Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Periodontitis general_alomedika 2023-04-06T09:06:33+07:00 2023-04-06T09:06:33+07:00
Periodontitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Periodontitis

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Diagnosis periodontitis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan intraoral, dan pemeriksaan penunjang. Sering kali periodontitis merupakan hasil dari gingivitis yang tidak dirawat dengan baik. Dengan demikian, penting untuk mengetahui gejala periodontitis secara dini agar dapat dilakukan intervensi yang tepat agar periodontitis tidak berkembang menjadi lebih parah.

Anamnesis

Anamnesis yang adekuat dapat menuntun dokter gigi kepada diagnosis periodontitis. Biasanya, pada kasus periodontitis pasien akan memberikan keluhan seperti merasakan sakit pada gigi saat digunakan untuk mengunyah makanan yang keras, gigi terasa lebih tinggi atau seperti ada yang mengganjal, gusi terasa gatal, gusi mudah berdarah saat menyikat gigi atau mengunyah makanan, gigi goyang, dan halitosis.[17]

Periodontitis Agresif

Pada kasus periodontitis agresif, keterangan pasien yang dapat diungkap pada saat anamnesis adalah riwayat keluarga, waktu kejadian penyakit serta kerusakan yang menyertai, dan kebiasaan menyikat gigi atau kontrol ke dokter gigi.

Biasanya keterangan pasien yang mengalami periodontitis agresif adalah memiliki riwayat keluarga yang juga terserang periodontitis agresif, penyakit berkembang dengan sangat cepat disertai kerusakan yang masif, padahal pasien sudah rajin menyikat gigi secara benar dan bahkan rutin kontrol ke dokter gigi.[18]

Periodontitis Kronis

Pada periodontitis kronis, hal yang biasanya terungkap melalui anamnesis adalah gusi terasa gatal, peradangan pada gusi hingga mengeluarkan darah baik pada saat mengunyah atau menyikat gigi, akar gigi terlihat karena gusinya turun, gigi goyah atau bergerak dari posisi sebagaimana mestinya, nyeri saat mengunyah, tanggalnya gigi, hingga keluhan bau mulut yang menetap.[3]

Periodontitis Karena Penyakit Sistemik

Pada periodontitis karena penyakit sistemik, hal yang dapat diungkap dari anamnesis adalah apakah ada riwayat penyakit sistemik yang pernah atau sedang diderita pasien. Sampaikan pertanyaan terbuka maupun tertutup untuk mengerucutkan kemungkinan kehadiran 3 penyakit sistemik yang dianggap paling banyak bermanifestasi di rongga mulut yaitu diabetes mellitus, HIV, dan penyakit kardiovaskular.

Selain itu, perlu digali seberapa lama dan seberapa parah penderita mengalami penyakit sistemik tersebut. Kemudian, lakukan penilaian apakah penyakit tersebut memang benar merupakan faktor predisposisi utama dari periodontitis atau bukan.[19]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, periodontitis dapat menunjukkan peningkatan probing depth sulkus gingiva, perdarahan saat probing (bleeding on probing), hilangnya perlekatan gingiva (attachment loss), serta resorbsi tulang alveolar baik secara vertikal maupun horizontal

Periodontitis Agresif

Periodontitis agresif terjadi pada penderita usia muda, tanpa penyakit sistemik, dan tanpa adanya plak dan kalkulus dalam jumlah yang besar. Penyakit ini memiliki perkembangan yang cepat, ditandai dengan hilangnya perlekatan, kerusakan tulang alveolar secara masif dan luas, biasanya mengenai beberapa gigi sekaligus.

Periodontitis agresif memiliki rasio plak dan kalkulus dengan keparahan peradangan yang tidak berimbang. Sering kali plak dan kalkulus hanya ditemukan dalam jumlah minimal, namun kerusakan yang terjadi sudah sangat masif.[20]

Periodontitis Kronis

Periodontitis kronis terjadi pada penderita usia lanjut, memiliki plak dan kalkulus dalam jumlah yang cukup besar, namun tanpa penyakit sistemik. Periodontitis kronis akan semakin parah seiring dengan adanya plak dan kalkulus yang semakin banyak pula. Rasio antara adanya plak dan kalkulus dengan keparahan kasus berimbang.

Periodontitis dapat dibedakan menjadi lokalisata dan generalisata, berdasarkan area yang terkena. Periodontitis kronis lokalisata terjadi ketika hilangnya perlekatan dan resorbsi tulang alveolar kurang dari 30% jumlah gigi, dan generalisata jika lebih dari 30% jumlah gigi.

Selain itu, periodontitis kronis juga dapat digolongkan menurut keparahannya dengan mengukur Clinical Attachment Loss (CAL), yaitu ringan jika kedalaman 1-2 mm, sedang jika 3-4 mm, dan berat jika kedalaman ≥ 5 mm.[21]

Periodontitis Karena Penyakit Sistemik

Periodontitis karena penyakit sistemik dapat terjadi pada hampir seluruh rentang usia, tidak memiliki plak dan kalkulus dalam jumlah besar, dan disertai dengan penyakit sistemik tertentu. Penyakit sistemik yang memiliki manifestasi sebagai periodontitis di rongga mulut adalah diabetes mellitus, HIV, dan penyakit kardiovaskular.[4]

Diagnosis Banding

Periodontitis perlu dibedakan dari gingivitis dan gingival enlargement.

