Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Spina Bifida general_alomedika 2022-08-02T12:17:46+07:00 2022-08-02T12:17:46+07:00
Spina Bifida
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Spina Bifida

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Patofisiologi spina bifida berhubungan dengan kegagalan plat tuba untuk menyatu dan menutup. Paparan cairan ketuban pada tuba neural yang terbuka menyebabkan proses neurodegenerasi sel saraf sehingga terjadi gangguan fungsi neurologis.

Embriogenesis

Tuba neural atau neural tube terbentuk sejak hari ke-22 pasca fertilisasi yang terdiri dari dua tahapan, antara lain tahap neurulasi primer dan sekunder. Pada proses neurulasi primer tuba neural menutup secara bidireksional dari otak belakang mengarah ke tulang belakang. Pada hari ke-24, proses neurulasi primer selesai menutup hingga lubang bumbung (neuropore) rostral dan pada hari ke-26, lubang bumbung menutup hingga sakral atas, tepatnya pada bagian lubang bumbung kaudal.

Neurulasi sekunder atau disebut pula sebagai tahap kanalisasi terjadi setelah tahap primer selesai. Pada tahap ini terjadi perubahan sel blastema mesenkim yang bersifat pluripoten menjadi sel epitel padat berbentuk batang yang mengalami kanalisasi pada bagian dorsal. Proses ini membentuk tuba neural sekunder di bagian sakral bawah dan koksigeus, usus belakang (hind gut), saluran genitourinaria bawah, dan filum terminale.[3,8]

Patogenesis

Terdapat beberapa jenis spina bifida yang berbeda tergantung waktu atau tahap neurulasi yang mengalami gangguan. Kegagalan fusi lipatan neural pada titik tengah dorsal dapat menyebabkan defek yang bersifat terbuka atau mengekspos lempeng saraf (neural plate). Biasanya penderita yang mengalami kondisi tersebut akan mengalami gangguan fungsi neurologis yang parah. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi gangguan fungsi neurologis adalah pemeriksaan nervus kranialis.

Gangguan pada proses neurulasi sekunder biasa terjadi apabila tuba neural gagal terpisah dengan jaringan non neural lainnya. Hal ini menyebabkan kelainan spina bifida yang tertutup oleh jaringan kulit atau biasa disebut sebagai spina bifida okulta.[3,8,9]

Penderita spina bifida kerap kali menderita gangguan fungsi neurologis akibat proses neurodegenerasi sel saraf yang disebabkan oleh paparan tuba neural yang terbuka dengan cairan ketuban. Paparan air ketuban yang berkepanjangan pada sel saraf menyebabkan perdarahan sel yang berujung pada terputusnya sambungan akson, serta kematian sel.[3,9,10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

3. Copp A, Adzick N, Chitty L, Fletcher J, Holmbeck G, Shaw G. Spina bifida. Nature Reviews Disease Primers. 2015;1(1):1-18.
8. Wang H, Wiener J, Ross S, Routh J. Emergent Care Patterns in Patients with Spina Bifida: A Case-Control Study. Journal of Urology. 2015;193(1):268-273.
9. Eibach S, Moes G, Hou Y, Zovickian J, Pang D. Unjoined primary and secondary neural tubes: junctional neural tube defect, a new form of spinal dysraphism caused by disturbance of junctional neurulation. Child's Nervous System. 2016;33(10):1633-1647.
10. Smith G, Krynska B. Myelomeningocele: How we can improve the assessment of the most severe form of spina bifida. Brain Research. 2015;1619:84-90.

Pendahuluan Spina Bifida
Etiologi Spina Bifida

Artikel Terkait

  • Rasionalisasi Pemberian Asam Folat pada Kehamilan
    Rasionalisasi Pemberian Asam Folat pada Kehamilan
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Mei 2024, 17:07
Lesung di bagian punggung bawah di atas dubur bayi usia 1 bulan
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Izin bertanya dok...Pasien bayi usia 1 bulan, dtg dengan keluhan adanya lesung di bagian punggung bawah tepat di atas dubur.Riw. BAB jarang kadang sehari tdk...
Anonymous
Dibalas 13 April 2022, 22:19
Pasien bayi usia 8 bulan dengan vertebra lumbal menonjol
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya.Apakah normal saja dok jika vertebra lumbal bayi usia 8 bulan menonjol? Sebenarnya menurut ibu os sejak usia bayi 6 bulan dan skrg...
Anonymous
Dibalas 12 Januari 2019, 01:17
Apakah ada manfaat pemberian asam folat pada ibu hamil 15-16 minggu dengan janin suspek spina bifida?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
selamat malam dokter izin bertanya bila pasien ibu hamil dengan kecurigaan anak nya spina bifida pada usia kehamilan 15-16 minggu apakah masih bisa dikejar...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.