. Prof. Dr. dr. Rini Sekartini Sp.A(K),terimakasih atas kesempatan bertanya. Izin bertanya Prof.Seorang bayi baru dilahirkan dan ternyata mengalami...
dr.Murni Suryanthi
Dibalas 22 Desember 2019, 17:43
Asupan nutrisi yang tepat untuk mempercepat proses penyembuhan luka operasi atresia ani
Oleh: dr.Murni Suryanthi
4 Balasan
Alodok, izin konsulSeorang pasien usia 2,5 tahun post op atresia ani 2 kali, saat ini keluar kotoran dari luka op disertai nanah. Suhu saat ini normal dengan...
dr. Aldy Sethiono
Dibalas 14 Maret 2019, 23:28
Kapan usia dilakukan anoplasti?
Oleh: dr. Aldy Sethiono
13 Balasan
Selamat pagi TSSaya ingin bertanya, di daerah saya, sempat ditemukan beberapa kasus atresia ani, kira2 kapan usia yang tepat bagi bayi untuk dilakukan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.