Gingivitis

Diagnosis banding periodontitis yang pertama adalah gingivitis. Gingivitis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan gingiva. Pada gingivitis, umumnya hanya terjadi inflamasi pada gingiva tanpa disertai poket periodontal, kehilangan perlekatan, resesi, maupun migrasi gigi geligi. Gingivitis umumnya masih memberikan ukuran probing depth (PD), Clinical Attachment Loss (CAL), dan Bleeding on Probing (BOP) yang normal.[13]

Gingival Enlargement

Gingival Enlargement adalah pembengkakan dan inflamasi gingiva membentuk jaringan fibrosa. Perbedaan mendasar antara periodontitis dengan gingival enlargement adalah periodontitis memiliki poket sejati (true pocket), sementara gingival enlargement memiliki poket palsu (false pocket).[13]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menegakkan diagnosis periodontitis. Pemeriksaan penunjang yang sering kali digunakan adalah pemeriksaan radiografi panoramik dan periapikal.

Panoramik

Pemeriksaan rontgen panoramik dilakukan untuk melihat apakah ada struktur tulang alveolar yang mengalami resorbsi. Kemudian, jika didapatkan bahwa terdapat resorbsi tulang alveolar, maka dapat ditentukan jenis resorbsinya, apakah termasuk resorbsi vertikal atau horizontal. Selain itu, rontgen panoramik juga berguna untuk menentukan keparahan periodontitis berdasarkan dari tulang yang teresorbsi. Hasil dari pengamatan ini akan menentukan jenis perawatan yang sesuai.

Periapikal

Pemeriksaan rontgen periapikal biasanya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada periodontitis lokalisata karena jangkauan rontgen periapikal yang tidak luas seperti rontgen panoramik. Rontgen periapikal juga biasa digunakan apabila hasil dari rontgen panoramik dirasa kurang memuaskan atau kurang dapat terlihat dengan jelas.[22,23]

Referensi

3. Wijaksana IKE. Periodontal Chart Dan Periodontal Risk Assessment Sebagai Bahan Evaluasi Dan Edukasi Pasien Dengan Penyakit Periodontal. J Kesehat Gigi. 2019;6(1):19.
4. Hobbins S, Chapple IL, Sapey E, Stockley RA. Is periodontitis a comorbidity of COPD or can associations be explained by shared risk factors/behaviors? Int J COPD. 2017;12:1339–49.
13. Levine RS. Obesity, diabetes and periodontitis - A triangular relationship? Br Dent J. 2013;215(1):35–9.
17. Agustina RG. Fakultas kedokteran gigi program studi pendidikan dokter gigi jakarta november 2016. J Fak Kedokt Progr Stud Pendidik Dr GIGI Univ UDAYANA. 2016;(November).
18. Preshaw PM, Bissett SM. Periodontitis. Oral Complication of Diabetes. Endocrinol Metab Clin North Am. 2013;42(4):849–67.
19. Ramadan DE, Hariyani N, Indrawati R, Ridwan RD, Diyatri I. Cytokines and Chemokines in Periodontitis. Eur J Dent. 2020;14(3):483–95.
20. Preshaw PM, Taylor JJ. How has research into cytokine interactions and their role in driving immune responses impacted our understanding of periodontitis? J Clin Periodontol. 2011;38(SUPPL. 11):60–84.
21. Papapanou PN, Susin C. Periodontitis epidemiology: is periodontitis under-recognized, over-diagnosed, or both? Periodontol. 2017;75(1):45–51.
22. Mehrotra N, Singh S. Periodontitis. [Updated 2020 Jul 10]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541126/
23. Highfield J. Diagnosis and classification of periodontal disease. Aust Dent J. 2009 Sep;54 Suppl 1:S11-26. doi: 10.1111/j.1834-7819.2009.01140.x. PMID: 19737262.

Epidemiologi Periodontitis
Penatalaksanaan Periodontitis

Artikel Terkait

  • Pengaruh Dental Flossing Terhadap Periodontitis dan Karies Gigi
    Pengaruh Dental Flossing Terhadap Periodontitis dan Karies Gigi
  • Perawatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil
    Perawatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil
  • Hubungan Dua Arah Antara Penyakit Periodontal dan Diabetes
    Hubungan Dua Arah Antara Penyakit Periodontal dan Diabetes
Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas 6 jam yang lalu
MRI Pasien Stroke Iskemik - ALOPALOOZA
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
1 Balasan
Alodokter, pasien laki2 56 tahun dgn hipertensi dan diabetes mendadak lemah sisi tubuh kanan. MRI DWI memperlihatkan gambaran berikut. Arteri apa yang...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 9 jam yang lalu
H-7 Webinar ALOMEDIKA: Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh - Selasa, 20 Mei 2025 Pukul 13.00 - 14.30 WIB
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Ikuti ALOMEDIKA Webinar - "Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh" untuk memahami peran strategis dokter dalam menjaga kesehatan para jemaah...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 10 jam yang lalu
Jurnal Paling Zonk di Bulan Mei 2025😱
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Selalu tinjau bacaan dokter dengan kritis, karena tidak semua penelitian yang dipublikasikan dapat diandalkan!Penelitian terkait efek konsumsi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.