Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) general_alomedika 2023-01-11T14:50:23+07:00 2023-01-11T14:50:23+07:00
Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)

Oleh :
dr.Monica Cynthia
Share To Social Media:

Penatalaksanaan Duchenne muscular dystrophy atau DMD difokuskan pada pengurangan gejala dan pencegahan kontraktur. Terapi umumnya berupa pemberian glukokortikoid, terapi fisik, dan penanganan gejala pernapasan atau kardiovaskular yang muncul. Saat ini belum ada terapi kuratif untuk kasus DMD. Pasien biasanya membutuhkan alat bantu seperti kursi roda untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.[1,8]

Medikamentosa

Terapi medikamentosa untuk kasus DMD adalah pemberian glukokortikoid. Namun, terapi ini hanya memperlambat progresivitas penyakit dan bukan bersifat kuratif. Pemberian glukokortikoid dapat menurunkan apoptosis myotubes dan memperlambat nekrosis myofiber. Contoh obat yang digunakan adalah prednison pada pasien berusia 4 tahun atau lebih tua. Prednison direkomendasikan dengan dosis 0.75 mg/kg per hari atau 10 mg/kg per minggu.

Deflazacort (suatu derivatif oxazoline dari prednison) terkadang dipilih dibandingkan prednison karena memiliki profil efek samping yang lebih baik dan memiliki ekuivalensi dosis 1:1,3 terhadap prednison. Rekomendasi dosisnya adalah 0.9 mg/kgBB/hari.

FDA telah menyetujui penggunaan deflazacort untuk pasien DMD berusia 5 tahun ke atas, tetapi obat ini belum tersedia di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian glukokortikoid dikaitkan dengan perbaikan fungsi paru, perlambatan onset skoliosis, dan perlambatan progresivitas kardiomiopati yang dialami.[1,9,10]

Pembedahan

Pembedahan dapat dilakukan untuk mengatasi kontraktur pada tahap lanjut bila pasien menyetujui. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk memperbaiki skoliosis. Perbaikan skoliosis dapat ikut memperbaiki fungsi paru.[1]

Terapi Suportif

Pasien DMD dapat diberikan kalsium dan vitamin D untuk mencegah osteoporosis sekunder akibat penggunaan glukokortikoid. Dual energy X-ray absorptiometry (DEXA) scan sebaiknya dilakukan mulai usia 3 tahun dan diulang setiap tahun. Untuk pasien dengan kardiomiopati dan gagal jantung, dokter dapat memberikan digoxin, diuretik, atau angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor sesuai kebutuhan.

Intervensi seperti fisioterapi dapat mencegah terjadinya kontraktur. Pasien dapat melakukan latihan peregangan pasif, menggunakan orthosis plastik pada kaki dan pergelangan kaki selama tidur, atau menggunakan braces pada kaki untuk membantu ambulasi sesuai kebutuhan masing-masing.[1]

Referensi

1. Venugopal V, Pavlakis S. Duchenne muscular dystrophy. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482346/
8. Birnkrant DJ, Bushby K, Bann CM, et al. Diagnosis and management of Duchenne muscular dystrophy, part 1: diagnosis, and neuromuscular, rehabilitation, endocrine, and gastrointestinal and nutritional management. Lancet Neurol. 2018;17(3):251-267.
9. National Organization for Rare Disorders. Duchenne muscular dystrophy. 2016. https://rarediseases.org/rare-diseases/duchenne-muscular-dystrophy/
10. Yiu EM, Kornberg AJ. Duchenne muscular dystrophy. Neurol India. 2008;56(3):236-247. http://www.neurologyindia.com/text.asp?2008/56/3/236/43441

Diagnosis Duchenne Muscular Dyst...
Prognosis Duchenne Muscular Dyst...
Diskusi Terbaru
dr.Clara Alverina
Dibalas 7 jam yang lalu
Diskusi Dermatologi
Oleh: dr.Clara Alverina
1 Balasan
Alo dok, izin diskusi kasus, kira2 apakah dx pasien ini dan terapi nya bagaimana dok? Mohon advice 🙏Pasien laki laki 27 tahun, mengeluhkan timbul koreng yang...
Anonymous
Dibalas 17 jam yang lalu
Vaksin Influenza merk Fluarix Tetra
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, izin diskusi terkait vaksin influenza. Kira kira kontraindikasi yang tidak boleh untuk pasien vaksin influenza apa saja ya dok? Kemudian apakah...
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas kemarin, 14:55
Antiseptik Povidone Iodine: Solusi Efektif untuk Kesehatan Kewanitaan- Artikel Alomedika
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
1 Balasan
 ALO Dokter!Jangan lewatkan artikel - Menjaga Kesehatan Area Kewanitaan dengan Antiseptik Povidone Iodine - AlomedikaMenjaga kesehatan area kewanitaan adalah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.