Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Tarsal Tunnel Syndrome general_alomedika 2023-09-08T16:57:53+07:00 2023-09-08T16:57:53+07:00
Tarsal Tunnel Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Tarsal Tunnel Syndrome

Oleh :
dr.Muhammad Ridwan
Share To Social Media:

Diagnosis tarsal tunnel syndrome atau sindrom terowongan tarsal ditegakkan berdasarkan gejala sesuai derajat penyakit dan faktor risiko. Beberapa tes dalam pemeriksaan fisik adalah tes Tinel, tes dorsofleksi-eversi, dan tes triple stress. Sementara, pemeriksaan baku emas untuk diagnosis tarsal tunnel syndrome (TTS) adalah penilaian konduksi saraf dan elektromiografi (EMG).[1,12]

Anamnesis

Keluhan pasien termasuk neuropati perifer, yaitu nyeri tajam pada kaki terutama saat dorsofleksi dan eversi, mati rasa pada permukaan plantar, serta sensasi kesemutan atau parestesia sepanjang distribusi saraf tibialis posterior. Gejala yang timbul bervariasi tergantung tingkat kompresi. Gejala biasanya memburuk saat berjalan atau berdiri, setelah aktivitas fisik, dan saat malam hari, serta membaik dengan istirahat.[1,12]

Jika terdapat satu gejala yang dirasakan oleh pasien, maka perlu dilakukan penilaian menggunakan skala Takakura. Skala ini bertujuan untuk menilai aspek klinik dengan jumlah skor maksimal 10. Gejala klinis yang dinilai adalah:

  • Nyeri spontan atau nyeri dengan gerakan
  • Nyeri terbakar
  • Tinel sign
  • Gangguan sensorik
  • Atrofi atau kelemahan otot

Penilaian untuk setiap gejala adalah poin 2 jika tidak terdapat gejala, poin 1 jika gejala ringan, dan poin 0 jika gejala berat. Skor 10 menunjukkan kaki normal, dan skor 0 menunjukkan kelainan dengan simtomatik paling menonjol. Skala ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi tindakan pembedahan.[1,11,14,15]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik TTS meliputi inspeksi, dan palpasi pergelangan kaki. Beberapa tes yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah tes Tinel, tes dorsofleksi-eversi, dan tes triple stress.[1,14]

Inspeksi

Pada pemeriksaan inspeksi dapat ditemukan adanya pes planus, kaki pronasi, atau talipes equinovarus. Selain itu, pada kasus kronis dapat ditemukan atrofi, kelemahan otot kaki, dan kontraktur jari-jari kaki. Terdapat juga kelainan pada gaya berjalan, seperti pronasi atau supinasi yang berlebihan, inversi atau eversi kaki yang berlebihan, serta antalgic gait akibat menghindari nyeri saat berjalan.[1,14]

Palpasi

Pada palpasi dapat ditemukan adanya pengurangan sensasi plantar pada distribusi saraf plantar medial atau lateral.  Pada distribusi saraf plantar medial terdapat pengurangan sensasi pada jari ke-1 sampai medial jari ke-4, sedangkan distribusi saraf plantar lateral pada lateral jari ke-4 sampai jari ke-5.

Pemeriksaan diskriminasi dua titik akan berkurang pada permukaan telapak kaki, dan pada kasus kronis dapat ditemukan pengurangan kekuatan otot dan range of motion (ROM) kaki.[11,15]

Tinel Sign

Tinel sign positif jika parestesia muncul saat dilakukan perkusi nervus tibia posterior. Perkusi dilakukan pada pergelangan kaki bagian medial, dan kaki dalam posisi dorsofleksi. Tes ini memiliki sensitivitas rendah (25‒75%), tetapi spesifisitas cukup tinggi (70‒90%) untuk kasus TTS.[11,15]

Tes Dorsofleksi-Eversi

Tes dilakukan dengan cara  pergelangan kaki secara pasif diposisikan dorsofleksi dan eversi, lalu dipertahankan selama 10 detik. Tes ini bernilai positif  jika pasien merasa parestesia. Pada 82% pasien dengan TTS didapatkan nilai positif pada tes dorsofleksi-eversi.[11,15]

Tes Triple-Stress

Tes ini dilakukan dengan posisi fleksi plantar dan inversi kaki, kemudian saraf tibialis posterior di belakang malleolus medial dikompresi selama 30 detik. Tes ini bernilai positif jika terdapat nyeri dan hipestesi.[11,15]

Tes Turki

Tes ini dilakukan dengan memasang tourniquet di atas maleolus medial. Tes ini bernilai positif jika terdapat nyeri dan hipestesi.[15,16]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding sindrom terowongan tarsal adalah artritis, yang mengenai daerah pergelangan kaki. Berikut adalah diagnosis banding dan karakteristik nyeri untuk membedakannya dengan TTS.[1,17]

Tabel 1. Tabel Diagnosis Banding Tarsal Tunnel Syndrome

Diagnosis Karakteristik
Plantar fasciitis Adanya first-step pain atau nyeri saat langka pertama di pagi hari, dan post-static dyskinesia yaitu nyeri saat setelah lama beristirahat.

