Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Perdarahan Subaraknoid Spontan monika-natalia 2022-12-14T10:18:58+07:00 2022-12-14T10:18:58+07:00
Perdarahan Subaraknoid Spontan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Perdarahan Subaraknoid Spontan

Oleh :
dr.Christian Permana
Share To Social Media:

Diagnosis perdarahan subaraknoid spontan atau spontaneous subarachnoid hemorrhage (SAH) perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan sakit kepala hebat, penurunan kesadaran, kaku kuduk, dan/atau parese nervus kranialis. Pemeriksaan CT scan kepala non kontras adalah pilihan utama dalam menegakkan diagnosis SAH, jika pasien pada anamnesis dan pemeriksaan fisik dicurigai SAH.[1,2]  

Anamnesis

Nyeri kepala mendadak merupakan keluhan paling sering dan menjadi gejala utama dari SAH. Sekitar 70% pasien SAH mengalami keluhan nyeri kepala sangat hebat, sehingga pasien dapat mengatakan sebagai nyeri kepala terhebat yang dirasakan sepanjang hidupnya (thunderclap headache).

Gejala penyerta lainnya adalah mual, muntah, fotofobia, kaku pada leher, defisit neurologis (hemiparese atau parese nervus kranialis), kejang, hingga penurunan kesadaran.[1,2,4,6]

Sekitar 10−43% pasien mengeluhkan adanya nyeri kepala yang lebih ringan beberapa hari hingga minggu, sebelum terjadinya serangan thunderclap headache. Episode nyeri kepala ini disebut sebagai nyeri kepala sentinel, yang dapat menjadi tanda perdarahan minor dari dinding aneurisma.[2]

Ottawa Subarachnoid Hemorrhage Rule

Perry et al menciptakan Ottawa subarachnoid hemorrhage rule yang dapat digunakan untuk mengetahui nyeri kepala yang disebabkan oleh SAH. Kriteria nyeri kepala akibat SAH adalah:

  • Pasien usia ≥40 tahun
  • Thunderclap headache
  • Onset muncul saat aktivitas
  • Nyeri atau kaku di leher
  • Pergerakan fleksi leher terbatas saat pemeriksaan
  • Penurunan kesadaran atau riwayat sempat tidak sadarkan diri[4-6]

Jika dari anamnesa terdapat faktor risiko aneurisma otak dan terdapat >1 kriteria dari Ottawa Subarachnoid Hemorrhage, maka harus dicurigai pasien mengalami SAH yang disebabkan ruptur aneurisma, sehingga harus segera dilakukan CT scan kepala non kontras. Ottawa subarachnoid hemorrhage rule  ini memiliki nilai sensitivitas 100% dan spesifisitas 15%.[4-6]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan berupa defisit neurologis fokal, kaku kuduk, perdarahan retina. Namun, 50% kasus SAH tidak memiliki kelainan pada pemeriksaan neurologis.[5]

Hunt and Hess grading dan WFNS Scale

Hunt and Hess grading dan World Federation Neurosurgical Society (WFNS) Scale adalah sistem penilaian yang paling banyak digunakan untuk menentukan derajat SAH dan prognosis.[2,4,5]

Tabel 1. Hunt and Hess Grading dan WFNS Scale untuk SAH

Derajat Hunt and Hess WFNS
1 Tidak bergejala atau sakit kepala ringan dengan sedikit kaku kuduk GCS 15, tidak terdapat defisit motorik
2 Sakit kepala sedang hingga berat, kaku kuduk semakin nyata, parese nervus kranialis GCS 13‒14, tidak terdapat defisit motorik
3 Tampak mengantuk, kebingungan atau defisit neurologis fokal GCS 13‒14, terdapat defisit motorik
4 Stupor, hemiparese sedang hingga berat, dapat terjadi rigiditas deserebrasi dini GCS 7‒12
5 Koma dalam,rigiditas deserebrasi, munculnya tanda-tanda moribund

GCS 3‒6
* GCS = Glasgow coma scale

Sumber: Permana C. 2022.[2,4,5]

Pemeriksaan Penunjang

CT scan kepala non kontras adalah pemeriksaan penunjang paling utama untuk pasien dengan dugaan SAH. Selain itu, pemeriksaan penunjang lain adalah lumbal pungsi (LP), CT angiografi (CTA), dan digital subtraction angiography (DSA).

