Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Amblyopia general_alomedika 2023-05-03T14:55:44+07:00 2023-05-03T14:55:44+07:00
Amblyopia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Amblyopia

Oleh :
dr. Florentina Priscilia
Share To Social Media:

Diagnosis amblyopia diawali dengan gejala gangguan penglihatan yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, dan umumnya terjadi unilateral. Beberapa kondisi klinis lain yang khas adalah fenomena crowding , neutral density filter, dan fiksasi eksentris. Pemeriksaan mata yang dilakukan termasuk pemeriksaan tajam penglihatan, mata bagian anterior dengan slit lamp, mata posterior dengan funduskopi, dan alternating cover test.[8-12]

Berdasarkan etiologinya, amblyopia dapat diklasifikasi menjadi amblyopia strabismus, anisometropia, isometropia, dan deprivasi. Oleh karena itu, diagnosis amblyopia juga harus mencari gejala dan tanda dari etiologi tersebut. Amblyopia strabismus berkaitan dengan kondisi mata juling yang konstan, amblyopia anisometropia ditemukan gangguan refraksi yang berbeda antara mata kanan dan kiri, amblyopia isometropia berkaitan dengan gangguan refraksi tinggi kedua mata yang tidak dikoreksi dengan baik, sedangkan amblyopia deprivasi disebabkan kekeruhan media visual kongenital.[1,2]

Anamnesis

Penderita amblyopia seringkali tidak memiliki gejala yang khas, terutama pasien anak. Gejala yang paling sering dialami adalah gangguan visus dengan penurunan sensitivitas kontras, yang tidak dapat dikoreksi dengan bantuan kacamata. Keluhan gangguan visus misalnya fiksasi mata atau perbedaan tajam penglihatan yang berbeda antara mata kanan dan kiri, cenderung maju untuk melihat TV atau di kelas, atau tampak keruh di depan mata.[8,9]

Pasien dengan keluhan visus tersebut kemudian harus ditanyakan beberapa hal berikut:

  • Onset dan durasi muncul gejala yang dialami
  • Kelainan mata yang pernah atau sedang dialami
  • Penatalaksanaan yang telah diberikan dan kepatuhan akan penatalaksanaan sebelumnya
  • Riwayat keluarga dengan kondisi serupa atau riwayat strabismus[8,9]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik mata terdiri dari pemeriksaan mata bagian eksternal dan bagian media. Dan biasanya, pemeriksaan pada pasien yang datang dengan keluhan gangguan penglihatan akan diawali dengan pemeriksaan visus.[10-12]

Pemeriksaan Visus dengan Kartu Snellen

Penderita amblyopia akan mengalami kondisi visus yang tidak optimal, meskipun diberikan koreksi terbaik. Pemeriksaan visus di antaranya menggunakan kartu Snellen. Saat pemeriksaan visus, penderita amblyopia akan sulit mengidentifikasi huruf yang tersusun linear atau sebaris, dan lebih mudah membaca huruf yang tersusun isolasi atau tunggal. Fenomena ini disebut sebagai fenomena crowding. Perlu dipahami tips pemeriksaan visus pada anak-anak.[10,11]

Pemeriksaan Neutral Density Filter

Pemeriksaan lainnya adalah neutral density filter,  yaitu penderita menggunakan filter densitas untuk menurunkan tajam penglihatan dari 6/6 menjadi 6/12. Penderita amblyopia fungsional akan mengalami perbaikan tajam penglihatan atau tetap tanpa perburukan, jika dibandingkan dengan pemeriksaan visus awal. Sedangkan pada amblyopia organik akan mengalami penurunan tajam penglihatan hingga sekitar 3 baris pada kartu Snellen.[10,11]

Alternating Cover Test

Pada saat pemeriksaan visus, dilakukan juga alternating cover test atau pemeriksaan dengan menutup satu mata. Pada penderita amblyopia unilateral, akan terjadi pergerakan bola mata yang tidak ditutup atau tidak ada usaha refiksasi bayangan. Misalnya pada mata yang mengalami strabismus, baik eksotropia atau esotropia, jika mata kontralateral ditutup maka mata yang amblyopia berubah bergerak ke posisi semula. Sedangkan fiksasi eksentrik dideteksi dengan tampakan refleks kornea yang tidak terletak pada posisi sentral. Hal ini sering ditemukan pada pasien amblyopia strabismus.[11,12]

Pemeriksaan Mata Bagian Media

Pemeriksaan mata segmen anterior dilakukan dengan bantuan alat slit lamp, dan segmen posterior dengan funduskopi untuk melihat kondisi retina pasien. Pemeriksaan ini untuk mencari penyebab amblyopia yang terjadi, seperti strabismus, katarak kongenital, tumor, atau dakriosistokel kongenital.[11,12]

Pemeriksaan oftalmoskop yang dimodifikasi, atau disebut visuskop, dilakukan agar penglihatan diproyeksikan terfiksasi ke arah fundus. Hal ini untuk menentukkan daerah fiksasi eksentrik yaitu penglihatan sentral pada fovea yang sering ditemukan pada pasien amblyopia tipe strabismus.[11,12]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding amblyopia biasanya adalah diagnosis banding etiologi secara khusus, di antaranya kondisi strabismus, ptosis kongenital, atau sindrom monofiksasi [6,14]

