Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Recurrent Aphthous Stomatitis general_alomedika 2023-03-16T08:29:03+07:00 2023-03-16T08:29:03+07:00
Recurrent Aphthous Stomatitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Recurrent Aphthous Stomatitis

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Diagnosis recurrent aphthous stomatitis atau RAS bisa ditegakkan dengan gambaran klinis, yaitu adanya ulkus di rongga mulut yang muncul berulang dan mengalami nyeri seperti terbakar. Tanyakan riwayat pasien tentang munculnya ulkus serupa yang dapat sembuh sendiri tetapi muncul kembali di area mulut yang berbeda.

Dokter gigi harus mengenali tanda dan gejala kelainan sistemik yang bermanifestasi sebagai ulkus di rongga mulut, seperti Behcet’s syndrome, periodic fever aphthae, pharyngitis and cervical adenitis (PFAPA), Sweet’s syndrome, cyclic neutropenia, dan HIV. Pada kasus-kasus tersebut, RAS merupakan salah satu manifestasi yang terjadi di dalam rongga mulut.[8,12]

Anamnesis

Diagnosis RAS ditegakkan melalui serangkaian anamnesis dan pemeriksaan klinis. Tidak ada tes diagnostik spesifik yang dapat menegakkan diagnosis RAS saat itu juga. Akan tetapi, melalui anamnesis yang adekuat, dokter gigi dapat mengerucutkan kemungkinan etiologi pada penderita tersebut.[13]

Keterangan yang harus diperoleh pada saat melakukan anamnesis pada penderita RAS adalah riwayat keluarga, frekuensi ulserasi, durasi ulserasi, jumlah ulkus, lokasi ulkus (pada area berkeratin atau tidak berkeratin), kondisi medis terkait ulkus pada kelamin, masalah mulut, gangguan gastrointestinal, dan riwayat obat.[14]

Pertanyaan lebih lanjut yang perlu diajukan kepada pasien adalah sebagai berikut:

●       Apakah lesi yang terjadi ini berulang tanpa rangsangan yang jelas? Kasus bisa dikatakan RAS jika lesi muncul setidaknya 3 kali dalam 3 tahun terakhir, yang terjadi pada tempat yang berbeda-beda

●       Apakah ulser yang terjadi dapat sembuh sendiri dengan atau tanpa perawatan? Kasus dikatakan RAS jika jawaban pasien adalah “ya”

●       Apakah ada keluarga yang memiliki kondisi yang sama? Kasus dikatakan RAS jika jawaban pasien adalah “ya”

●       Apakah pasien yang mengalami ulser berusia <40 tahun? Kasus bisa dikatakan RAS jika jawaban pasien adalah “ya”

  • Apakah ulser terjadi setelah pasien mengonsumsi sesuatu? Pertanyaan ini untuk mencoba mencari sensitivitas pasien terhadap bahan tertentu
  • Apakah ada konsumsi obat-obatan tertentu dalam beberapa waktu terakhir ini? Pertanyaan ini untuk melihat apakah ada penyakit sistemik maupun RAS yang disebabkan oleh obat tertentu[12]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan klinis ulkus meliputi inspeksi dan palpasi. Inspeksi bisa mendapatkan ciri klinis lesi, sedangkan palpasi bisa menentukan apakah konsistensi lesi halus, keras, atau kasar. Lakukan juga pemeriksaan ekstraoral, yaitu palpasi kelenjar getah bening servikal. Secara klinis, RAS dibedakan menjadi tiga, yaitu RAS mayor, minor, dan herpetiformis.[14]

Recurrent Aphthous Stomatitis Mayor

RAS mayor memiliki ciri khas ulser berbentuk bulat atau oval dengan batas tidak jelas, diameter >1 cm, dan rasa sakit serta terbakar yang parah. Lesi biasanya muncul pada mukosa berkeratin seperti palatum durum dan tenggorokan serta memiliki tingkat kekambuhan yang lebih tinggi daripada RAS minor.[14]

Recurrent Aphthous Stomatitis Minor

RAS minor memiliki ciri khas ulser yang dangkal, berbentuk oval, dan diameter <1 cm. Warnanya kuning kelabu dengan tepi eritematosus yang mencolok dan dikelilingi oleh fibrin eritematosus. RAS minor cenderung menyerang mukosa mulut yang tidak berkeratin, seperti mukosa labial, bukal, dasar mulut, dan lateral serta ventral lidah. Ciri yang lain yaitu ulser ini akan sembuh sendiri tanpa membentuk jaringan parut sekitar 10–14 hari setelah kemunculan.[8,12]

Recurrent Aphthous Stomatitis Herpetiformis

RAS herpetiformis merupakan ulser multipel (20–200 ulser) dengan diameter 1–3 mm, bentuk bulat, mukosa sekitar tampak eritematosus, dan rasa sakit minimal. Area yang sering terkena adalah di bagian anterior lidah, lateral lidah, dan mukosa labia. Lesi jenis ini akan berlangsung selama 7–30 hari dan meninggalkan jaringan parut.[11]

Diagnosis Banding

Bedakan RAS dengan kelainan mukokutan yang juga bermanifestasi sebagai ulkus, misalnya herpes dan ulkus traumatik.