CT Scan Kepala Nonkontras

Pemeriksaan CT scan kepala harus segera dilakukan pada pasien dengan kecurigaan SAH. CT scan yang dilakukan dalam waktu 6 jam sejak onset memiliki angka sensitivitas 100%. Jika pemeriksaan ini dilakukan dalam rentang waktu 72 jam maka memiliki angka sensitivitas 97%. Selanjutnya, jika dilakukan setelah hari ke-5 akan memiliki sensitivitas semakin rendah, yaitu hanya 50%.[4,6]

Gambar 2. CT scan kepala non kontras SAH

Gambar 2. CT scan kepala non kontras SAH  

Lumbal Pungsi (LP)

Pemeriksaan LP dilakukan jika pemeriksaan CT scan kepala nonkontras  tidak menemukan gambaran SAH, padahal dari anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien dicurigai mengalami SAH.

Tanda patognomonik SAH dari pemeriksaan LP adalah ditemukan sel eritrosit atau cairan berwarna kekuningan (xanthochromia) pada cairan serebrospinal. Namun, hal ini harus dibedakan dari sel eritrosit akibat traumatik dari penusukan LP, yaitu dengan pemeriksaan spektrofotometri yang tidak dimiliki oleh seluruh laboratorium.

Xanthochromia pada cairan serebrospinal sebenarnya baru dapat ditemukan setelah 12 jam onset, karena menunggu pembentukan bilirubin dari eritrosit yang lisis. Oleh karena keterbatasan dan hambatan ini, pemeriksaan LP sudah jarang dilakukan dan lebih sering digantikan dengan pemeriksaan penunjang lainnya, yaitu CT angiografi (CTA).[3-5]

CT Angiografi (CTA)

CTA serebral saat ini lebih menjadi pilihan untuk menggantikan LP, karena lebih tidak invasif dan tidak nyeri. CTA memiliki sensitivitas 98% dan spesifisitas 100% untuk mendeteksi aneurisma pada pasien dengan SAH. Namun, sensitivitas CTA menurun menjadi 92,3% untuk mendeteksi aneurisma dengan ukuran kecil <4 mm.[5,6]

Magnetic Resonance Angiografi (MRA) 

Untuk ukuran aneurisma kecil, pemeriksaan MRA lebih superior, dengan sensitivitas 95% pada aneurisma ukuran >3 mm. Namun, karena keterbatasannya, MRA tidak direkomendasikan menjadi pemeriksaan utama.[5,6]

Digital Subtraction Angiography (DSA)

Pemeriksaan yang menjadi baku emas diagnosis penyebab SAH adalah DSA serebral dengan rekonstruksi 3D. Namun, pemeriksaan ini bersifat invasif, mahal, memerlukan waktu lama untuk pemeriksaan, dan memiliki risiko komplikasi saat pemeriksaan. DSA diperlukan untuk tindakan endovascular coiling, dan jika dari CTA tidak ditemukan penyebab dari SAH.[3,4]

Referensi

1. Dabilgou AA, et.al. Spontaneous Subarachnoid Haemorrhage in Neurological Setting in Burkina Faso: Clinical Profile, Causes, and Mortality Risk Factors. Neurology Research International. 2019; May 9;2019:8492376.
2. Pinheiro RS, et.al. Spontaneous Subaracnoid Hemorrhage: Updated Clinical and Therapeutic Approach. Journal of Pharmacological, Chemistry and Biological Sciences. 2019;1(1);111-125.
3. Maher M, et.al. Treatment of Spontaneous Subarachnoid Hemorrhage Guidelines and Gaps. Stroke. 2020;51:1326-1332.
4. Macdonald RL, et.al. Spontaneous Subarachnoid Hemorrhage. Lancet. 2017;389:655-66.
5. Marcolini E, et.al. Approach to the Diagnosis and Management of Subarachnoid Hemorrhage. Western Journal of Emergency Medicine. 2019;20(2):203-211.
6. Patel S, et.al. Subarachnoid Hemorrhage in the Emergency Department. International Journal of Emergency Medicine. 2021;14:31

Epidemiologi Perdarahan Subarakn...
Penatalaksanaan Perdarahan Subar...

Artikel Terkait

  • Target Tekanan Darah pada Pasien dengan Pendarahan Intraserebral Akut
    Target Tekanan Darah pada Pasien dengan Pendarahan Intraserebral Akut
  • Asam Traneksamat Belum Terbukti Efektif untuk Perdarahan Intraserebral Akut
    Asam Traneksamat Belum Terbukti Efektif untuk Perdarahan Intraserebral Akut
  • Diagnosis Peningkatan Tekanan Intrakranial: Akurasi Tanda Klinis dan Pencitraan
    Diagnosis Peningkatan Tekanan Intrakranial: Akurasi Tanda Klinis dan Pencitraan
  • Manifestasi Klinis Peningkatan Tekanan Intrakranial
    Manifestasi Klinis Peningkatan Tekanan Intrakranial
  • Pendekatan Klinis dan Diagnosis Thunderclap Headache
    Pendekatan Klinis dan Diagnosis Thunderclap Headache

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 13 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 13 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 8 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.