Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Alzheimer general_alomedika 2024-08-15T11:26:19+07:00 2024-08-15T11:26:19+07:00
Alzheimer
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Alzheimer

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Penatalaksanaan penyakit Alzheimer bertujuan untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien, bukan menyembuhkan. Hingga kini masih belum ada terapi definitif untuk penyakit Alzheimer.

Obat yang dapat digunakan antara lain inhibitor kolinesterase seperti donepezil, galantamine dan rivastigmine. Pilihan terapi lain adalah antagonis N-methyl-D-Aspartate (NMDA) seperti memantine, ataupun antibodi monoklonal rekombinan seperti aducanumab.[1-3,17]

Prinsip Tata Laksana

Penanganan penyakit Alzheimer harus melibatkan komunikasi secara terbuka antara dokter, pengasuh, dan pasien. Pendekatan perilaku juga diperlukan, serta mencakup penyederhanaan lingkungan, rutinitas yang sama setiap hari, cognitive behavioural therapy, terapi olahraga, terapi cahaya, dan terapi musik.

Berikan dukungan pada pengasuh. Beri rencana waktu istirahat pendek untuk pengasuh dan bantu pengasuh mengembangkan jaringan dukungan.

Intervensi farmakologis diberikan untuk mengurangi gejala dan menjaga agar pasien semaksimal mungkin mandiri. Pencegahan komplikasi, seperti jatuh, juga merupakan komponen yang penting.[18]

Medikamentosa

Terapi medikamentosa standar yang telah diakui oleh FDA untuk penatalaksanaan Alzheimer adalah inhibitor kolinesterase, antagonis N-methyl-D-Aspartate (NMDA), dan aducanumab. Donepezil dan rivastigmine sudah tersedia di Indonesia, sedangkan aducanumab belum ada.

Inhibitor Kolinesterase

Pasien penyakit Alzheimer memiliki kadar asetiltransferase kolin serebral yang rendah, yang mengakibatkan penurunan sintesis asetilkolin dan gangguan fungsi kolinergik kortikal. Inhibitor kolinesterase berperan sentral mencegah pemecahan asetilkolin. Beberapa regimen yang tersedia adalah:

  • Donepezil: 5-10 mg, sekali sehari untuk Alzheimer ringan-sedang. Pada Alzheimer yang lebih berat, dapat diberikan 10-23 mg.
  • Rivastigmine: dosis inisial 1,5 mg per oral 2 kali sehari. Dosis maksimal 12 mg/hari
  • Galantamine: 4 mg 2 kali sehari atau 8 mg sekali sehari. Titrasi dosis sesuai dengan respon terapi. Dosis rumatan setelah titrasi umumnya 16-24 mg/hari. Efek samping yang tersering adalah gejala gastrointestinal, sehingga galantamine sebaiknya diberikan setelah makan.

Berdasarkan penelitian, penggunaan inhibitor kolinesterase memperlambat progresivitas gangguan kognitif dan fungsional terutama bila diberikan pada fase awal Alzheimer. Terapi inhibitor kolinesterase tidak perlu diberikan secara terus menerus apabila tidak bermanfaat bagi pasien atau memiliki efek samping yang signifikan.[3,17]

Antagonis Reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA)

Regimen antagonis reseptor NMDA yang tersedia adalah memantine dengan dosis inisial 8 mg sekali sehari. Dosis dapat dinaikkan menjadi 16 mg sekali sehari selama 4 minggu. Kemudian dilanjutkan dengan dosis 24 mg sekali sehari setelah 4 minggu.

Pemberian memantine dilakukan pada Alzheimer dengan gejala sedang hingga berat. Mekanisme kerja obat ini adalah dengan menghambat stimulasi patologis pada reseptor NMDA sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut pada dementia vaskular. Penghambatan reseptor NMDA akan memperlambat akumulasi kalsium intraseluler sehingga diharapkan dapat mencegah kerusakan sel saraf lebih lanjut. Antagonis reseptor NMDA dapat dikombinasi dengan inhibitor kolinesterase.[3,17]

Aducanumab

Aducanumab merupakan antibodi monoklonal rekombinan untuk mengurangi amiloid beta. Meskipun obat ini telah mendapatkan persetujuan FDA, namun tetap menuai kontroversi setelahnnya. Aducanumab direkomendasikan untuk digunakan pada pasien dengan gangguan kognitif ringan yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer atau pada penyakit Alzheimer derajat ringan.

Dosis aducanumab diberikan sebagai berikut:

  • Dosis 1 dan 2 (minggu ke-0 dan 4) 1 mg/kg IV selama 1 jam
  • Dosis 3 dan 4 (minggu ke-8 dan 16) 3 mg/kg IV selama 1 jam
  • Selanjutnya, pemeriksaan MRI otak perlu dilakukan sebelum dosis kelima.
  • Dosis 5 dan 6 (minggu ke-24 dan 32) 6 mg/kg IV selama 1 jam
  • Kemudian pemeriksaan MRI otak diperlukan untuk monitoring
  • Dosis 7 dan seterusnya (minggu ke-36 dan selanjutnya) 10 mg/kg IV selama 1 jam

Pemeriksaan MRI otak dilakukan untuk  mendeteksi adanya perdarahan mikro dan siderosis superfisial yang telah dilaporkan akibat penggunaan aducanumab.[3,17]

Antibodi monoklonal lain yang juga sedang dipelajari untuk terapi penyakit Alzheimer adalah lecanemab. Lecanemab dilaporkan mungkin menghambat penurunan fungsi kognitif pada pasien dengan penyakit Alzheimer dini.

