Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Recurrent Aphthous Stomatitis general_alomedika 2023-03-16T08:26:08+07:00 2023-03-16T08:26:08+07:00
Recurrent Aphthous Stomatitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Recurrent Aphthous Stomatitis

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Etiologi recurrent aphthous stomatitis atau RAS hingga kini tidak diketahui secara pasti. Namun, faktor predisposisi RAS diketahui bersifat multifaktorial, yaitu mencakup faktor genetik, trauma, penggunaan obat tertentu, alergi, anemia, dan defisiensi vitamin.

Pasien dengan RAS justru biasanya bukan perokok. Penjelasan yang diterima adalah rokok akan membuat keratinisasi di mukosa rongga mulut, sedangkan RAS memiliki prevalensi yang rendah pada jaringan yang berkeratin. Selain itu, nikotin menghambat produksi tumor necrosis factor dan interleukin (TNF-α, IL-1, dan IL-6), di mana ketiga marker ini merupakan marker yang paling sering ditemui pada histologi RAS.[1,8]

Faktor Risiko

Faktor risiko RAS dapat mencakup faktor genetik, trauma, penggunaan obat tertentu, alergi, anemia, dan defisiensi vitamin B serta vitamin D.

Faktor Genetik

RAS sering dihubungkan dengan kondisi genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa >42% pasien RAS memiliki riwayat RAS pada orang tuanya. Bahkan, studi menyebutkan bahwa jika kedua orang tua memiliki riwayat RAS, anaknya memiliki kemungkinan hingga 90% untuk terkena RAS. Human leukocyte antigen (HLA) juga dilaporkan berhubungan dengan RAS, yang mana hal ini berhubungan dengan asal ras dan etnis.[1,8]

Trauma

Pada mayoritas pasien, lesi RAS terjadi sesaat setelah trauma berulang pada area dalam mulut. Trauma bisa disebabkan oleh sikat gigi, gigi yang tajam, hingga faktor iatrogenik saat perawatan dental. Namun, bagaimana cara trauma dapat menyebabkan RAS hingga kini belum diketahui secara pasti.[5,8]

Obat-Obatan

Ada beberapa obat yang dikaitkan dengan RAS, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), captopril, nicorandil, phenindione, phenobarbital, dan sodium hipoklorit.[8]

Anemia

Anemia defisiensi vitamin B12 dan anemia defisiensi besi adalah faktor predisposisi yang ditemukan pada 20% pasien dengan RAS.[4,5,8]

Alergi

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa alergi makanan tertentu seperti cokelat, susu sapi, kanji, bahan pengawet, bahan pewarna, dan kacang-kacangan merupakan faktor predisposisi pada pasien dengan RAS.[2,5]

Stres

Stres tidak berhubungan secara langsung dengan RAS. Namun, stres dapat membuat pasien melakukan kebiasaan parafungsional seperti menggigit-gigit bibir atau mukosa bukal, sehingga dapat membuat perlukaan mukosa.[8]

Defisiensi Vitamin

Defisiensi vitamin yang sering dianggap berhubungan dengan RAS adalah defisiensi vitamin B (B1, B2, B6, atau B12) dan vitamin C. Namun, penelitian terkini mengungkap bahwa pasien RAS tidak memiliki defisiensi vitamin A, C, ataupun E yang signifikan. Studi justru menemukan defisiensi vitamin D yang signifikan.[9]

Vitamin D dianggap memiliki hubungan dengan RAS karena perannya yang dapat memodulasi sistem imun. Beberapa penelitian kuantitatif menemukan bahwa pasien RAS memiliki angka serum vitamin D yang lebih rendah daripada pasien dalam grup kontrol. Namun, pada analisis kualitatif, tidak ditemukan signifikansi antara defisiensi vitamin D dan derajat keparahan RAS.[9,10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Murthykumar K, Padavala S. Recurrent aphthous stomatitis: A short review. Res J Pharm Technol. 2015;8(11):1580–1.
2. Vaishnavi V. Management of recurrent aphthous stomatitis - A review. Res J Pharm Technol. 2014;7(10):1193–5.
4. Chiang CP, Yu-Fong Chang J, Wang YP, et al. Recurrent aphthous stomatitis – Etiology, serum autoantibodies, anemia, hematinic deficiencies, and management. J Formos Med Assoc. 2019;118(9):1279–89.
5. Giannetti L, Murri Dello Diago A, Lo Muzio L. Recurrent aphthous stomatitis. Minerva Stomatol. 2018;67(3):125–8.
6. Jamatia K, Deb R, Debbarma D, et al. Journal of Advanced Medical and Dental Sciences Research |Vol. 7|Issue 11| November. Lit J Adv Med Dent Sci Res. 2019;7(11):179–82.
7. Wu D, Xin J, Liu J, Zhou P. The association between interleukin polymorphism and recurrent aphthous stomatitis: A meta-analysis. Arch Oral Biol. 2018;93(December 2017):3–11.
8. Preeti L, Magesh KT, Rajkumar K, Karthik R. Recurrent aphthous stomatitis. J Oral Maxillofac Pathol. 2011;15(3):252–6.
9. Saikaly SK, Saikaly TS, Saikaly LE. Recurrent aphthous ulceration: a review of potential causes and novel treatments. J Dermatolog Treat. 2018;29(6):542–52.
10. Al-Maweri SA, Halboub E, Al-Sufyani G, et al. Is vitamin D deficiency a risk factor for recurrent aphthous stomatitis? A systematic review and meta-analysis. Oral Dis. 2019;(July):1–8.

Patofisiologi Recurrent Aphthous...
Epidemiologi Recurrent Aphthous ...

Artikel Terkait

  • Apakah Defisiensi Vitamin D Merupakan Faktor Risiko Recurrent Aphthous Stomatitis?
    Apakah Defisiensi Vitamin D Merupakan Faktor Risiko Recurrent Aphthous Stomatitis?
  • Red Flag Sariawan
    Red Flag Sariawan
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Februari 2025, 20:41
Pasien keluhan sariawan di FKTP sebaiknya masuk poli umum atau poli gigi?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter izin bertanya. Jika ada pasien dengan keluhan sariawan tanpa adanya keluhan yang lain, sebaiknya masuk di poli umum atau poli gigi dok? Terima...
Anonymous
Dibalas 07 Desember 2024, 15:22
Sariawan banyak berulang yang tidak membaik
Oleh: Anonymous
4 Balasan
alodok, izin konsul px laki2 dewasa dgn stomatitis multiple pada lidah, bibir dan palatum sejak 3 hari yll. Riwayat keluhan tsb berulang setiap pasien...
Anonymous
Dibalas 03 November 2023, 07:25
Luka disertai muncul putih-putih di lidah
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya punya pasien laki2 30 tahun datang dengan keluhan 1 minggu yang lalu demam tinggi kemudian 5hari yang lalu muncul luka2 dimulutnya. Sudah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.