Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kanker Serviks general_alomedika 2023-05-12T13:32:16+07:00 2023-05-12T13:32:16+07:00
Kanker Serviks
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kanker Serviks

Oleh :
dr.Raehana
Share To Social Media:

Diagnosis kanker serviks mengandalkan modalitas dan program penapisan yang baik, seperti pemeriksaan pap smear, inspeksi visual asetat, dan pemeriksaan human papilloma virus (HPV) DNA. Hal ini karena kanker serviks stadium awal bisa tidak bergejala atau menyebabkan keluhan yang tidak spesifik. Untuk memastikan diagnosis, dapat dilakukan kolposkopi dan biopsi.

Anamnesis

Wanita yang menderita kanker serviks stadium awal atau lesi pra kanker umumnya tidak mengalami keluhan yang spesifik. Gejala kanker serviks biasanya dirasakan bila kanker sudah berkembang dan menyerang organ di sekitarnya seperti rektum, kandung kemih dan organ di luar panggul atau pelvis. Anamnesis dapat dilakukan untuk menggali keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat siklus haid dan faktor risiko lain termasuk riwayat seksual.[5,13]

Manifestasi Klinis

Pasien kanker serviks tahap awal bisa saja asimptomatik. Gejala awal yang dikeluhkan pasien dapat berupa perdarahan vagina yang tidak biasa, termasuk perdarahan selama atau setelah berhubungan seks, di antara periode haid, setelah menopause, atau mengalami menstruasi yang lebih berat dari biasanya.

Pasien juga bisa merasakan perubahan pada cairan vagina, seperti bau tidak sedap atau lendir yang bercampur darah. Pasien juga bisa merasa nyeri saat berhubungan seks.

Pada tahap lebih lanjut, pasien bisa mengalami nyeri di punggung bagian bawah, panggul, atau perut bagian bawah. Gejala akibat metastasis juga dapat muncul, mencakup hematuria, konstipasi, sesak napas, edema kaki, dan nyeri tulang atau sendi.[4,14]

Faktor Risiko

Sama seperti kanker lainnya, risiko kanker serviks meningkat seiring usia. Kanker serviks juga dialami oleh pasien yang aktif secara seksual, dengan risiko lebih tinggi pada wanita yang pertama kali berhubungan seksual di usia lebih muda.

Riwayat infeksi menular seksual sebelumnya, jumlah pasangan, dan riwayat perilaku seksual lainnya perlu ditanyakan. Risiko kanker serviks akan meningkat pada pasien dengan jumlah pasangan seksual yang banyak dan angka paritas yang tinggi. Riwayat merokok dan penggunaan kontrasepsi hormonal juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker serviks.[4,5,14]

Pemeriksaan Fisik

Pada wanita yang menderita kanker serviks stadium awal atau lesi pra kanker, pemeriksaan fisik relatif normal. Pada penderita kanker serviks stadium lanjut, dapat ditemukan abnormalitas pada pemeriksaan fisik baik pemeriksaan secara sistemik maupun lokalis.

Kelainan pada Serviks Uteri

Pemeriksaan lokalis pada serviks dapat dilakukan dengan inspeksi menggunakan inspekulo atau spekulum cocor bebek. Pada kanker stadium awal umumnya kondisi serviks masih terlihat normal. Pada kanker stadium lanjut dapat ditemukan abnormalitas pada serviks seperti erosi luas, ulkus dan massa.[4]

Tanda Metastasis

Kanker serviks dapat bermetastasis ke hepar, menyebabkan hepatomegali dan asites. Pada rongga toraks, kanker serviks dapat bermetastasis ke paru, menyebabkan efusi pleura dengan temuan berupa penurunan suara napas, takipnea, dan perkusi redup.

Selain itu, dapat pula terjadi metastasis ke pembuluh limfe yang menyebabkan obstruksi dan edema pada tungkai. Pada beberapa kasus, dapat ditemukan pembesaran kelenjar getah bening regional.[4]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding kanker serviks perlu mencakup polip serviks, leiomyoma serviks, kanker endometrium, dan amebiasis vaginal.

