Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Hipertensi Dalam Kehamilan irfan 2024-07-09T15:49:02+07:00 2024-07-09T15:49:02+07:00
Hipertensi Dalam Kehamilan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hipertensi Dalam Kehamilan

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan bertujuan untuk mencegah mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi. Tata laksana lebih awal dan skrining berkala dapat menurunkan risiko yang lebih berat di kemudian hari, juga untuk mengupayakan persalinan yang aman dan kelahiran bayi yang sehat.

Sebagai pendekatan umum, ketika hipertensi dalam kehamilan terdeteksi, lebih aman untuk mengasumsikan bahwa awitan baru adalah preeklampsia, meskipun tidak semua kriteria diagnostik terpenuhi. Ini karena preeklampsia dapat berkembang menjadi eklamsia dalam waktu singkat.[1,3,5,6,8,20]

Aspirin Profilaksis

Profilaksis dengan aspirin 81 mg diindikasikan sebagai pencegahan yang dimulai pada 12-28 minggu dan dilanjutkan hingga persalinan. Profilaksis dapat diberikan pada wanita dengan 1 faktor risiko tinggi atau ≥2 faktor risiko sedang.

Faktor Risiko Tinggi

Faktor risiko tinggi yaitu riwayat preeklampsia, hipertensi kronis, diabetes mellitus tipe 1 ataupun tipe 2, penyakit ginjal, penyakit autoimun terutama lupus eritematosus sistemik atau sindrom antifosfolipid, atau kehamilan multipel.

Faktor Risiko Sedang

Faktor risiko sedang termasuk nullipara, interval kehamilan lebih dari 10 tahun, indeks massa tubuh (IMT) di atas 30 kg/m2, status sosioekonomi rendah, riwayat keluarga dengan preeklampsia, usia ibu >35 tahun saat melahirkan, dan intrauterine growth restriction (IUGR).[1,3,5,17]

Pengelolaan Tekanan Darah

Terapi farmakologis pada hipertensi gestasional dan hipertensi kronis pada kehamilan selalu diindikasikan bila tekanan darah di atas 160/110 mmHg yang berlangsung dalam jarak antar pengukuran minimal 15 menit. Pengobatan dengan antihipertensi untuk hipertensi ringan tidak direkomendasikan, kecuali jika pasien sedang menjalani pengobatan untuk hipertensi prakehamilan (hipertensi kronis).

Indikasi pengobatan untuk hipertensi kronis adalah tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Terapi lini pertama adalah labetalol, hydralazine, atau nifedipine. Nifedipine lebih disukai untuk pengobatan oral pada fase akut. Sementara itu, untuk obat rawat jalan nifedipine atau labetalol lebih sering dipilih.[1,3,5,17]

Dalam sebuah meta analisis terhadap 72 uji klinis dengan total partisipan hampir mencapai 7000 orang, dilaporkan bahwa penggunaan antihipertensi menurunkan risiko hipertensi berat secara signifikan dibandingkan plasebo atau tanpa terapi. Labetalol dikatakan menurunkan proteinuria, preeklampsia, dan kematian janin atau neonatus lebih baik dibandingkan metildopa ataupun obat penyekat kanal kalsium.[23]

Pengelolaan Hipertensi Akut dalam Kehamilan

Hipertensi berat dalam kehamilan tanpa komplikasi pada target organ termasuk pada kondisi urgensi dan memerlukan penurunan tekanan darah hingga di bawah 160/110 mmHg. Target penurunan awal tekanan darah adalah kurang dari 25% dalam 1 jam terapi. Setelahnya, penurunan dilakukan secara bertahap hingga memenuhi target di bawah 160/110 mmHg. Penurunan secara cepat pada kondisi urgensi tidak direkomendasikan karena adanya risiko berkurangnya perfusi terhadap janin.

Hipertensi berat dalam kehamilan yang berhubungan dengan komplikasi target organ, seperti edema paru atau acute kidney injury (AKI), dikategorikan sebagai gawat darurat dan memerlukan penurunan tekanan darah secara segera.[4]

Pada wanita dengan hipertensi tidak berat, dianjurkan untuk memulai pengobatan dengan labetalol, penyekat kanal kalsium kerja panjang seperti nifedipine, atau metildopa. Jika dosis maksimum satu obat tidak efektif untuk mencapai target tekanan darah, maka tambahkan obat kedua atau ketiga. Pantau wanita yang tidak berespon terhadap terapi antihipertensi, karena mungkin merupakan tanda preeklampsia.[21-23]

Labetalol

Dosis awal labetalol intravena adalah 10-20 mg, dilanjutkan 20-80 mg setiap 10-30 menit dengan maksimum dosis 300 mg atau 1-2 mg/menit melalui infus. Sediaan labetalol oral dapat digunakan pada kondisi rawat jalan dengan dosis 200-2400 mg/hari, terbagi dalam dua dosis. Labetalol parenteral harus dihindari pada wanita dengan asthma atau gagal jantung kongestif.