Vitamin E

Pemberian vitamin E 1000 IU 2 kali sehari pada pasien dengan penyakit Alzheimer ringan hingga berat dilaporkan dapat memperlambat progresi fungsional penyakit Alzheimer. Meski demikian, bukti ilmiah yang tersedia masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda.[17]

Naproxen

Uji klinis dilakukan untuk mengevaluasi efek pemberian naproxen dosis rendah untuk mencegah progresivitas penyakit Alzheimer (PA) presimptomatik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan naproxen tidak efektif dalam menghambat progresivitas Alzheimer dan memiliki efek samping yang signifikan

Manajemen Gejala Neuropsikiatrik

Gejala-gejala neuropsikiatrik pada penyakit Alzheimer sangat sering ditemukan dan dapat lebih mengganggu dibandingkan dengan gejala kognitif. Gejala-gejala neuropsikiatrik mencakup agitasi, agresi, delusi, halusinasi, paranoia, wandering atau berjalan tanpa tujuan, depresi, apati, disinhibisi, dan gangguan tidur. Prevalensi gejala neuropsikiatrik meningkat seiring dengan derajat keparahan penyakit.

Agitasi/ Agresi

Manajemen nonmedikamentosa meliputi terapi musik, intervensi sensorik seperti pijat, dan pelatihan keterampilan komunikasi untuk pengasuh. Manajemen medikamentosa untuk agitasi adalah pemberian citalopram 10-20 mg sehari.

Depresi

Manajemen untuk depresi yang dapat digunakan adalah golongan selective serotonin reuptake inhibitor yaitu escitalopram 5 mg setiap pagi hari. Pilihan lainnya adalah, citalopram 10 mg, sertraline 12,5-25 mg, atau fluoxetine 5-10 mg setiap pagi.

Apati

Manajemen medikamentosa apati yang saat ini tersedia adalah penggunaan obat metilfenidat. Metilfenidat diberikan dari dosis 5 mg pada pagi hari, hingga dosis maksimum 10 mg 2 kali sehari yang diberikan tidak melewati makan siang.

Gangguan Tidur

Manajemen nonmedikamentosa umumnya lebih diutamakan dengan higiene tidur yang baik, program olah raga, pengaturan cahaya, dan mengurangi minuman alkohol dan kopi.[19]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Saphira Evani

Referensi

1. Rabinovici GD. Controversy and Progress in Alzheimer's Disease - FDA Approval of Aducanumab. N Engl J Med. 2021 Aug 26;385(9):771-774. doi: 10.1056/NEJMp2111320. Epub 2021 Jul 28. PMID: 34320284.
2. Breijyeh Z, Karaman R. Comprehensive Review on Alzheimer's Disease: Causes and Treatment. Molecules. 2020 Dec 8;25(24):5789. doi: 10.3390/molecules25245789. PMID: 33302541; PMCID: PMC7764106.
3. Lakhan SE. Alzheimer disease. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1134817.
17. Press D, Buss SS. Treatment of Alzheimer disease. Uptodate. 2022.
18. Yiannopoulou KG, Papageorgiou SG. Current and Future Treatments in Alzheimer Disease: An Update. J Cent Nerv Syst Dis. 2020 Feb 29;12:1179573520907397. doi: 10.1177/1179573520907397. PMID: 32165850; PMCID: PMC7050025.
19. Press D. Management of neuropsychiatric symptoms of dementia. UpToDate. 2022.

Diagnosis Alzheimer
Prognosis Alzheimer

Artikel Terkait

  • Hubungan Agen Antikolinergik dengan Peningkatan Risiko Demensia
    Hubungan Agen Antikolinergik dengan Peningkatan Risiko Demensia
  • Hubungan Antara Olahraga dan Fungsi Kognitif Lansia
    Hubungan Antara Olahraga dan Fungsi Kognitif Lansia
  • Hendaya Kognitif pada Penderita HIV
    Hendaya Kognitif pada Penderita HIV
  • Lecanemab Memperlambat Penurunan Fungsi Kognitif pada Alzheimer Dini – Telaah Jurnal Alomedika
    Lecanemab Memperlambat Penurunan Fungsi Kognitif pada Alzheimer Dini – Telaah Jurnal Alomedika
  • 5 Obat Baru yang Paling Ditunggu di Tahun 2023
    5 Obat Baru yang Paling Ditunggu di Tahun 2023

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Peter Fernando
Dibuat 01 September 2023, 18:15
Mnemonic #29 : Gejala Alzheimer
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
M - Memori (daya ingat) MenurunE - Emosi Tidak StabilM - Mengulang-UlangO - Orientasi (waktu /tempat /orang) TergangguR - Reaksi yang Lambat I - Intelektual...
Anonymous
Dibalas 30 Mei 2022, 10:43
Diagnosis Alzheimer dengan nuklir - Kedokteran Nuklir Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat pagi, ALO dr. Ivana SpKN.. Apakah benar, Alzheimer dapat didiagnosis dini dengan pemeriksaan nuklir? Bagaimana dengan pengobatan Alzheimer?...
dr. Clarissa Elysia
Dibalas 21 September 2019, 21:18
Perbandingan keefektifan kerja obat antara donepezil dengan gingko biloba untuk mengatasi penyakit demensia
Oleh: dr. Clarissa Elysia
8 Balasan
Selamat siang dok, sbenarnya lebih efektif yg mana pnggunaan antara donepezil 1x 5 mg dan gingko biloba 120 mg terhadap progesivitas utk pnyakit...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.