Tenosynovitis pada otot flexor digitorum longus atau otot flexor hallucis longus

Nyeri saat gerakan hiperekstensi jari kaki.
Neuroma Dapat diidentifikasi dengan USG atau MRI.
Radikulopati lumbal Biasanya disertai penyakit sistemik, seperti diabetes melitus. Tinel sign bernilai negatif.

Sumber: M.Ridwan, 2020.[1,17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis TTS adalah electroneuromyography, penilaian konduksi saraf, serta beberapa pemeriksaan pencitraan, seperti radiologi konvensional, ultrasonografi (USG), dan magnetic resonance imaging (MRI).[1,14]

Electroneuromyography

Electroneuromyography atau elektromiografi (EMG) sering dilakukan bersamaan dengan penilaian konduksi saraf. Pemeriksaan ini digunakan untuk membedakan penyebab kelemahan otot akibat kelainan otot primer dengan kelemahan otot akibat kelainan neurologis.[1,17]

Penilaian Konduksi Saraf

Penilaian konduksi saraf atau nerve conduction study digunakan untuk melihat kecepatan konduksi saraf. Adanya penurunan kecepatan konduksi nervus tibialis posterior mendukung diagnosis TTS.[1,18]

Pemeriksaan Pencitraan

Pemeriksaan radiologi konvensional, dapat mengidentifikasi adanya kelainan struktural di kaki, seperti osteofit, varus dan valgus, atau bukti fisik adanya trauma sebelumnya. Ultrasonografi dapat digunakan untuk mengevaluasi struktur jaringan lunak termasuk saraf dan bifurkasinya. Kelainan yang dapat ditemukan berupa tendinitis atau tenosinovitis, lipoma atau pertumbuhan lain, varises, dan kista ganglion.[1,4]

MRI kaki tidak sensitif untuk diagnosis TTS, tetapi dapat membantu mengidentifikasi etiologi serta memeriksa kondisi patologis intratunnel, seperti adanya tumor.[1,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Kiel J, Kaiser K. Tarsal Tunnel Syndrome. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513273/
4. Schuh A. Handschu R. et al. Tarsal tunnel syndrome. MMW Fortschr Med. 2018 Apr;160(6):58-59.
11. Beltran L.S. Bencardino J. et al. Entrapment Neuropathies III: Lower Limb. 2010. Seminars in Musculoskeletal Radiology. 14 (5): 501–511.
12. Ahmad M.M. Tsang K.K. et al. Tarsal tunnel syndrome: A literature review. 2012. Foot & Ankle Surgery (Elsevier Science), 18(3), 149-152.
13. Hudes K. Conservative management of a case of tarsal tunnel syndrome. 2010. J Can Chiropr Assoc 54(2):100–10.
14. Vilaca CDO, et all. Tarsal Tunnel Syndrome: A still challenge condition. 2019. Rev Bras Neurol. 55(1);12-17.
15. Abouelela AAKH. Zohiery AK. The triple compression stress test for diagnosis of tarsal tunnel syndrome. Foot. 2012;22(3):146–9.
16. Prado M De. Cuervas-Mons M. et al. The tarsal tunnel syndrome. Fuss und Sprunggelenk. 2015;13(4):227–36.
17. Williams THD. Robinson AHN. Entrapment neuropathies of the foot and ankle. Orthop. Trauma. 2009;23(6):404–11.
18. Patel AT, Gaines K, et al. Usefulness of electrodiagnostic techniques in the evaluation of suspected tarsal tunnel syndrome: an evidence-based review. 2005. USA: Muscle Nerve.;32(2):236-240.

Epidemiologi Tarsal Tunnel Syndrome
Penatalaksanaan Tarsal Tunnel Sy...

Artikel Terkait

  • Manfaat USG pada Tarsal Tunnel Syndrome
    Manfaat USG pada Tarsal Tunnel Syndrome
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 13 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 13 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 7 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.