Epidemiologi Bruxism
Data epidemiologi menunjukkan bahwa bruxism dapat terjadi pada semua usia, namun lebih banyak pada usia muda dan berkurang seiring penuaan. Survey berbasis populasi di Belanda menunjukkan bahwa bruxism lebih banyak ditemukan pada wanita. Di Indonesia sendiri masih belum ada data yang jelas terkait epidemiologi bruxism.
Bruxism tidak terkait secara langsung dengan mortalitas. Namun, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan kualitas hidup, misalnya akibat keluhan nyeri pada rahang.[1,11]
Global
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)