Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Amblyopia general_alomedika 2023-05-03T14:54:43+07:00 2023-05-03T14:54:43+07:00
Amblyopia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Amblyopia

Oleh :
dr. Florentina Priscilia
Share To Social Media:

Patofisiologi amblyopia sangat berkaitan dengan perkembangan visus yang melalui beberapa tahap, yaitu perkembangan penglihatan monokular dan binokular. Proses perkembangan jaras penglihatan bisa terganggu baik pada jaras di mata sampai otak, sedangkan proses mekanisme neurofisiologi amblyopia belum sangat jelas.[1,2]

Perkembangan Visus

Perkembangan visus monokuler terjadi pada bayi usia 2−3 bulan yang berkaitan dengan perkembangan nukleus genikulatum lateral dan korteks striata. Bersamaan dengan itu, perkembangan visus binokular terjadi dengan terbentuknya hubungan korteks striata jalur aferen kanan dengan kiri pada sel korteks binokular. Kemudian akan menghasilkan penglihatan stereopsis pada usia 3−6 bulan.[1,2]

Visus binokular adalah penyatuan bayangan di retina dari kedua mata, di mana untuk mencapainya maka mata harus memiliki sumbu dan ketajaman penglihatan yang sesuai agar bayangan jatuh di titik retina dan diinterpretasikan oleh sel-sel binokular korteks yang sama. Perkembangan penglihatan binokular terjadi sampai dengan usia 7‒8 tahun.[1,2]

Secara mikroskopis, sel-sel binokular korteks terdiri dari sel parvo dan sel magna. Sel parvo lebih sensitif terhadap penglihatan warna, kontras, frekuensi tinggi, diskriminasi dua titik, stereopsis, dan proyeksi pada lapang pandang sentra dan fovea. Sedangkan sel magno lebih untuk penglihatan arah, gerakan, kecepatan, perbedaan binokular, dan stereopsis kasar.[1,2]

Mekanisme Neurofisiologi amblyopia

Walaupun mekanisme neurofisiologi terjadi amblyopia belum sangat jelas, tetapi penelitian pada binatang didapatkan gangguan fungsi neuron penglihatan yang luas yang dikaitkan dengan pengalaman penglihatan abnormal sejak dini. Kondisi ini menyebabkan sel korteks visual primer kehilangan kemampuan untuk menerima rangsang satu atau kedua mata. Kondisi kelainan dapat terjadi bila ada kelainan di jalur penglihatan kedua mata sampai dengan jaras ke otak bagian korteks.[1,2,5]

Bila ada kelainan maka rangsangan penglihatan juga akan terganggu sehingga terjadi gangguan pada terbentuknya penglihatan fusi binokuler pada kedua mata. Kondisi ini menyebabkan penderita amblyopia tidak dapat mencapai tajam penglihatan yang normal saat pemeriksaan visus, walaupun telah dilakukan koreksi optimal.[1,2,5]

Berdasarkan patofisiologi yang terjadi, amblyopia bersifat progresif sehingga pada onset yang semakin awal dari gangguan penglihatan dan derajat keparahan yang lebih berat, akan berhubungan dengan perubahan anatomi pada jalur penglihatan yang semakin luas gangguan yang terjadi.[1,2,5]

Referensi

1. Vincent SJ Collins MJ Read SA Carney LG. Monocular amblyopia and higher order aberrations. Vision Res . 2012;66:39–48.
2. Wong AM. New concepts concerning the neural mechanisms of amblyopia and their clinical implications. Can J Ophthalmol. 2012;47(5):399-409.
5. Carlton J, Kaltenthaler E. Amblyopia and quality of life: A systematic review. Eye. 2011;25(4):403-413.

Pendahuluan Amblyopia
Etiologi Amblyopia

Artikel Terkait

  • Tips Pemeriksaan Visus pada Anak-anak
    Tips Pemeriksaan Visus pada Anak-anak
  • Evaluasi Tes Skrining Visus di Rumah pada Praktik Telemedisin-Telaah Jurnal Alomedika
    Evaluasi Tes Skrining Visus di Rumah pada Praktik Telemedisin-Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 27 Maret 2024, 08:04
Terapi ambliopia pada pasien dewasa
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin sharing dok, saya ada pasien wanita 30 tahun dengan perbedan refraksi mata yang cukup jauh kiri pengelihatan normal dan yg kanan - 1.75,...
dr.Ciho Olfriani
Dibalas 25 November 2020, 13:54
Risiko Ambliopia pada Penggunaan Kacamata vs Lensa Kontak
Oleh: dr.Ciho Olfriani
1 Balasan
ALO, dr. Utami.Izin bertanya, Dok. Apakah benar penggunaan kacamata lebih berisiko menyebabkan ambliopia jika dibandingkan dengan penggunaan lensa kontak?...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.