Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Polyhidramnion general_alomedika 2023-01-20T10:49:02+07:00 2023-01-20T10:49:02+07:00
Polyhidramnion
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Polyhidramnion

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Diagnosis polyhidramnion seringkali diketahui secara tidak sengaja saat pemeriksaan USG antenatal rutin. Ibu hamil dengan polyhidramnion ringan tidak ada keluhan, pada anamnesis dicari riwayat risiko seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, dan isoimunisasi Rh. Pemeriksaan fisik secara inspeksi terlihat tinggi fundus yang lebih tinggi daripada usia kehamilan, kadang disertai uterus yang tegang dan sulit meraba bagian janin. Setelah polyhidramnion dikonfirmasi dengan pemeriksaan USG, langkah selanjutnya adalah mencari etiologi dengan pemeriksaan laboratorium dan amniosentesis untuk test karyotype janin.[1,5,11]

Anamnesis

Ibu hamil dengan polyhidramnion dapat memiliki keluhan fundus naik dengan cepat dan kadang ibu merasa uterus tegang dan sulit meraba janin. Keluhan sesak atau gangguan nafas lainnya bisa dirasakan ibu pada kasus polyhidramnion yang berat. Pada anamnesis perlu ditanyakan riwayat diabetes mellitus, diabetes insipidus, kemungkinan isoimmunisation rhesus, dan riwayat kehamilan kembar pada keluarga.[5,10,11]

Pemeriksaan Fisik

Pada pasien polyhidramnion, pemeriksaan inspeksi terlihat fundus uterus yang meninggi dengan cepat dan uterus berukuran lebih besar dari usia kehamilan ibu. Pemeriksaan fisik akan teraba uterus yang tegang dan sulitnya mempalpasi bagian fetus. Kehamilan kembar yang diperiksa melalui palpasi juga dapat mengindikasikan adanya polyhidramnion.[5,10,11]

Kelainan gerakan fetus pada pasien dengan polyhidramnion dapat mengindikasikan adanya kelainan neurologis primer atau mungkin berhubungan dengan sindrom genetik, seperti polyploidy.[11]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding pada ibu hamil dengan tinggi fundus lebih besar daripada usia kehamilan di antaranya makrosomia, gemeli, kehamilan dengan mioma atau janin sungsang. Dengan pemeriksaan USG antenatal rutin, maka diagnosis polyhidramnion dapat mudah dinilai.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang terpercaya untuk menegakkan diagnosis polyhidramnion adalah ultrasonografi untuk mengukur volume cairan amnion.  Setelah diagnosis ditegakkan, pemeriksaan selanjutnya adalah mencari etiologi dengan pemeriksaan laboratorium dan amniosentesis untuk test karyotype untuk mencari kelainan kromosom.[1]

Ultrasonografi

Metode yang paling baik untuk mendiagnosis dan mengukur derajat polyhidramnion adalah pemeriksaan ultrasonografi. Penilaian bisa secara subyektif oleh operator yang berpengalaman  atau lebih obyektif menggunakan pengukuran tinggi kantung terdalam (Single Deepest Pocket measurement / SDP) dan indeks cairan amnion (Amniotic Fluid Index / AFI). Teknik Experimental dilutional merupakan teknik prediktor volume cairan amnion yang lebih akurat, tetapi karena invasif maka kegunaannya secara klinis lebih terbatas.[1,5,10]

Metode SDP adalah mengukur secara vertikal di kantong cairan amnion paling dalam. Sedangkan pada pengukuran AFI uterus dibagi menjadi empat kuadran, kemudian kantong amnion terdalam di masing-masing empat kuadran diukur secara vertikal dan nilai-nilai ditambahkan. Polyhidramnion didiagnosis bila SDP > 8 cm atau AFI > 24 cm, yaitu setara dengan volume cairan amnion lebih dari 2000 mL.[1,10,11]

Derajat polyhidramnion diklasifikasikan menjadi :

  • Berat (severe): SDP ≥16 cm atau AFI ≥35 cm
  • Sedang (moderate): SDP 12–15 cm atau AFI 30,0–34,9 cm
  • Ringan (mild): SDP 8–11 cm atau AFI 24,0–29,9 cm[10]

Pemeriksaan USG selain untuk menegakkan diagnosa polyhidramnion, juga untuk evaluasi fetus dan dan kontrol kemajuan hasil pengobatan setelah terapi polyhidrammnion. Gambaran yang dapat dinilai seperti kehamilan kembar, makrosomia, fetus hydrops,  menilai thoraks, sistem saraf pusat, dan traktus gastrointestinal fetus, malformasi skeletal, juga dapat menilai panjang serviks. Keadaan fetus dapat lebih jelas bila dilakukan pemeriksaan MRI, namun ini bukanlah pemeriksaan pencitraan utama untuk menegakkan diagnosis polyhidramnion.[10,11]

Pemeriksaan Laboratorium

Setelah pemeriksaan fisik dan diagnosis polyhidramnion ditegakkan dari pemeriksaan USG, maka selanjutnya adalah mencari etiologi dengan pemeriksaan laboratorium. Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah:

  • Tes toleransi glukosa
  • Skrining penyakit sifilis

  • Titer IgG dan IgM virus rubella, cytomegalovirus, toxoplasmosis, dan parvovirus
  • Tes untuk memeriksa virus di cairan amnion dengan metode polymerase chain reaction (PCR)
  • Kleihauer-Betke test untuk mengevaluasi perdarahan fetal-maternal

  • Hemoglobin Bart pada pasien keturunan asia yang mungkin memiliki gen heterozigot alpha-thalassemia

  • Fetal karyotyping untuk pemeriksaan trisomi 21, 13, and 18

  • Pemeriksaan golongan darah orang tua untuk dugaan isoimmunisation rhesus atau golongan darah lainnya[5,11,12]

Amniosentesis

Prosedur amniosentesis dapat dilakukan untuk pemeriksaan karyotype, sebagai skrining kelainan kromosom bayi. Selain untuk diagnosis tindakan ini dapat pula untuk terapi, disebut amnioreduksi.[5]

Referensi

1. Hamza, A et al. Polyhydramnios: Causes, Diagnosis and Therapy. Geburtshilfe Frauenheilkd. 2013 Dec; 73(12): 1241–1246. Available from ; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3964358/
5. Karkhanis, Pallavi and Patni, Shalini. Polyhydramnios in singleton pregnancies: perinatal outcomes and management. TOG. Volume16, Issue 3, July 2014, Pages 207-213. Available from : https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/tog.12113
10. Rajiah, Prabhakar. Medscape. Polyhydramnios Imaging. 2019. Available from : https://emedicine.medscape.com/article/404856-overview#showall
11. Carter, BS. Medscape. Polyhydramnios and Oligohydramnios. 2017. Available from : https://reference.medscape.com/article/975821-overview#showall
12. Drugs.com.(Internet) Polyhydramnios. 2017. Available from : https://www.drugs.com/mcd/polyhydramnios

Epidemiologi Polyhidramnion
Penatalaksanaan Polyhidramnion
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 14 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.