Polip Serviks

Polip serviks adalah pertumbuhan abnormal yang muncul di leher rahim. Meskipun polip serviks umumnya jinak, polip ganas dapat terlihat pada 0,2 hingga 1,5% kasus. Polip ganas lebih mungkin terlihat pada pasien pascamenopause. Pemeriksaan histopatologi dapat membedakan keduanya.[15]

Leiomyoma Serviks

Leiomyoma adalah tumor jinak yang berasal dari otot polos dan umumnya terjadi pada otot polos uterus. Pada kasus yang jarang, leiomyoma dapat muncul pada serviks. Untuk membedakan leiomyoma dari kanker serviks, dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi.[16]

Kanker Endometrium

Kanker endometrium merupakan tumor ganas primer yang berasal dari endometrium atau miometrium. Gejala berupa perdarahan pervaginam, nyeri saat menstruasi, nyeri pinggang, nyeri pada bagian perut bagian bawah, serta penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Biopsi dapat membedakan dengan kanker serviks.[17]

Amebiasis Vaginal

Amebiasis vaginal dapat menyebabkan perdarahan pervaginam yang menetap, yang mirip dengan kanker serviks. Meski demikian, pasien dengan amebiasis vaginal umumnya juga mengalami diare dan nyeri perut. Pemeriksaan histopatologi serviks dapat menyingkirkan kemungkinan kanker serviks.[18]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk penapisan kanker serviks dan untuk menentukan stadium pada pasien yang sudah terdiagnosis.

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) adalah pemeriksaan visual menggunakan asam cuka (asam asetat 3-5%) dan larutan iodium lugol pada serviks untuk melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan. Pemeriksaan ini dapat digunakan dalam penapisan kanker serviks.

Pemberian asam asetat akan mempengaruhi sel epitel abnormal sehingga terjadi peningkatan osmolaritas cairan ekstraseluler yang bersifat hipertonik dan menyebabkan bayangan kemerahan dari pembuluh darah di dalam stroma tertutup dan serviks akan tampak berwarna lebih putih. Kelebihan pemeriksaan IVA yaitu harga yang relatif murah dan hasil yang cepat. Kekurangan pemeriksaan ini adalah hasil bergantung pada keahlian operator dan penurunan sensitivitas pada wanita lebih tua dengan lesi endoserviks.[19,20]

Pap Smear

Sama halnya dengan pemeriksaan IVA, pemeriksaan Pap smear juga merupakan pemeriksaan untuk skrining. Hasil pemeriksaan pap smear yang tidak normal membutuhkan pemeriksaan lanjutan seperti biopsi untuk mendeteksi apakah ada sel kanker atau tidak.[1,2]

Kolposkopi

Kolposkopi merupakan tindakan pemeriksaan inspeksi serviks dengan menggunakan alat kolposkop. Pasien diposisikan berbaring di meja pemeriksaan dengan posisi litotomi. Kolposkop merupakan alat dengan lensa pembesar sehingga dokter dapat melakukan inspeksi yang lebih akurat bila dibandingkan dengan penggunaan spekulum cocor bebek biasa. Bila ada bagian yang abnormal, dokter dapat melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan tindakan biopsi.[2,5,14]

Biopsi Serviks

Biopsi serviks merupakan tindakan pengambilan sampel jaringan untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi di bawah mikroskop. Biopsi dapat menyebabkan rasa nyeri, tidak nyaman, kram dan perdarahan. Biopsi dapat digunakan sebagai alat diagnostik sekaligus alat terapi definitif bila lesi abnormalnya kecil.