Strabismus

Strabismus adalah kondisi deviasi kedudukan bola mata. Strabismus dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu yang masih bisa dikontrol oleh mekanisme fusi sehingga mata tetap terlihat pada kedudukan yang lurus (strabismus laten) dan yang tidak dapat terkontrol oleh fusi sehingga mata terlihat pada kedudukan yang abnormal (strabismus manifest). Gejala strabismus seperti mata juling ke dalam atau luar, gerakan mata tidak sinkron, memicingkan satu mata, penglihatan yang dobel, atau mata cepat lelah. Bila kondisi ini dibiarkan maka bisa terjadi gangguan fusi sehingga menyebabkan amblyopia sebagai salah satu komplikasi.[9,14]

Ptosis Kongenital

Ptosis kongenital adalah kondisi turunnya posisi kelopak mata sampai menutup pupil, sehingga dapat mengganggu pandangan. Kondisi ini terjadi pada tahun pertama kehidupan, bisa terjadi secara idiopatik atau disebabkan sindrom blefarofimosis, kelumpuhan saraf kranial III, sindrom horner, atau tumor.  Ptosis kongenital bisa menyebabkan amblyopia.[6,14]

Sindrom Monofiksasi

Sindrom monofiksasi adalah gangguan penglihatan binokular subnormal tanpa bifiksasi. Memiliki gejala strabismus dengan sudut yang kecil, supresi penglihatan sentral kurang dari 3 derajat, dan fusi perifer. Kondisi ini merupakan suatu keadaan idiopatik atau sekunder karena ada kelainan mata lainnya, seperti lesi makula, anisometropia, atau strabismus yang terkoreksi sebagian.[9,14]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang bisa dilakukan untuk membedakan dengan diagnosis banding, seperti pemeriksaan elektrodiagnostik untuk menilai gangguan saraf atau histeria konversi, serta pemeriksaan laboratorium untuk membedakan dengan kelainan sistemik seperti yang terjadi pada tumor yang bisa memicu kondisi strabismus atau ptosis.[10,15]

Referensi

1. Vincent SJ Collins MJ Read SA Carney LG. Monocular amblyopia and higher order aberrations. Vision Res . 2012;66:39–48.
2. Wong AM. New concepts concerning the neural mechanisms of amblyopia and their clinical implications. Can J Ophthalmol. 2012;47(5):399-409.
5. Carlton J, Kaltenthaler E. Amblyopia and quality of life: A systematic review. Eye. 2011;25(4):403-413.
6. Birch EE. Amblyopia and binocular vision. Prog Retin Eye Res. 2013;33(1):67-84.
8. Sloper J. The other side of amblyopia. J AAPOS. 2016;20(1):1.e-13.
9. Cadet N, Huang PC, Superstein R, Koenekoop R, Hess RF. The effects of the age of onset of strabismus on monocular and binocular visual function in genetically identical twins. Can J Ophthalmol. 2018;53(6):609-613.
10. Hamm L, Chen Z, Li J, Black J, Dai S, Yuan J, et al. Interocular suppression in children with deprivation amblyopia. Vision Res. 2017;133:112-120.
11. O'Donoghue L, McClelland JF, Logan NS, Rudnicka AR, Owen CG, Saunders KJ. Profile of anisometropia and aniso-astigmatism in children: prevalence and association with age, ocular biometric measures, and refractive status. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2013;54(1):602-608.
12. Toor S, Horwood AM, Riddell P. Asymmetrical accommodation in hyperopic anisometropic amblyopia. Br J Ophthalmol. 2018;102(6):772-778.
14. Yen KG. Medscape 2018. Amblyopia. Available At :https://emedicine.medscape.com/article/1214603-differential
15. Hess RF, Mansouri B, Thompson B. Restoration of binocular vision in amblyopia. Strabismus. 2011;19(3):110-118.

Epidemiologi Amblyopia
Penatalaksanaan Amblyopia

Artikel Terkait

  • Tips Pemeriksaan Visus pada Anak-anak
    Tips Pemeriksaan Visus pada Anak-anak
  • Evaluasi Tes Skrining Visus di Rumah pada Praktik Telemedisin-Telaah Jurnal Alomedika
    Evaluasi Tes Skrining Visus di Rumah pada Praktik Telemedisin-Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 27 Maret 2024, 08:04
Terapi ambliopia pada pasien dewasa
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin sharing dok, saya ada pasien wanita 30 tahun dengan perbedan refraksi mata yang cukup jauh kiri pengelihatan normal dan yg kanan - 1.75,...
dr.Ciho Olfriani
Dibalas 25 November 2020, 13:54
Risiko Ambliopia pada Penggunaan Kacamata vs Lensa Kontak
Oleh: dr.Ciho Olfriani
1 Balasan
ALO, dr. Utami.Izin bertanya, Dok. Apakah benar penggunaan kacamata lebih berisiko menyebabkan ambliopia jika dibandingkan dengan penggunaan lensa kontak?...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.