Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Alzheimer general_alomedika 2022-07-29T09:42:11+07:00 2022-07-29T09:42:11+07:00
Alzheimer
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Alzheimer

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Etiologi penyakit Alzheimer dipercaya bersifat multifaktorial, yang melibatkan interaksi antara faktor genetik, gaya hidup, dan juga faktor lingkungan. Penyakit Alzheimer terjadi akibat proses neurodegeneratif di orak yang memicu dementia.[1,3]

Faktor Genetik

Penyakit Alzheimer merupakan penyakit yang umumnya diwariskan. Dasar genetik pada onset awal penyakit Alzheimer mengikuti pola pewarisan dominan autosomal yang berhubungan dengan mutasi gen yang mengubah produksi, agregasi atau pengeluaran protein amiloid beta. Gen-gen yang berpengaruh dalam mutasi adalah amyloid precursor protein (APP), presenilin 1 (PSEN1), dan presenilin 2 (PSEN2).

Selain itu, pasien yang memiliki 2 kopi alel apolipoprotein (APOE) E4 memiliki risiko Alzheimer 2 kali lipat dibandingkan pasien lain yang memiliki subtipe APOE lain. Beberapa faktor genetik lain yang mempengaruhi adalah mutasi pada TREM2 (triggering receptor on myeloid cells 2).[3,7]

Faktor Gaya Hidup

Gaya hidup yang sehat dapat mengurangi risiko mengalami penyakit Alzheimer. Individu yang aktif secara fisik telah dilaporkan memiliki insidensi dan prevalensi yang lebih rendah untuk mengalami penurunan kognitif dan dementia.[6]

Faktor Lingkungan

Berdasarkan beberapa studi, faktor lingkungan seperti polusi udara (misalnya nitrogen oksida, karbon monoksida), kandungan aluminium pada air minum, pajanan gelombang elektromagnetik, dan pajanan terhadap bahan pelarut kimia dan pestisida berhubungan dengan meningkatnya faktor risiko Alzheimer.

Sebuah studi potong lintang yang dilakukan terhadap 2692 partisipan menunjukkan bahwa paparan asap rokok berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit Alzheimer. Selain itu, studi hewan dan data epidemiologi manusia mendukung adanya hubungan antara polusi udara dengan penyakit Alzheimer.[2,6]

Faktor Infeksi

Beberapa studi mengindikasikan adanya hubungan antara infeksi mikroba spesifik, seperti herpes simplex virus type 1 (HSV 1), Chlamydia pneumoniae, dan beberapa spirochete dengan penyakit Alzheimer. Patogen tersebut dapat menyebabkan neuroinflamasi kronik yang diduga berkaitan dengan proses neurodegeneratif penyakit Alzheimer di masa mendatang.[8]

Faktor Risiko

Selain faktor-faktor di atas, beberapa faktor lain juga meningkatkan risiko Alzheimer, seperti dislipidemia dan penambahan usia.

Dislipidemia

Studi epidemiologi dan observasional menunjukkan adanya asosiasi antara peningkatan total atau low density lipoprotein pada usia paruh baya dengan risiko penyakit Alzheimer. Diduga bahwa kolesterol otak meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dengan meningkatkan formasi atau deposisi amiloid beta, atau memengaruhi faktor nonamiloid seperti risiko serebrovaskular.

Hipertensi

Studi potong lintang dan longitudinal menunjukkan secara konsisten adanya asosiasi antara hipertensi dengan penyakit Alzheimer. Kekakuan arteri dan variabilitas tekanan darah merupakan faktor yang dianggap mengaitkan keduanya.

Obesitas dan Diabetes Mellitus Tipe 2

Obesitas dan diabetes mellitus tipe 2 berhubungan dengan peningkatan risiko 1,5 kali lipat terkena penyakit Alzheimer. Hal ini diduga berkaitan dengan efek hiperinsulinemia, resistensi insulin di otak, dan hubungan antara metabolisme insulin dan beta amiloid.