Biopsi untuk mengambil sampel jaringan pre kanker atau kanker serviks dapat dilakukan dengan beberapa teknik, termasuk kuretase endoserviks dan biopsi kerucut (cone biopsy / konisasi).[1,2,4]

Kuretase Endoserviks:

Biopsi dengan teknik kuretase endoserviks biasanya dilakukan bila area transformasi ekto-endoserviks (T-zone) tidak jelas terlihat dengan menggunakan kolposkopi. Untuk melakukan tindakan kuretase endoserviks, dokter dapat memasukkan alat kuret ke dalam liang endoserviks pasien untuk kemudian dilakukan scrapping atau mengerok sampel jaringan. Sampel jaringan tersebut dikirim ke lab patologi anatomi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi di bawah mikroskop.[1,4]

Konisasi:

Biopsi kerucut atau konisasi merupakan pengambilan jaringan serviks dengan bentuk kerucut (cone shape). Bagian dasar dari kerucut berasal dari ektoserviks dan bagian puncaknya (axis) berasal dari kanal endoserviks. Area transformasi (T-zone) dapat terambil dalam biopsi kerucut ini, sehingga teknik ini juga dapat digunakan sebagai terapi definitif untuk lesi pra kanker dan kanker stadium awal.

Biopsi kerucut umumnya menggunakan metode LEEP (Loop Electrosurgical Procedure) dan biopsi pisau dingin. Metode LEEP merupakan metode pengambilan jaringan dengan menggunakan kawat steril yang dipanaskan. Biopsi pisau dingin (cold knife biopsy) adalah metode pengambilan jaringan dengan menggunakan pisau bedah dengan pemberian anestesi sebelumnya.[1,4,5]

Hasil Biopsi:

Hasil biopsi pre kanker biasanya dilaporkan dalam bentuk:

  • CIN 1: Hanya sedikit sel abnormal yang ditemukan, merupakan tingkatan pre kanker yang paling rendah (mild dysplasia)
  • CIN 2: Sebagian sel yang ditemukan pada jaringan biopsi adalah sel abnormal (moderate dysplasia)
  • CIN 3: Sebagian besar sel yang ditemukan pada jaringan biopsi adalah sel abnormal. CIN3 merupakan tingkatan pre kanker yang paling serius (severe dysplasia) dan termasuk karsinoma in situ[4,7]

Deteksi Metastasis

Rontgen toraks dilakukan untuk mendeteksi apakah ada metastasis di paru-paru. CT scan digunakan bila ukuran tumor besar atau diduga ada metastasis. Sementara itu, MRI digunakan untuk mendeteksi metastasis di jaringan lunak.

IVP (Intravenous Pyelography) digunakan untuk mengevaluasi saluran kemih, dengan menyuntikkan cairan kontras pada pembuluh darah vena kemudian dilakukan foto rontgen. Kanker serviks biasanya menyebabkan sumbatan ureter. Meski demikian, pemeriksaan ini jarang digunakan karena sudah ada CT scan atau MRI.

PET scan menggunakan molekul radioaktif yang dapat diserap oleh sel kanker untuk kemudian dipindai dengan kamera khusus. PET scan dapat digunakan untuk mengetahui penyebaran sel kanker ke seluruh tubuh, terutama ke kelenjar getah bening.[1,2,5]

Penentuan Stadium Kanker Serviks

Stadium kanker serviks ditentukan berdasarkan sistem Fédération Internationale de Gynécologie et d’Obstétrique (FIGO) dan American Joint Committee on Cancer. Meski demikian, sistem FIGO adalah yang paling banyak digunakan.[1,14,21]

Stadium Menurut American Joint Committee on Cancer

Stadium kanker serviks menurut American Joint Committee on Cancer ditentukan dengan menilai besarnya massa (T), adanya keterlibatan kelenjar getah bening (N), dan metastasis (M).[5,14]

Tabel 1. Stadium I Kanker Serviks Menurut American Joint Committee on Cancer

Stadium TNM Deskripsi
I T1 Sel kanker sudah berkembang dari permukaan serviks ke dalam jaringan serviks yang lebih dalam. Sel kanker mungkin sudah tumbuh ke dalam rahim tetapi belum keluar rahim.

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat ataupun tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IA T1A Karsinoma invasif hanya bisa terlihat dengan mikroskop

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat ataupun tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IA1 T1a1 Area kedalaman kanker kurang dari 3 mm diukur dari basal epitel dan luas kurang dari 7 mm.

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IA2 T1a2 Area kedalaman kanker 3-5 mm diukur dari basal epitel dan luas kurang dari 7 mm.