Untuk hipertensi kronis pada kehamilan, labetalol dianjurkan pada dosis 100 mg 2 kali sehari, ditingkatkan 100 mg dua kali sehari setiap 2 sampai 3 hari sesuai kebutuhan.[22,23]

Hydralazine

Dosis inisiasi hydralazine intravena yaitu 5 mg, dilanjutkan 5-10 mg setiap 20-40 menit. Dosis maksimum 20 mg atau 0,5-10 mg/jam melalui infus. Hydralazine oral jarang digunakan sebagai terapi lini awal.

Nifedipine

Nifedipine oral lepas cepat dapat diberikan pada dosis 10-20 mg setiap 2-6 jam. Dosis maksimum 180 mg/hari. Bila dibutuhkan, dosis inisial dapat diulang setiap 20 menit. Nifedipine oral lepas lambat dapat diberikan pada setting rawat jalan dengan dosis 30-120 mg/hari.

Metildopa

Metildopa tidak direkomendasikan untuk diberikan pada kondisi yang memerlukan penurunan tekanan darah secara cepat. Metildopa oral dapat diberikan sebagai alternatif obat pada setting rawat jalan dengan dosis 500-3000 mg/hari, terbagi dalam 2 atau 4 dosis.[4]

Antihipertensi yang Tidak Direkomendasikan

Golongan ACE inhibitor seperti captopril, angiotensin receptor blockers (ARB) seperti candesartan, antagonis reseptor mineralokortikoid seperti eplerenone, dan nitropruside merupakan obat teratogenik sehingga dikontraindikasikan pada kehamilan.[1,3,5,17]

Hipertensi Kronis dalam Kehamilan

Pasien dengan tekanan darah terkontrol yang mempertimbangkan atau merencanakan kehamilan, perlu diedukasi mengenai risiko dari kehamilan dan obat antihipertensi untuk ibu dan janin. Dokter perlu memikirkan rasio risiko dan manfaat melanjutkan rejimen obat antihipertensi yang sedang digunakan atau memilih untuk mengubah rejimen terapi.

Pada pasien dengan hipertensi tidak terkontrol, optimalisasi tekanan darah harus dilakukan sebelum kehamilan.

ACEI dan ARB perlu dihentikan sebelum kehamilan karena telah dilaporkan peningkatan risiko malformasi janin, termasuk disgenesis ginjal, gangguan pertumbuhan janin, dan oligohidramnion.[20-26]

Profilaksis Kejang pada Preeklampsia

Jika pasien mengalami preeklampsia dengan gejala berat, harus diberikan profilaksis kejang berupa magnesium sulfat (MgSO4). Dosis awal MgSO4 sebesar 4 g intravena atau 10 g intramuskular, diikuti 5 g intramuskular setiap 4 jam atau infus 1 g/jam hingga persalinan, dengan minimal pemberian selama 24 jam post partum.

Jika terjadi preeklampsia berat pada pasien dengan usia kehamilan 24-33 minggu dan direncanakan terminasi, maka terapi steroid antenatal diindikasikan untuk meningkatkan kematangan paru janin.[1,3,5,17]

MgSO4 tidak direkomendasikan untuk diberikan sebagai agen antihipertensi, MgSO4 merupakan pilihan obat sebagai profilaksis kejang pada preeklampsia berat dan untuk mengontrol kejang pada eklamsia.[3]

Pemantauan Kehamilan dan Persalinan

Pemantauan kehamilan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan, hipertensi kronis, atau preeklampsia harus dilakukan lebih sering dan lebih cermat. Pemantauan dilakukan terhadap kondisi ibu dan pertumbuhan janin baik secara klinis maupun penunjang melalui USG dan pemeriksaan laboratorium terkait.

Temuan abnormal pada pemantauan dapat mengindikasikan perlunya persalinan lebih awal. Tata laksana definitif dari hipertensi gestasional, preeklampsia, dan eklamsia adalah persalinan, sehingga perlu dipersiapkan kondisi yang seoptimal mungkin baik pada ibu dan janin.[1,3,5,17]

Persalinan pada Hipertensi dalam Kehamilan

Persalinan direkomendasikan untuk dilakukan segera setelah perkiraan usia kehamilan mencapai minimal 34 minggu. Pasien dengan hipertensi gestasional atau preeklampsia tanpa gejala berat dapat ditunda persalinannya hingga 37 minggu atau lebih. Sementara itu, induksi untuk hipertensi kronis dianjurkan dilakukan pada usia kehamilan 38-39 minggu.[1,3,5,17]

Pasien dengan Hipertensi Kronis:

Pada pasien dengan hipertensi kronis, rekomendasi berikut dapat dijadikan panduan dalam merencanakan persalinan:

  • Ibu hamil yang tidak memerlukan terapi: 38+0 hingga 39+6 minggu kehamilan
  • Ibu hamil dengan hipertensi terkontrol: 37+0 hingga 39+0 minggu
  • Ibu hamil dengan hipertensi berat yang sulit dikendalikan: 34+0 hingga 36+6 minggu

