Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Tarsal Tunnel Syndrome general_alomedika 2023-02-13T09:27:18+07:00 2023-02-13T09:27:18+07:00
Tarsal Tunnel Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Tarsal Tunnel Syndrome

Oleh :
dr.Muhammad Ridwan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan tarsal tunnel syndrome atau sindrom terowongan tarsal tergantung etiologi penyakit, serta derajat gangguan fungsi pada kaki dan pergelangan kaki. Pilihan terapi dapat mulai dari konservatif, medikamentosa, hingga tindakan pembedahan. Tindakan konservatif dilakukan dengan prinsip imobilisasi kaki yang sakit, sehingga dapat mengurangi gejala.[1,5]

Adapun medikamentosa untuk tarsal tunnel syndrome (TTS) dapat diberikan obat antinyeri atau antiinflamasi, untuk membantu meningkatkan kualitas hidup pasien. Tindakan pembedahan dapat dipertimbangkan jika tindakan konservatif serta medikamentosa tidak menunjukkan respon yang baik.[1,5]

Konservatif

Perawatan konservatif TTS bertujuan untuk mengurangi nyeri, proses inflamasi, dan kompresi terowongan lebih lanjut. Tindakan konservatif yang dapat dilakukan adalah pemasangan bidai pada pergelangan kaki. Pembidaian dapat membantu mengurangi gerakan berulang pada kaki sehingga membantu mengurangi proses peradangan.

Kompres dingin juga dapat membantu mengurangi nyeri. Pada atlet biasanya hanya membutuhkan perawatan konservatif karena kompresi yang bersifat fleksibel atau sementara.[1,5]

Medikamentosa

Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) , kortikosteroid oral, vitamin B6, serta obat antinyeri neuropatik, dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien. OAINS berguna dalam kasus tenosynovitis yang menyebabkan kompresi pada terowongan tarsal.

Kortikosteroid peroral, walaupun efektif, harus dibatasi karena kemungkinan menyebabkan injeksi intravaskular atau ruptur tendon pada terowongan tarsal.

Obat-obatan untuk nyeri neuropatik, seperti gabapentin, pregabalin, topiramate, atau karbamazepin dapat meredakan gejala nyeri yang hebat.  Obat oral lain yang dapat diberikan adalah obat antidepresan golongan trisiklik, seperti amitriptyline, imipramine, nortriptyline, dan desipramine, atau golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), seperti fluoxetine, sertraline, dan paroxetine.

Adapun obat topikal yang dapat diberikan seperti lidokain atau fentanyl patches, clonidine transdermal, capsaicin, dan kombinasi trisiklik-ketamine.[1,5]

Pembedahan

Gejala persisten selama lebih dari 6 bulan, kegagalan perawatan non-bedah, atau adanya lesi yang menempati terowongan, menjadi indikasi tindakan pembedahan. Pembedahan dilakukan dengan prinsip melepaskan retinakulum fleksor dari perlekatannya pada maleolus medial ke tali sustentaculum.

Hasil pembedahan dapat dievaluasi dengan melakukan pemeriksaan electroneuromyography (EMG), yaitu terdapat bukti adanya perubahan sebesar dua standar deviasi  dari kontrol. Tingkat keberhasilan tindakan pembedahan bervariasi dari 44‒96%.

Pasien dengan tanda Tinel positif sebelum operasi cenderung merespon lebih baik dengan tindakan dekompresi bedah. Sebuah studi melaporkan dari 81 pasien yang dilakukan tindakan pembedahan kemudian dievaluasi menggunakan skala Takakura, ditemukan sebanyak 76,54% pasien menunjukkan respon sangat baik, 13,58% baik, serta 9,87% dengan respon buruk.[5,19]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Kiel J, Kaiser K. Tarsal Tunnel Syndrome. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513273/
5. Hilario HC. Tarsal Tunnel Syndrome. In: Eltorai A, Eberson C, Daniels A. Orthopedic Surgery Clerkship: A Quick Reference Guide for Senior Medical Students. Sham:Springer International Publishing; 2017. P423
19. Iborra A. Villanueva M. et al. Results of ultrasound-guided release of tarsal tunnel syndrome: a review of 81 cases with a minimum follow-up of 18 months. 2020. Journal of Orthopaedic Surgery and Research volume 15, Article number: 30.

Diagnosis Tarsal Tunnel Syndrome
Prognosis Tarsal Tunnel Syndrome

Artikel Terkait

  • Manfaat USG pada Tarsal Tunnel Syndrome
    Manfaat USG pada Tarsal Tunnel Syndrome
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 13 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 13 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 7 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.