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IB T1b Kanker bisa terlihat tanpa menggunakan mikroskop

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IB1 T1b1 Kanker bisa terlihat tanpa mikroskop tetapi ukurannya kurang dari 4 cm

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IB2 T1b2 Kanker bisa terlihat tanpa mikroskop tetapi ukurannya lebih dari 4 cm

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)

Sumber: dr. Raehana Zulkifli, Alomedika, 2022.[5,14]

Tabel 2. Stadium II Kanker Serviks Menurut American Joint Committee on Cancer

Stadium TNM Deskripsi
II T2 Kanker sudah keluar dari serviks dan uterus, tetapi belum menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IIA T2a Kanker belum menyebar ke parametria (jaringan didekat serviks)

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IIA1 T2a1 Kanker bisa terlihat  dan ukurannya kurang dari dari 4 cm

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IIA2 T2a2 Kanker bisa terlihat  dan ukurannya lebih besar dari 4 cm

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IIB T2b Kanker sudah menyebar ke jaringan di dekat serviks atau parametria

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IIB1 T2b1 Kanker bisa terlihat  dan ukurannya kurang dari dari 4 cm

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IIB2 T2b2 Kanker bisa terlihat  dan ukurannya lebih besar dari 4 cm

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)

Sumber: dr. Raehana Zulkifli, Alomedika, 2022.[5,14]

Tabel 3. Stadium III dan IV Kanker Serviks Menurut American Joint Committee on Cancer

Stadium TNM Deskripsi
III T3 Kanker telah menyebar ke dinding pelvis dan bagian bawah vagina. Kanker bisa menyumbat ureter

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IIIA T3a Kanker telah menyebar ke dinding pelvis dan bagian bawah vagina. Kanker bisa menyumbat ureter

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IIIB T3b Kanker telah menyebar ke dinding pelvis dan bagian bawah vagina. Kanker bisa menyumbat satu atau keuda ureter dan dapat menyebabkan hidronefrosis

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IVA T4 Kanker dapat menyebar ke kandung kemih atau rektum dan telah berkembang ke luar pelvis

Any N

Sel kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, bisa juga tidak.
M0 Belum terdapat penyebaran ke tempat yang jauh (metastasis)
IVB

Any T

Any N

M1

Kanker sudah menyebar ke tempat yang jauh (metastasis) seperti tulang, hepar, paru-paru dan kelenjar getah bening yang jauh.

Sumber: dr. Raehana Zulkifli, Alomedika, 2022.[5,14]

Stadium Menurut Fédération Internationale de Gynécologie et d’Obstétrique (FIGO)

Penentuan stadium kanker serviks yang paling banyak digunakan adalah berdasarkan FIGO. Berikut deskripsi lengkap penentuan stadium kanker serviks menurut FIGO.[22]

Tabel 4. Stadium I Kanker Serviks Menurut FIGO

Stadium Deskripsi
I Karsinoma terbatas pada serviks (ekstensi ke korpus harus diabaikan).
IA Karsinoma invasif yang dapat didiagnosis hanya dengan mikroskop, dengan kedalaman invasi maksimum 5 mm.
IA1  Invasi stroma yang diukur dengan kedalaman 3 mm.
IA2 Invasi stroma terukur >3 mm dan kedalaman 5 mm.
IB Karsinoma invasif dengan invasi terdalam terukur >5 mm (lebih besar dari stadium IA); lesi terbatas pada serviks uteri dengan ukuran diukur dengan diameter tumor maksimum.
IB1 Karsinoma invasif >5 mm kedalaman invasi stroma dan 2 cm dalam dimensi terbesar.
IB2 Karsinoma invasif >2 cm dan ukuran terbesar 4 cm.
IB3 Karsinoma invasif >4 cm dalam dimensi terbesar

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2022.[22]

Tabel 5. Stadium II Kanker Serviks Menurut FIGO

Stadium Deskripsi
II Karsinoma serviks menyerang di luar rahim, tetapi belum meluas ke sepertiga bagian bawah vagina atau ke dinding panggul.
IIA Keterlibatan terbatas pada dua pertiga bagian atas vagina tanpa keterlibatan parametrium.
IIA1 Karsinoma invasif 4 cm dalam dimensi terbesar.
IIA2 Karsinoma invasif >4 cm dalam dimensi terbesar.
IIB Dengan keterlibatan parametrium tetapi tidak sampai ke dinding panggul.

