Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Hipertensi Dalam Kehamilan irfan 2023-09-14T15:14:47+07:00 2023-09-14T15:14:47+07:00
Hipertensi Dalam Kehamilan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hipertensi Dalam Kehamilan

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Hipertensi dalam kehamilan merupakan diagnosis klinis yang dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik berdasarkan tekanan darah. Selain itu, pada pasien juga tetap dilakukan pemeriksaan fisik kehamilan secara umum.[1,3]

Diagnosis hipertensi dalam kehamilan dapat ditegakkan jika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg pada 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 4 jam.

Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan

Ada 4 tipe utama hipertensi dalam kehamilan, yaitu hipertensi kronik, hipertensi gestasional, preeklampsia, dan eklamsia. Bila memungkinkan, membedakan antara bentuk-bentuk hipertensi dalam kehamilan berguna untuk membuat keputusan tentang penatalaksanaan. Sebagai contoh, untuk memutuskan waktu persalinan, perlunya profilaksis antikejang dan untuk menilai prognosis, seperti risiko pada kehamilan berikutnya dan risiko kesehatan ibu jangka panjang.[20]

Hipertensi Kronik

Hipertensi kronik adalah hipertensi yang sudah ada sebelum umur kehamilan 20 minggu (midpregnancy); atau kondisi hipertensi muncul setelah umur kehamilan 20 minggu tetapi menetap sampai 3 bulan pasca persalinan.

Preeklampsia

Preeklampsia adalah kondisi hipertensi yang didapatkan pada usia kehamilan setelah 20 minggu yang disertai dengan proteinuria dengan atau tanpa edema patologis.[1,3,5,6,8]

Eklamsia

Eklamsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejang.

Hipertensi Gestasional

Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang didapatkan pertama kali saat kehamilan, tanpa disertai proteinuria, dan kondisi hipertensi menghilang 3 bulan pasca persalinan.

Hipertensi gestasional merupakan diagnosis sementara untuk pasien hipertensi hamil yang tidak memenuhi kriteria preeklampsia. Diagnosis kemudian diubah menjadi preeklampsia atau eklamsia jika kriteria terpenuhi. Jika tekanan darah kembali normal pada 3 bulan (12 minggu) postpartum, diagnosis berubah menjadi hipertensi transien kehamilan. Jika hipertensi tetap melewati periode ini, pasien akan diberikan diagnosis hipertensi kronik.[26]

Anamnesis

Pada anamnesis, pasien seringkali tidak memiliki keluhan. Hipertensi dalam kehamilan seringkali terdiagnosa pada skrining kesehatan atau saat antenatal care.

Keluhan Umum

Pada pasien yang mengalami preeklampsia, pasien bisa mengeluhkan edema yang lebih dari biasanya. Pasien yang memiliki kondisi berat dapat menunjukkan gejala neurologis berupa sakit kepala berat hingga terjadi perubahan status mental. Pasien juga bisa mengeluhkan gejala visual berupa skotoma, fotofobia, penglihatan kabur, kebutaan sementara, atau defek lapang pandang.

Keluhan sesak mungkin menandakan adanya edema paru. Gangguan ginjal dapat bermanifestasi sebagai retensi air yang menyebabkan edema perifer. Selain itu, keluhan muntah juga sering menyertai kondisi hipertensi dalam kehamilan.[1,3]

Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit yang digali adalah riwayat penyakit hipertensi sebelumnya dan hipertensi pada keluarga. Selain itu, perlu digali kondisi-kondisi yang menyertai yang dapat menyebabkan hipertensi, seperti penyakit parenkimal ginjal, penyakit vaskular ginjal, gangguan endokrin, feokromositoma, hipertiroidisme atau hipotiroidisme, kelebihan hormon pertumbuhan, hiperparatiroidisme, koarktasio aorta, atau penggunaan kontrasepsi oral.[3]

Pada pasien juga dapat ditanyakan apakah ada keluarga atau saudara perempuan yang mengalami hipertensi dalam kehamilan dan atau preeklampsia. Tanyakan pada pasien mengenai riwayat kehamilan, riwayat reproduksi termasuk apakah kehamilan ini merupakan kehamilan dengan pasangan yang baru, riwayat menstruasi, serta riwayat kontrasepsi yang selama ini digunakan.[1,3]

Tanda Bahaya

Gejala dan tanda yang perlu diwaspadai antara lain sakit kepala, gangguan penglihatan, sesak napas, nyeri epigastrium, bengkak pada tungkai atau seluruh tubuh, dan lemas. Pada eklamsia, akan terjadi kejang yang biasanya berupa kejang tonik-klonik yang ditandai oleh penurunan kesadaran dan kontraksi otot yang hebat.[1,3]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang diperlukan pada kasus hipertensi dalam kehamilan adalah pemeriksaan tanda vital, utamanya tekanan darah. Dokter juga perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara umum dan pemeriksaan kehamilan.[1,3]

Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan sambil duduk atau berbaring dengan posisi manset sejajar dengan jantung. Pengukuran dilakukan pada saat pasien tenang atau setelah istirahat. Diagnosis hipertensi dalam kehamilan dapat ditegakkan jika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan jeda waktu 4 jam.