Herpes Simplex Virus

RAS paling sering disalahartikan sebagai herpes karena penampakan klinisnya yang hampir sama. Kesalahan ini berbahaya karena obat topikal yang sering diberikan pada pasien RAS adalah kortikosteroid (triamcinolone acetonide 1%) yang memiliki efek samping penurunan daya tahan tubuh. Jika triamcinolone acetonide 1% diberikan pada pasien herpes, lesi dapat menjadi semakin parah dan meluas.[15]

Perbedaan lesi herpes dengan lesi RAS adalah adanya vesikel dan demam yang mendahului ulkus pada herpes.[15]

Varicella Zoster Virus

RAS dapat dibedakan dengan ulkus akibat infeksi varicella zoster melalui penampakan klinisnya. Ulkus akibat infeksi varicella zoster memiliki penampakan klinis unilateral baik di ekstraoral maupun di intraoral karena distribusi lesi varicella zoster mengikuti arah saraf trigeminus.[14]

Eritema Multiforme

Eritema multiforme mirip dengan RAS karena rasa sakit yang ditimbulkan relatif sama. Namun, eritema multiforme bisa menunjukkan krusta pada bibir, yang disertai dengan makula dan papula.[14]

Oral Lichen Planus

Sekitar ⅔ pasien oral lichen planus memiliki ulkus, terutama pada mukosa bukal, gingiva, dan palatum molle. Hal yang membedakan lesi ini dengan RAS adalah lesi ini cenderung tidak sakit.[14]

Ulkus Traumatik

Ulkus traumatik memiliki tanda yang mirip RAS. Namun, ulkus traumatik biasanya memiliki penampakan klinis yang lebih cekung daripada RAS. Selain itu, penyebab ulkus traumatik jelas, yaitu trauma yang mengenai mukosa rongga mulut. Sementara itu, pada RAS, tidak ada penyebab yang diketahui secara pasti.[14]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis RAS adalah pemeriksaan darah lengkap.

Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan darah lengkap bertujuan untuk mengonfirmasi apakah penyebab RAS adalah anemia dan untuk mencari tahu jenis anemia mana yang diderita oleh pasien. Pemeriksaan untuk anemia mencakup pemeriksaan hemoglobin, hematokrit (packed cell volume), mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscular hemoglobin (MCH), dan mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC).[1,8]

Indikator utama yang mengarah pada kondisi anemia adalah pemeriksaan Hb dan hematokrit. Hb normal adalah 14–17,4 dl, sedangkan hematokrit yang normal adalah 42–50%. Bila pemeriksaan pasien menunjukkan angka Hb dan hematokrit di bawah normal, pasien tersebut mengalami anemia.[1,8]

Untuk mengetahui jenis anemia mana yang diderita oleh pasien, periksa MCV, MCH, dan MCHC. Nilai normal MCV adalah 80–96 fl, sedangkan nilai normal MCH adalah 28–33 pg, dan nilai normal MCHC adalah 33–36 g/dl.[1,8]

Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel darah merah adalah anemia mikrositik bila MCV <80 fl, anemia normositik bila MCV 80–96 fl, dan anemia makrositik bila MCV>96 fl. Sementara itu, jika dilihat dari konsentrasi hemoglobin, statusnya adalah anemia hipokromik bila MCH<28 pg atau anemia normokromik bila MCH antara 33–36 pg.[1,8]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Murthykumar K, Padavala S. Recurrent aphthous stomatitis: A short review. Res J Pharm Technol. 2015;8(11):1580–1.
8. Preeti L, Magesh KT, Rajkumar K, Karthik R. Recurrent aphthous stomatitis. J Oral Maxillofac Pathol. 2011;15(3):252–6.
11. Sulistiani A, Hernawati S. Prevalensi dan Distribusi Penderita Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) di Klinik Penyakit Mulut RSGM FKG Universitas Jember pada Tahun 2014 ( Prevalence and Distribution of Patients Recurrent Aphthous Stomatitis ( RAS ) in Oral Medicine Department of Dent. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 2017;5(1):169–75.
12. Article R, Medicine O, Natah SS, et al. Recurrent aphthous ulcers today : a review of the growing knowledge. Int J Oral Maxillofac Surg. 2004;33(2):221–34.
13. Belenguer-Guallar I, Jiménez-Soriano Y, Claramunt-Lozano A. Treatment of recurrent aphthous stomatitis. A literature review. J Clin Exp Dent. 2014;6(2):168–74.
14. Tarakji B, Gazal G, Al-Maweri SA, et al. Guideline for the diagnosis and treatment of recurrent aphthous stomatitis for dental practitioners. JIOH. 2015;7(5):74–80.
15. Sharma S, Ali FM, Saraf K, Mudhol A. Antihelminthic drugs in recurrent aphthous stomatitis: A short review. J Pharm Bioallied Sci. 2014;6(2):65–8.

Epidemiologi Recurrent Aphthous ...
Penatalaksanaan Recurrent Aphtho...

Artikel Terkait

  • Apakah Defisiensi Vitamin D Merupakan Faktor Risiko Recurrent Aphthous Stomatitis?
    Apakah Defisiensi Vitamin D Merupakan Faktor Risiko Recurrent Aphthous Stomatitis?
  • Red Flag Sariawan
    Red Flag Sariawan
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Februari 2025, 20:41
Pasien keluhan sariawan di FKTP sebaiknya masuk poli umum atau poli gigi?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter izin bertanya. Jika ada pasien dengan keluhan sariawan tanpa adanya keluhan yang lain, sebaiknya masuk di poli umum atau poli gigi dok? Terima...
Anonymous
Dibalas 07 Desember 2024, 15:22
Sariawan banyak berulang yang tidak membaik
Oleh: Anonymous
4 Balasan
alodok, izin konsul px laki2 dewasa dgn stomatitis multiple pada lidah, bibir dan palatum sejak 3 hari yll. Riwayat keluhan tsb berulang setiap pasien...
Anonymous
Dibalas 03 November 2023, 07:25
Luka disertai muncul putih-putih di lidah
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya punya pasien laki2 30 tahun datang dengan keluhan 1 minggu yang lalu demam tinggi kemudian 5hari yang lalu muncul luka2 dimulutnya. Sudah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.