Cedera Otak Traumatik

Riwayat cedera otak traumatik derajat berat dengan hilangnya kesadaran 30 menit atau lebih dilaporkan berhubungan dengan risiko penyakit Alzheimer. Cedera derajat ringan yang berulang-ulang juga telah dilaporkan berhubungan dengan perubahan neuropatologis tauopati.

Faktor Risiko Lainnya

Faktor risiko penyakit Alzheimer lainnya adalah pertambahan usia, adanya riwayat keluarga Alzheimer, dan pasien yang menderita Down syndrome.[3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Saphira Evani

Referensi

1. Rabinovici GD. Controversy and Progress in Alzheimer's Disease - FDA Approval of Aducanumab. N Engl J Med. 2021 Aug 26;385(9):771-774. doi: 10.1056/NEJMp2111320. Epub 2021 Jul 28. PMID: 34320284.
2. Breijyeh Z, Karaman R. Comprehensive Review on Alzheimer's Disease: Causes and Treatment. Molecules. 2020 Dec 8;25(24):5789. doi: 10.3390/molecules25245789. PMID: 33302541; PMCID: PMC7764106.
3. Lakhan SE. Alzheimer disease. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1134817.
6. Keene CD, Montine TJ, Kuller LH. Epidemiology, pathology, and pathogenesis of Alzheimer disease. Uptodate. 2022.
7. Sherva R, Kowall, NW. Genetics of Alzheimer disease. UpToDate. 2022.
8. Kayed R. Infectious etiology and amyloidosis in Alzheimer’s disease: The puzzle continues. J Biol Chem, 2021. vol. 297, no. 2, p. 100936, 2021, doi: 10.1016/j.jbc.2021.100936

Patofisiologi Alzheimer
Epidemiologi Alzheimer

Artikel Terkait

  • Hubungan Agen Antikolinergik dengan Peningkatan Risiko Demensia
    Hubungan Agen Antikolinergik dengan Peningkatan Risiko Demensia
  • Hubungan Antara Olahraga dan Fungsi Kognitif Lansia
    Hubungan Antara Olahraga dan Fungsi Kognitif Lansia
  • Hendaya Kognitif pada Penderita HIV
    Hendaya Kognitif pada Penderita HIV
  • Lecanemab Memperlambat Penurunan Fungsi Kognitif pada Alzheimer Dini – Telaah Jurnal Alomedika
    Lecanemab Memperlambat Penurunan Fungsi Kognitif pada Alzheimer Dini – Telaah Jurnal Alomedika
  • 5 Obat Baru yang Paling Ditunggu di Tahun 2023
    5 Obat Baru yang Paling Ditunggu di Tahun 2023

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Peter Fernando
Dibuat 01 September 2023, 18:15
Mnemonic #29 : Gejala Alzheimer
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
M - Memori (daya ingat) MenurunE - Emosi Tidak StabilM - Mengulang-UlangO - Orientasi (waktu /tempat /orang) TergangguR - Reaksi yang Lambat I - Intelektual...
Anonymous
Dibalas 30 Mei 2022, 10:43
Diagnosis Alzheimer dengan nuklir - Kedokteran Nuklir Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat pagi, ALO dr. Ivana SpKN.. Apakah benar, Alzheimer dapat didiagnosis dini dengan pemeriksaan nuklir? Bagaimana dengan pengobatan Alzheimer?...
dr. Clarissa Elysia
Dibalas 21 September 2019, 21:18
Perbandingan keefektifan kerja obat antara donepezil dengan gingko biloba untuk mengatasi penyakit demensia
Oleh: dr. Clarissa Elysia
8 Balasan
Selamat siang dok, sbenarnya lebih efektif yg mana pnggunaan antara donepezil 1x 5 mg dan gingko biloba 120 mg terhadap progesivitas utk pnyakit...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.