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2022.[22]

Tabel 6. Stadium III Kanker Serviks Menurut FIGO

Stadium Deskripsi
III Karsinoma melibatkan sepertiga bagian bawah vagina atau meluas ke dinding panggul atau menyebabkan hidronefrosis atau ginjal yang tidak berfungsi atau melibatkan kelenjar getah bening panggul atau para-aorta.
IIIA Karsinoma melibatkan sepertiga bagian bawah vagina, tanpa perluasan ke dinding panggul.
IIIB Perluasan ke dinding panggul atau hidronefrosis atau ginjal yang tidak berfungsi (kecuali diketahui karena penyebab lain).
IIIC

Keterlibatan kelenjar getah bening panggul atau para-aorta, termasuk mikrometastasis, terlepas dari ukuran dan luas tumor; ditambahkan notasi p dan r

Stadium dikatakan IIIC1 jika hanya metastasis kelenjar getah bening panggul.

Stadium dikatakan IIIC2 jika metastasis kelenjar getah bening para-aorta

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2022.[22]

Untuk stadium IIIC, perlu ditambahkan notasi r (pencitraan) dan p (patologi) untuk menunjukkan temuan yang digunakan dalam mendiagnosis stadium IIIC. Misalnya, jika pencitraan menunjukkan metastasis kelenjar getah bening panggul, alokasi stadium akan menjadi stadium IIIC1r. Sementara itu, jika dikonfirmasi oleh temuan patologis, maka akan menjadi stadium IIIC1p.[22]

Tabel 7. Stadium IV Kanker Serviks Menurut FIGO

Stadium Deskripsi
IV Karsinoma telah meluas melampaui panggul sejati atau telah melibatkan (bukti biopsi) mukosa kandung kemih atau rektum.
IVA Metastasis ke organ panggul yang berdekatan.
IVB Metastasis ke organ yang jauh.

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2022.[22]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani

Referensi

1. Bhatla N, Aoki D, Sharma DN, Sankaranarayanan R. Cancer of cervix uteri: 2021 update. International Journal of Gynecology Obstetrics. 2021;155:28-44.
2. Zhang S, Xu H, Zhang L, Qiao Y. Cervical cancer: Epidemiology, risk factors and screening. Chin J Cancer Res. 2020 Dec 31;32(6):720-728. doi: 10.21147/j.issn.1000-9604.2020.06.05. PMID: 33446995; PMCID: PMC7797226.
4. Wipperman J, Neil T, Williams T. Cervical cancer: Evaluation and management. American Family Physician. 2018;97(7):449-454.
5. PDQ Adult Treatment Editorial Board. Cervical Cancer Treatment (PDQ®): Health Professional Version. 2022 Apr 28. In: PDQ Cancer Information Summaries. Bethesda (MD): National Cancer Institute (US); 2002-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK66058/
7. Mello V, Sundstrom RK. Cervical intraepithelial neoplasia. Statpearls Publishing. 2021.
14. Koh WJ, Abu-Rustum NR, Bean S, Bradley K, Campos SM, Cho KR, Chon HS, Chu C, Clark R, Cohn D, Crispens MA, Damast S, Dorigo O, Eifel PJ, Fisher CM, Frederick P, Gaffney DK, Han E, Huh WK, Lurain JR, Mariani A, Mutch D, Nagel C, Nekhlyudov L, Fader AN, Remmenga SW, Reynolds RK, Tillmanns T, Ueda S, Wyse E, Yashar CM, McMillian NR, Scavone JL. Cervical Cancer, Version 3.2019, NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. J Natl Compr Canc Netw. 2019 Jan;17(1):64-84. doi: 10.6004/jnccn.2019.0001. PMID: 30659131.
15. Alkilani YG, Apodaca-Ramos I. Cervical Polyps. [Updated 2022 Apr 30]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562185/
16. Ferrari F, Forte S, Valenti G, Ardighieri L, Barra F, Esposito V, Sartori E, Odicino F. Current Treatment Options for Cervical Leiomyomas: A Systematic Review of Literature. Medicina (Kaunas). 2021 Jan 21;57(2):92. doi: 10.3390/medicina57020092. PMID: 33494297; PMCID: PMC7911900.
17. Stewart CJR, Crum CP, McCluggage WG, Park KJ, Rutgers JK, Oliva E, Malpica A, Parkash V, Matias-Guiu X, Ronnett BM. Guidelines to Aid in the Distinction of Endometrial and Endocervical Carcinomas, and the Distinction of Independent Primary Carcinomas of the Endometrium and Adnexa From Metastatic Spread Between These and Other Sites. Int J Gynecol Pathol. 2019 Jan;38 Suppl 1(Iss 1 Suppl 1):S75-S92. doi: 10.1097/PGP.0000000000000553. PMID: 30550485; PMCID: PMC6296834.
18. Ota M, Yanagisawa N. Vaginal Amebiasis Mimicking Cervical Cancer. Intern Med. 2016;55(20):3071-3072. doi: 10.2169/internalmedicine.55.7289. Epub 2016 Oct 15. PMID: 27746453; PMCID: PMC5109583.
19. Namale G, Mayanja Y, Kamacooko O, Bagiire D, Ssali A, Seeley J, Newton R, Kamali A. Visual inspection with acetic acid (VIA) positivity among female sex workers: a cross-sectional study highlighting one-year experiences in early detection of pre-cancerous and cancerous cervical lesions in Kampala, Uganda. Infect Agent Cancer. 2021 May 11;16(1):31. doi: 10.1186/s13027-021-00373-4. PMID: 33975633; PMCID: PMC8114699.
20. Silkensen SL, Schiffman M, Sahasrabuddhe V, Flanigan JS. Is it time to move beyond visual inspection with acetic acid for cervical cancer screening. Global Health: Science and Practice. 2018;6(2):242-246.
21. Burmeister CA, Khan S, Schafer G, Mbatani N, Adams T, Moodley J, et. al. Cervical cancer therapies: Current challenges and future perspectives. Tumour Virus Research. 2022;13:1-14
22. National Cancer Institute. Cervical Cancer Treatment (PDQ®)–Health Professional Version. 2022. https://www.cancer.gov/types/cervical/hp/cervical-treatment-pdq

Epidemiologi Kanker Serviks
Penatalaksanaan Kanker Serviks

Artikel Terkait

  • Tes HPV DNA Lebih Direkomendasikan untuk Skrining Kanker Serviks
    Tes HPV DNA Lebih Direkomendasikan untuk Skrining Kanker Serviks
  • Vaksin HPV Nonavalent vs Quadrivalent pada Dewasa Muda
    Vaksin HPV Nonavalent vs Quadrivalent pada Dewasa Muda
  • Red Flag Postcoital Bleeding
    Red Flag Postcoital Bleeding
  • Red Flag Perdarahan Intermenstrual
    Red Flag Perdarahan Intermenstrual
  • Penggunaan Darah Menstruasi pada Pembalut untuk Skrining Kanker Serviks
    Penggunaan Darah Menstruasi pada Pembalut untuk Skrining Kanker Serviks

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 November 2022, 06:46
Risiko kanker serviks jika berhubungan badan sebelum vaksin HPV dosis keenam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, mau bertanya tentang Penggunaan vaksin HPV. Setahu saya Vaksin HPV dilakukan dengan urutan 0, 1, 6. Pertanyaan saya apakah individu yang sudah...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 15 September 2022, 15:38
Penggunaan Darah Menstruasi pada Pembalut untuk Skrining Kanker Serviks - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Beberapa studi menunjukkan darah menstruasi patut dipertimbangkan sebagai sampel tes HPV sebagai skrining kanker serviks, karena memiliki...
Anonymous
Dibalas 30 Agustus 2022, 12:17
Konsul psikiater untuk kesehatan reproduksi pada pasien kanker serviks - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang, dr. Soeklola Muliady, Sp.KJ, MSi,   izin bertanya, Dok. Untuk pasien-pasien perempuan dengan kanker serviks post kemo dan radioterapi, apakah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.