Pemeriksaan Status Generalis

Pada sebagian besar kehamilan normal, wanita mayoritas akan mengalami sejumlah edema ekstremitas bawah. Meski begitu, jika ditemukan perburukan edema, atau ada edema pada area nondependen (seperti wajah dan tangan), atau penambahan berat badan yang cepat, maka diperlukan evaluasi lebih lanjut terkait preeklampsia.

Lakukan juga pemeriksaan mata. Apabila ditemukan edema retina atau ablatio retina, maka kemungkinan pasien mengalami preeklampsia berat.

Dokter juga perlu menilai adanya tanda klinis dari kondisi yang mungkin menyebabkan hipertensi sekunder. Sebagai contoh, adanya obesitas sentripetal, buffalo hump, dan striae abdomen yang berwarna keunguan mungkin menandakan kelebihan glukokortikoid.

Pemeriksaan Kerusakan Organ Target

Bunyi S4 pada auskultasi jantung bukan temuan normal pada kehamilan. Adanya bunyi S4 mengindikasikan adanya hipertrofi ventrikel kiri (LVH) atau disfungsi diastolik.

Selain itu, adanya bruit karotis mengindikasikan penyakit aterosklerotik karena hipertensi yang berlangsung lama.

Pemeriksaan Kehamilan

Selain dari pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan hipertensi, dokter juga perlu melakukan pemeriksaan kehamilan seperti pada kehamilan umumnya. Lakukan pemeriksaan denyut jantung janin, tinggi fundus, palpasi Leopold, dan pengukuran pertambahan berat badan ibu.[1,3,5,6,8]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding hipertensi dalam kehamilan antara lain antiphospholipid syndrome (APS), Sindrom Conn, dan hipertiroidisme.

Antiphospholipid Syndrome (APS)

APS dapat didiagnosis jika ditemukan bukti klinis ataupun laboratorium. Kriteria klinis APS adalah adanya trombosis vena, arteri, atau kapiler yang dikonfirmasi secara objektif; atau adanya morbiditas obstetrik (misalnya kematian ≥1 janin yang tidak dapat dijelaskan secara morfologis pada ≥ minggu ke-10 kehamilan, atau ≥3 abortus spontan berturut-turut).

Pada pemeriksaan laboratorium pasien APS, dapat ditemukan antikoagulan lupus, antibodi anticardiolipin (aCL) melebihi 40 unit antifosfolipid, atau antibodi anti-β2GPI pada tingkat yang melebihi persentil ke-99. Direkomendasikan untuk melakukan pengujian laboratorium pada dua kesempatan terpisah, setidaknya selang waktu 12 minggu.[14]

Lupus Nefritis

Lupus nefritis dapat asimptomatik untuk waktu yang lama. Temuan yang mengarahkan ke diagnosis lupus nefritis adalah adanya proteinuria dan gangguan fungsi ginjal. Pasien juga bisa mengalami tekanan darah tinggi dan edema sekunder akibat hipoalbuminemia.[15]

Koarktasio Aorta

Koarktasio aorta (CoA) merupakan salah satu kelainan jantung kongenital yang paling sering menyebabkan penyempitan pembuluh darah desendens proksimal. Sejumlah besar subjek asimtomatik dengan koarktasio aorta tidak terdeteksi sampai usia dewasa. Manifestasi klinis tergantung pada tingkat keparahan penyempitan, hubungan dengan arkus, dan pembentukan pembuluh darah kolateral.

Pada kebanyakan kasus, CoA ditandai dengan hipertensi ekstremitas atas dan hipotensi di ekstremitas bawah dengan denyut nadi femoralis yang tertunda. Pasien dengan CoA yang hamil lebih berisiko mengalami diseksi.[16]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada hipertensi dalam kehamilan bertujuan untuk menentukan jenisnya dan mengidentifikasi komplikasi jika ada.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk melihat ada tidaknya trombositopenia karena preeklampsia. Pemeriksaan darah tepi dapat melihat adanya mikroangiopati hemolisis dan trombisitopenia. Sementara itu, pada pasien yang dicurigai terjadi HELLP syndrome, pemeriksaan enzim hepar juga harus dilakukan. Urinalisis dapat dilakukan untuk skrining ada tidaknya proteinuria.[1,3]

