Etiologi Tuberkulosis Paru pada Anak
Etiologi tuberkulosis (TB) paru pada anak adalah infeksi Mycobacterium tuberculosis. Infeksi ini bisa dieradikasi oleh sistem imun, namun ada yang tetap bertahan sehingga menyebabkan gejala klinis bermakna.
Mycobacterium Tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri tahan asam (BTA) yang berbentuk batang. Bakteri ini berukuran 1 hingga 4 μm dengan ketebalan 0,3 sampai 0,6 μm.
Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri intraseluler non-spora, non-motil, obligat-aerobik, fakultatif, dan katalase negatif. Organisme ini bukan Gram positif atau Gram negatif karena reaksinya buruk terhadap pewarnaan Gram. Sel-sel positif lemah kadang-kadang dapat ditunjukkan pada pewarnaan Gram yang dikenal sebagai "ghost cell".
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang bertumbuh secara lambat, dengan doubling time berkisar 12-24 jam dalam kondisi optimal. Struktur membran sel bakteri ini dibentuk oleh lapisan lipid asimetris bilayer yang mengandung asam mikolat dan glikolipid. Obat antituberkulosis (OAT) isoniazid dan ethambutol bekerja dengan menargetkan sintesis asam mikolat ini.[9,10]
Infeksi Mycobacterium Tuberculosis pada Anak
Tuberkulosis (TB) dapat bermanifestasi seumur hidup tergantung pada keseimbangan antara patogen dengan imunitas host. Mycobacterium tuberculosis dapat terhirup oleh anak-anak setelah terpapar atau kontak erat dengan orang dewasa di sekitarnya yang mengalami infeksi tuberkulosis. Anak berusia muda (kurang dari 5 tahun) sangat mudah mengalami infeksi aktif dan dapat berkembang menjadi infeksi ekstrapulmonal. Hal ini diduga berkaitan dengan kondisi sistem imun yang belum matur dan virulensi dari Mycobacterium tuberkulosis itu sendiri.[6,8]
Faktor Risiko Pajanan
Hubungan antara tuberkulosis pada anak dan kemiskinan telah banyak dilaporkan. Kemiskinan tidak hanya menyebabkan peningkatan risiko terpapar tuberkulosis, tapi juga dilaporkan meningkatkan risiko terinfeksi, progresi penyakit, dan luaran yang buruk.
Faktor lain yang juga mempengaruhi risiko pajanan tuberkulosis pada anak adalah kepadatan penduduk, komposisi rumah tangga, dan kondisi ventilasi di tempat tinggal. Orang dewasa dengan HIV memiliki risiko tuberkulosis yang lebih tinggi, sehingga anak-anak di rumah tangga yang sama secara otomatis akan mengalami peningkatan risiko pajanan. Faktor sosial, seperti konsumsi alkohol rumah tangga, juga dilaporkan meningkatkan risiko pajanan, karena orang dewasa dengan alcohol use disorder lebih mungkin mengalami tuberkulosis dan cenderung tidak mencari perawatan.[2,6,8,11,12]
Faktor Risiko Infeksi
Setelah terpajan, risiko seorang anak mengalami infeksi tuberkulosis dipengaruhi oleh tingkat infeksius dari asal pajanan, durasi dari pajanan, intensitas interaksi terhadap asal pajanan, virulensi dari Mycobacterium tuberculosis, dan respon imun anak. Asal pajanan akan bersifat semakin infeksius jika memiliki bacterial load yang tinggi.
Selain itu, durasi batuk juga meningkatkan risiko transmisi. Anak lebih mungkin terinfeksi jika asal pajanan telah batuk dalam jangka waktu lebih lama. Kekurangan nutrisi juga meningkatkan risiko tuberkulosis hingga dua kali lipat.
Jika asal pajanan adalah keluarga tingkat pertama, maka anak akan lebih berisiko terinfeksi. Hal ini juga dipengaruhi oleh jarak fisik saat interaksi harian, serta pengaturan saat tidur.
Penggunaan bahan bakar padat untuk masak dalam rumah tangga juga dilaporkan meningkatkan risiko seorang anak terinfeksi. Selain itu, keberadaan anggota rumah tangga yang merokok juga meningkatkan risiko infeksi tuberkulosis paru pada anak.[2,6,8,11,12]
Faktor Risiko Tuberkulosis Berat dan Kematian
Tuberkulosis dengan manifestasi yang berat dan kematian telah dihubungkan dengan usia anak yang lebih muda, tuberkulosis yang resisten obat, adanya koinfeksi HIV, malnutrisi, tuberkulosis ekstrapulmonal, dan uji tuberkulin positif dengan ukuran kurang dari 5 mm.[2,6,8,11,12]