Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Spina Bifida general_alomedika 2022-08-02T12:22:42+07:00 2022-08-02T12:22:42+07:00
Spina Bifida
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Spina Bifida

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan bahwa spina bifida terjadi pada 3.4 per 10.000 kelahiran hidup yang ada di seluruh dunia. Jenis kelamin perempuan diketahui memiliki predileksi spina bifida yang sedikit lebih tinggi dibanding laki-laki.[6]

Global

Spina bifida merupakan gangguan non kromosomal yang terjadi di Amerika Serikat dengan angka prevalensi sebesar 30 per 100.000 kelahiran hidup. Angka prevalensi ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka prevalensi spina bifida di Eropa.

Berdasarkan data statistik pada tahun 2010, prevalensi penderita adalah sebesar 13.84 per 100.000 kelahiran hidup di Denmark dan 11.38 per 100.000 kelahiran hidup di Belanda. Kondisi spina bifida lebih banyak ditemui di Asia, serta paling rendah ditemukan di Amerika Utara.[1,19,20]

Data epidemiologi di Inggris menunjukkan predileksi spina bifida adalah pada jenis kelamin perempuan. Meskipun predileksi jenis kelamin bervariasi pada beberapa negara lainnya, perempuan lebih sering menderita kondisi ini. Malnutrisi merupakan penyebab spina bifida yang paling umum dijumpai, terutama di negara berkembang.[5,21]

Kondisi spina bifida memiliki dampak terhadap peningkatan beban ekonomi, baik bagi keluarga maupun negara. Penelitian menunjukkan bahwa keluarga penderita spina bifida akan mengeluarkan biaya 6 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan keluarga yang tidak memiliki bayi dengan spina bifida. Penelitian lainnya yang dilakukan di Jerman memperkirakan pengeluaran biaya kesehatan penderita per tahunnya 4.532 euro atau sekitar 70 juta rupiah lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak menderita spina bifida.[1,19]

Di antara bentuk dari spina bifida, myelomeningocele merupakan penyakit defek tuba neural yang paling sering terjadi. Diperkirakan terdapat 1500 kelahiran dengan myelomeningocele setiap tahunnya di Amerika Serikat.[4]

Indonesia

Belum ada data epidemiologi yang dapat menunjukkan angka prevalensi spina bifida di Indonesia secara pasti. Namun, Berdasarkan data survei Kemenkes RI terhadap 13 rumah sakit dari berbagai provinsi di Indonesia pada tahun 2014, spina bifida dilaporkan sebagai salah satu kelainan saraf kongenital yang paling banyak ditemukan pada bayi.[46]

Sebuah penelitian yang dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo menunjukkan bahwa spina bifida terjadi pada 33.33% bayi yang lahir dengan cacat lahir. Prevalensi pada jenis kelamin perempuan mendominasi penderita dengan cacat bawaan dan mayoritas memiliki berat lahir kurang dari 2500 gram.[22]

Mortalitas

Angka mortalitas penderita spina bifida adalah sebesar 1% setiap tahun pada usia 5-30 tahun. Salah satu penyebab tersering kematian anak dengan spina bifida adalah kondisi gagal ginjal.

Konsumsi suplemen asam folat selama kehamilan dilaporkan dapat mengurangi prevalensi spina bifida. Namun, asupan folat tidak dapat menurunkan mortalitas pada anak yang sudah terlahir dengan spina bifida.[3,23,24]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Snow-Lisy D, Yerkes E, Cheng E. Update on Urological Management of Spina Bifida from Prenatal Diagnosis to Adulthood. Journal of Urology. 2015;194(2):288-296.
3. Copp A, Adzick N, Chitty L, Fletcher J, Holmbeck G, Shaw G. Spina bifida. Nature Reviews Disease Primers. 2015;1(1):1-18.
4. Foster M. Spina Bifida: Background, Pathophysiology, Etiology. Emedicine.medscape.com. 2020. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/311113-overview
6. Alabi NB, Thibadeau J, Wiener JS, et al. Surgeries and Health Outcomes Among Patients With Spina Bifida. Pediatrics. 2018;142(3):e20173730
19. Obeid R, Pietrzik K, Oakley G, Kancherla V, Holzgreve W, Wieser S. Preventable spina bifida and anencephaly in Europe. Birth Defects Research Part A: Clinical and Molecular Teratology. 2015;103(9):763-771.
20. Atta C, Fiest K, Frolkis A, Jette N, Pringsheim T, St Germaine-Smith C et al. Global Birth Prevalence of Spina Bifida by Folic Acid Fortification Status: A Systematic Review and Meta-Analysis. American Journal of Public Health. 2016;106(1):e24-e34.
21. Kondo A, Matsuo T, Morota N, Kondo A, Okai I, Fukuda H. Neural tube defects: Risk factors and preventive measures. Congenital Anomalies. 2017;57(5):150-156.
22. Saroyo Y, Wijaya C, Marsubin P. Demografi Ibu yang Melahirkan Janin dengan Kelainan Bawaan. Indones J Obstet Gynecol. 2018;6(4):222-227.
23. Szymanski K, Misseri R, Whittam B, Adams C, Kirkegaard J, King S et al. Mortality after Bladder Augmentation in Children with Spina Bifida. Journal of Urology. 2015;193(2):643-649.
24. Dixon M, Kancherla V, Magana T, Mulugeta A, Oakley G. High potential for reducing folic acid‐preventable spina bifida and anencephaly, and related stillbirth and child mortality, in Ethiopia. Birth Defects Research. 2019:1-15.
46. Kemenkes Republik Indonesia. 3 Maret: Hari Kelainan Bawaan Sedunia Cegah Bayi Lahir Cacat dengan Pola Hidup Sehat. 2016. https://www.kemkes.go.id/article/view/16030300001/3-maret-hari-kelainan-bawaan-sedunia-cegah-bayi-lahir-cacat-dengan-pola-hidup-sehat-.html

Etiologi Spina Bifida
Diagnosis Spina Bifida

Artikel Terkait

  • Rasionalisasi Pemberian Asam Folat pada Kehamilan
    Rasionalisasi Pemberian Asam Folat pada Kehamilan
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Mei 2024, 17:07
Lesung di bagian punggung bawah di atas dubur bayi usia 1 bulan
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Izin bertanya dok...Pasien bayi usia 1 bulan, dtg dengan keluhan adanya lesung di bagian punggung bawah tepat di atas dubur.Riw. BAB jarang kadang sehari tdk...
Anonymous
Dibalas 13 April 2022, 22:19
Pasien bayi usia 8 bulan dengan vertebra lumbal menonjol
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya.Apakah normal saja dok jika vertebra lumbal bayi usia 8 bulan menonjol? Sebenarnya menurut ibu os sejak usia bayi 6 bulan dan skrg...
Anonymous
Dibalas 12 Januari 2019, 01:17
Apakah ada manfaat pemberian asam folat pada ibu hamil 15-16 minggu dengan janin suspek spina bifida?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
selamat malam dokter izin bertanya bila pasien ibu hamil dengan kecurigaan anak nya spina bifida pada usia kehamilan 15-16 minggu apakah masih bisa dikejar...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.