Proteinuria umumnya tidak ditemukan pada kasus hipertensi gestasional, tapi bisa ditemukan pada jenis hipertensi dalam kehamilan lainnya. Sementara itu, trombositopenia dengan atau tanpa peningkatan transaminase selalu ditemukan pada HELLP syndrome dan terkadang ada pada tipe lain, namun tidak ada pada hipertensi gestasional ataupun kronis.[20]

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya edema paru pada pasien yang dicurigai preeklampsia dan mengalami sesak nafas atau hipoksia. CT scan kepala atau MRI kepala dapat dilakukan apabila dicurigai terjadi perdarahan serebral pada pasien yang mengalami kejang, nyeri kepala hebat, atau perubahan status mental. Pemeriksaan USG dapat dilakukan untuk evaluasi fetal dan maternal.[1,3]

Pemeriksaan Lainnya

Pemeriksaan EEG, echocardiography, dan EKG dapat dilakukan sesuai indikasi. Sebagai contoh, EKG dapat dilakukan jika dicurigai adanya gangguan irama jantung. Echocardiography mungkin bermanfaat dalam mengidentifikasi adanya gagal jantung akibat hipertensi dalam kehamilan.[1,3]

 

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani

Referensi

1. Luger RK, Kight BP. Hypertension In Pregnancy. [Updated 2021 Oct 9]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430839/
3. Carson MP. Hypertension and pregnancy. Overview, Chronic Hypertension, Differential Diagnosis. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/261435-overview.
5. Brown MA, Magee LA, Kenny LC, et al. Hypertensive disorders of pregnancy. Hypertension. 2018;72(1):24-43. doi:10.1161/hypertensionaha.117.10803
6. Ying W, Catov JM, Ouyang P. Hypertensive disorders of pregnancy and future maternal cardiovascular risk. Journal of the American Heart Association. 2018;7(17). doi:10.1161/jaha.118.009382
8. Garovic VD, Dechend R, Easterling T, et al. Hypertension in pregnancy: Diagnosis, blood pressure goals, and pharmacotherapy: A scientific statement from the American Heart Association. Hypertension. 2022;79(2). doi:10.1161/hyp.0000000000000208
14. Chaturvedi S, McCrae KR. Diagnosis and management of the antiphospholipid syndrome. Blood Rev. 2017 Nov;31(6):406-417. doi: 10.1016/j.blre.2017.07.006.
15. Tamirou F, Houssiau FA. Management of Lupus Nephritis. J Clin Med. 2021 Feb 9;10(4):670. doi: 10.3390/jcm10040670. PMID: 33572385; PMCID: PMC7916202.
16. Agasthi P, Pujari SH, Tseng A, Graziano JN, Marcotte F, Majdalany D, Mookadam F, Hagler DJ, Arsanjani R. Management of adults with coarctation of aorta. World J Cardiol. 2020 May 26;12(5):167-191. doi: 10.4330/wjc.v12.i5.167.
20. August P, Sibai BM. Hypertensive disorders in pregnancy: Approach to differential diagnosis. Uptodate. 2021.
26. Melvin LM. Funai EF. Gestational hypertension. Uptodate. 2022.

Epidemiologi Hipertensi Dalam Ke...
Penatalaksanaan Hipertensi Dalam...

Artikel Terkait

  • Perbandingan Serum sFlt-1/PlGF sebagai Prediktor Risiko Preeklampsia
    Perbandingan Serum sFlt-1/PlGF sebagai Prediktor Risiko Preeklampsia
  • Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
    Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
  • Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
    Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
  • Trombositopenia pada Kehamilan: Kondisi Fisiologis atau Patologis
    Trombositopenia pada Kehamilan: Kondisi Fisiologis atau Patologis
  • Diagnosis dan Penanganan Hipertensi Post-Partum
    Diagnosis dan Penanganan Hipertensi Post-Partum

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 April 2025, 07:00
Apakah bisa memberikan amlodipine pada ibu hamil di FKTP
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, pada pasien ibu hamil dengan tensi 150/90 tanpa proteinuri dan tanda2 kerusakan organ apakah perlu diberikan terapi antihipertensi dok?pada ibu...
Anonymous
Dibalas 25 April 2025, 08:08
Kombinasi Antihipertensi ibu menyusui
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Saya ingin bertanya untuk obat antihipertensi pada ibu menyusui bagaiaman pemberian obat kombinasinya? Pasien sudah 2 bulan post partum tapi tensi masih...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 09:03
Tatalaksana hipertensi dalam kehamilan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
alo dokter, ijin ikut berdiskusi🙏🏻kira2 kapan waktu yg tepat untuk merujuk pasien preeklamsia dgn tensi sistolik <160 dengan ya dok? apakah observasi dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.