Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Retinopati general_alomedika 2025-12-18T12:14:10+07:00 2025-12-18T12:14:10+07:00
Retinopati
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Retinopati

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Epidemiologi retinopati diperkirakan akan semakin meningkat, seiring bertambahnya populasi usia lanjut serta meningkatnya prevalensi hipertensi dan diabetes melitus. Berbagai jenis retinopati merupakan penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan di seluruh dunia, termasuk retinopati diabetik dan retinopati hipertensi.[1]

Selain itu, kemajuan dalam perawatan neonatus prematur telah meningkatkan angka kelangsungan hidup bayi prematur, yang secara tidak langsung berkontribusi pada meningkatnya insidensi retinopati prematuritas atau retinopathy of prematurity (ROP).[8] 

Global

Epidemiologi retinopati diabetik menunjukkan beban penyakit yang tinggi di seluruh dunia, di mana sekitar 34,6% orang dengan diabetes mellitus diperkirakan mengalami retinopati diabetik, dengan prevalensi neovaskularisasi hingga 6,9%, edema makula diabetik hingga 6,8%, dan retinopati yang mengancam penglihatan sekitar 10,2% dari semua kasus retinopati diabetik pada populasi global usia 20–79 tahun.[15] 

Retinopati hipertensi dilaporkan terdapat pada sekitar ⅔ pasien rawat jalan dengan hipertensi. Faktor risiko yang berperan antara lain durasi hipertensi, usia, dan tekanan darah sistolik, sedangkan jenis kelamin dan indeks massa tubuh (IMT) tidak terbukti berhubungan signifikan dengan kejadian retinopati hipertensi.[1]

Studi berskala besar di Amerika Serikat dan Kanada menunjukkan bahwa sedikitnya 40% bayi prematur dengan risiko tinggi mengalami ROP pada berbagai stadium, meskipun sebagian besar kasus mengalami perbaikan spontan tanpa terapi. Sekitar 8–10% bayi prematur berkembang menjadi ROP berat, terutama pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1.250 gram.[1]

Retinopati sentral serosa paling banyak ditemukan pada etnis Asia, Kaukasia dan Hispanik. Sebuah penelitian di Taiwan dari 786 kasus yang ditemukan selama tahun 2001-2006, 63,6% pasien berjenis kelamin laki-laki.[16]

Indonesia

Studi di Indonesia melaporkan sekitar 30,7 % penderita diabetes tipe 2 mengalami retinopati diabetik, dengan sebagian kasus menunjukkan retinopati yang mengancam penglihatan (vision-threatening diabetic retinopathy).[17]

Retinopati prematuritas (ROP) merupakan penyebab penting gangguan penglihatan pada bayi prematur di Indonesia. Survei multicenter nasional melaporkan bahwa pada periode 2016–2017, insiden ROP pada bayi dengan usia gestasi kurang dari 32 minggu adalah sekitar 18% untuk semua stadium, dengan insidens ROP berat sekitar 4%.[18]

Sementara itu, laporan kasus retinopati hipertensi maupun retinopati sentral serosa di Indonesia belum tersedia.

Mortalitas

Retinopati diduga menjadi indikator mortalitas pasien dengan diabetes mellitus dan hipertensi. Pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan retinopati diabetik memiliki risiko mortalitas 2,34 kali lebih besar dibandingkan pasien tanpa retinopati. Risiko mortalitas 4 kali lebih tinggi pada pasien diabetes mellitus tipe 1 dengan retinopati dibandingkan tanpa retinopati.[19]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini 

Referensi

1. Stone WL, Patel BC, et al. Retinopathy. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541131/
8. Smith LEH. Pathogenesis of retinopathy of prematurity. Growth Hormone & IGF Research. 2004;14:140-144. doi:10.1016/j.ghir.2004.03.030.
15. Wang Z, Zhang N, et al. Recent advances in the treatment and delivery system of diabetic retinopathy. Front Endocrinol (Lausanne). 2024 Feb 15;15:1347864. doi: 10.3389/fendo.2024.1347864.
16. Tsai DC, Chen SJ, et al. Epidemiology of idiopathic central serous chorioretinopathy in Taiwan, 2001-2006: a population-based study. PLoS ONE. 2013;8(6):e66858.
17. Wahidin M, Achadi A, et al. Projection of diabetes morbidity and mortality till 2045 in Indonesia based on risk factors and NCD prevention and control programs. Sci Rep. 2024 Mar 5;14(1):5424. doi: 10.1038/s41598-024-54563-2.
18. Siswanto JE, Bos AF, et al; IMSROP Study Group. Multicentre survey of retinopathy of prematurity in Indonesia. BMJ Paediatr Open. 2021 Jan 22;5(1):e000761. doi: 10.1136/bmjpo-2020-000761.
19. Kramer CK, Rodrigues TC, et al. Diabetic retinopathy predicts all-cause mortality and cardiovascular events in both type 1 and 2 diabetes: meta analysis of observational studies. Diabetes Care. 2011;34(5):1238-1244. Doi:10.2337/dc11-0079.

Etiologi Retinopati
Diagnosis Retinopati

Artikel Terkait

  • Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
    Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
  • Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
    Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
  • Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
    Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
  • Peran Vitamin A, DHA, dan Lutein dalam Memperlambat Progresivitas Retinitis Pigmentosa
    Peran Vitamin A, DHA, dan Lutein dalam Memperlambat Progresivitas Retinitis Pigmentosa
  • Injeksi Anti-VEGF untuk Terapi Retinopati Diabetik
    Injeksi Anti-VEGF untuk Terapi Retinopati Diabetik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Gani Kurniawan
Dibalas 10 September 2025, 08:25
Pelayanan Vitrektomi / Retinopati diabetika pada pasien JKN
Oleh: dr.Gani Kurniawan
1 Balasan
ALO Dokter,kali ini saya akan share terkait Pelayanan Vitrektomi / Retinopati diabetika pada pasien JKN. Semoga dapat membantu Casemix dan Dokter Spesialis...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 26 April 2024, 08:05
Terapi Laser VS Anti-Vascular Endothelial Growth Factor pada Retinopati Diabetik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Saat ini, telah berkembang terapi injeksi anti-vascular endothelial growth factor (anti-VEGF) sebagai alternatif, selain laser fotokoagulasi atau...
Anonymous
Dibalas 20 Desember 2022, 14:06
Skrining retinopati pada penyakit kronis - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Utami Noor. S, Sp.MIjin bertanya dok, pada pasien dengan hipertensi dan diabetes mellitus, sebaiknya kapan saja dilakukan skrining penglihatan dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.