Pada sebuah studi yang melibatkan 170.000 ibu hamil dengan hipertensi kronis dilaporkan bahwa persalinan pada 38+0 hingga 39+6 minggu mampu memberi keseimbangan optimal antara risiko janin dan neonatal. Meski demikian, data menunjukkan bahwa menunggu hingga 39 minggu meningkatkan luaran perinatal. Dokter tetap perlu mengingat bahwa keputusan diambil berdasarkan skenario klinis pada masing-masing pasien.[21,24,25]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani

Referensi

1. Luger RK, Kight BP. Hypertension In Pregnancy. [Updated 2021 Oct 9]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430839/
3. Carson MP. Hypertension and pregnancy. Overview, Chronic Hypertension, Differential Diagnosis. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/261435-overview.
4. Braunthal S, Brateanu A. Hypertension in pregnancy: Pathophysiology and treatment. SAGE Open Med. 2019;7:2050312119843700. Published 2019 Apr 10. doi:10.1177/2050312119843700
5. Brown MA, Magee LA, Kenny LC, et al. Hypertensive disorders of pregnancy. Hypertension. 2018;72(1):24-43. doi:10.1161/hypertensionaha.117.10803
6. Ying W, Catov JM, Ouyang P. Hypertensive disorders of pregnancy and future maternal cardiovascular risk. Journal of the American Heart Association. 2018;7(17). doi:10.1161/jaha.118.009382
8. Garovic VD, Dechend R, Easterling T, et al. Hypertension in pregnancy: Diagnosis, blood pressure goals, and pharmacotherapy: A scientific statement from the American Heart Association. Hypertension. 2022;79(2). doi:10.1161/hyp.0000000000000208
17. NICE. Overview: Hypertension in pregnancy: Diagnosis and management: Guidance. 2019. https://www.nice.org.uk/guidance/ng133.
20. August P, Sibai BM. Hypertensive disorders in pregnancy: Approach to differential diagnosis. Uptodate. 2021.
21. Jeyabalan A, Larkin J. Chronic hypertension in pregnancy: Preconception, pregnancy, and postpartum issues and management. Uptodate. 2021.
22. Tita AT et al. Treatment for Mild Chronic Hypertension during Pregnancy. N Engl J Med. 2022.
23. Bone JN, Sandhu A, Abalos ED, Khalil A, Singer J, Prasad S, Omar S, Vidler M, von Dadelszen P, Magee LA. Oral Antihypertensives for Nonsevere Pregnancy Hypertension: Systematic Review, Network Meta- and Trial Sequential Analyses. Hypertension. 2022;79(3):614. Epub 2022 Jan 4.
24. ACOG Practice Bulletin No. 203: Chronic Hypertension in Pregnancy. American College of Obstetricians and Gynecologists' Committee on Practice Bulletins—Obstetrics. Obstet Gynecol. 2019;133(1):e26.
25. 2. Tita ATN et al. Neonatal outcomes of elective early-term births after demonstrated fetal lung maturity. Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development Maternal-Fetal Medicine Units Network. Am J Obstet Gynecol. 2018;219(3):296.e1. Epub 2018 May 22.
26. Melvin LM. Funai EF. Gestational hypertension. Uptodate. 2022.

Diagnosis Hipertensi Dalam Keham...
Prognosis Hipertensi Dalam Keham...

Artikel Terkait

  • Perbandingan Serum sFlt-1/PlGF sebagai Prediktor Risiko Preeklampsia
    Perbandingan Serum sFlt-1/PlGF sebagai Prediktor Risiko Preeklampsia
  • Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
    Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
  • Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
    Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
  • Trombositopenia pada Kehamilan: Kondisi Fisiologis atau Patologis
    Trombositopenia pada Kehamilan: Kondisi Fisiologis atau Patologis
  • Diagnosis dan Penanganan Hipertensi Post-Partum
    Diagnosis dan Penanganan Hipertensi Post-Partum

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 April 2025, 07:00
Apakah bisa memberikan amlodipine pada ibu hamil di FKTP
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, pada pasien ibu hamil dengan tensi 150/90 tanpa proteinuri dan tanda2 kerusakan organ apakah perlu diberikan terapi antihipertensi dok?pada ibu...
Anonymous
Dibalas 25 April 2025, 08:08
Kombinasi Antihipertensi ibu menyusui
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Saya ingin bertanya untuk obat antihipertensi pada ibu menyusui bagaiaman pemberian obat kombinasinya? Pasien sudah 2 bulan post partum tapi tensi masih...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 09:03
Tatalaksana hipertensi dalam kehamilan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
alo dokter, ijin ikut berdiskusi🙏🏻kira2 kapan waktu yg tepat untuk merujuk pasien preeklamsia dgn tensi sistolik <160 dengan ya dok? apakah observasi dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.