Etiologi Retinopati
Etiologi retinopati beragam dan mencerminkan kompleksitas struktur serta fungsi retina yang sangat bergantung pada integritas vaskular dan metabolik. Retinopati yang sering dilaporkan adalah retinopati diabetik, retinopati hipertensi, retinopati prematuritas, dan retinopati sentral serosa.[1-4,11]
Etiologi
Retinopati dapat timbul akibat gangguan sistemik maupun lokal yang memengaruhi aliran darah, oksigenasi, dan homeostasis jaringan retina, seperti diabetes melitus, hipertensi, prematuritas, serta proses degeneratif terkait usia.[1,2,11]
Selain faktor hemodinamik dan metabolik, stres oksidatif, inflamasi, dan disregulasi faktor pertumbuhan vaskular juga berperan penting dalam patogenesis berbagai jenis retinopati, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan bila tidak ditangani secara adekuat.[1,2,11]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya retinopati dibedakan berdasar penyakit yang mendasari, seperti retinopati diabetik yang dipengaruhi oleh durasi diabetes dan kondisi medis yang menyertai.[11]
Faktor Risiko Retinopati Diabetik
Faktor risiko retinopati diabetik antara lain durasi diabetes, hipertensi, dislipidemia, dan kehamilan. Beberapa faktor risiko retinopati diabetik lainnya adalah tingkat ketergantungan terhadap insulin, kadar lipid, faktor nutrisi, dan genetik.[11]
Durasi Diabetes:
Retinopati diabetes dapat ditemukan pada 25‒50% pasien dengan durasi diabetes melitus tipe 1 10‒15 tahun dari diagnosis awal. Pada diabetes melitus tipe 2, 23% pasien mengalami retinopati diabetik nonproliferatif (NPDR) setelah 11‒13 tahun dan 60% pasien mengalami NPDR setelah 16 tahun sejak diagnosis awal.[12]
Hipertensi dan Dislipidemia:
Hipertensi pada diabetes mellitus berkorelasi dengan peningkatan kejadian retinopati. Dislipidemia meningkatkan kebocoran vaskular retina dan pembentukan eksudat.[12]
Kehamilan:
Pasien tanpa retinopati diabetik memiliki risiko 10% mengalami NPDR selama kehamilan. Pasien hamil yang sudah memiliki retinopati diabetik berisiko 4% berkembang menjadi retinopati diabetik proliferatif.[12]
Faktor Risiko Retinopati Hipertensi
Faktor risiko retinopati hipertensi antara lain:
- Etnis: prevalensi retinopati hipertensi lebih banyak ditemukan pada etnis Afro-Caribbean dibandingkan dengan Eropa
- Jenis kelamin: retinopati hipertensi lebih banyak diderita oleh pasien jenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki
- Merokok: merokok meningkatkan risiko terjadinya retinopati hipertensi malignan
-
Disfungsi renal: pasien dengan disfungsi renal yang ditandai dengan mikroalbuminuria persisten dan creatinine clearance yang rendah berkaitan dengan meningkatnya risiko retinopati hipertensi[6]
Faktor Risiko Retinopati Prematuritas
Faktor risiko retinopati prematuritas antara lain:
- Usia kehamilan: bayi yang lahir dengan usia kehamilan ≤30 minggu memiliki risiko retinopati pada prematuritas yang lebih tinggi
-
Berat badan lahir rendah: bayi dengan berat badan lahir ≤1.500 gram lebih berisiko untuk mengalami retinopati[13]
Faktor Risiko Retinopati Sentral Serosa
Faktor risiko retinopati sentral serosa adalah:
-
Infeksi Helicobacter pylori: sebuah meta analisis menunjukkan bahwa pasien dengan infeksi Helicobacter pylori lebih berisiko 3 kali lipat untuk menderita retinopati sentral serosa
- Penggunaan kortikosteroid: kortikosteroid sistemik maupun intraokular berhubungan dengan peningkatan kejadian retinopati sentral serosa, di mana kortikosteroid dapat menghambat pembentuk kolagen di membran Bruch's, menyebabkan autoregulasi vaskular, hipertensi sistemik, serta mengganggu transpor air dan ion yang menimbulkan disfungsi epitel pigmen retina
- Merokok: perokok memiliki risiko hampir 2 kali lipat lebih tinggi untuk menderita retinopati sentral serosa, di mana paparan nikotin dapat mengganggu vasodilatasi, yang akan memicu terjadinya vasokonstriksi yang diinduksi norepinefrin
- Kepribadian tipe A: kepribadian yang ditandai dengan sifat agresif, kompetitif, temperamental menyebabkan pelepasan katekolamin dan kortikosteroid yang dapat mengganggu permeabilitas koroid, sehingga berkorelasi dengan peningkatan risiko retinopati sentral serosa[9,14]
Beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kejadian retinopati sentral serosa antara lain hipertensi, penyakit autoimun, penggunaan psikofarmaka, dan gangguan tidur.[9]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini