Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Uveitis general_alomedika 2022-10-10T10:48:37+07:00 2022-10-10T10:48:37+07:00
Uveitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Penatalaksanaan
  • Diagnosis
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Uveitis

Oleh :
dr. Sherly Kurniawan
Share To Social Media:

Uveitis merupakan peradangan traktus uvea, yang terbagi menjadi komponen anterior dan posterior. Di komponen anterior, uvea terdiri dari iris dan badan siliar, sedangkan di komponen posterior, uvea terdiri dari koroid.

Pada uveitis anterior, peradangan pada iris disebut sebagai iritis. Bila badan siliar juga mengalami peradangan, maka kasus disebut sebagai iridosiklitis. Pada kasus uveitis posterior, peradangan yang terjadi dapat berupa koroiditis atau korioretinitis. Bila ada peradangan di antara komponen anterior dan posterior (pada vitreous), maka kasus disebut sebagai uveitis intermediate. Peradangan juga dapat terjadi di seluruh bagian uvea, yang disebut sebagai panuveitis.[3,6,8]

Uveitis new-min Openi, 2009.

Etiologi uveitis sangat bervariasi, yakni bisa berupa etiologi idiopatik, trauma, infeksi, penyakit radang sistemik yang dimediasi oleh sistem imun, dan sindrom uveitis yang terbatas pada mata. Uveitis dapat menimbulkan komplikasi berupa kebutaan. Penyakit ini dilaporkan sebagai penyebab kebutaan keempat paling sering pada populasi usia produktif di negara berkembang.[11]

Diagnosis uveitis dapat dimulai dengan anamnesis ada tidaknya rasa nyeri pada mata, fotofobia, dan gangguan penglihatan. Pemeriksaan fisik mungkin menunjukkan mata merah tergantung pada jenis uveitis yang dialami. Pada uveitis anterior, pemeriksaan slit-lamp bisa menunjukkan presipitat keratik di endotelium, flares, dan hypopyon. Untuk uveitis posterior, funduskopi dengan dilatasi pupil perlu dilakukan.[8,10]

Penatalaksanaan uveitis yang dilakukan di fasilitas kesehatan primer umumnya hanya berupa pemberian analgesik dan rujukan ke oftalmologis dalam waktu 24 jam. Setelah itu, oftalmologis mungkin memberikan kortikosteroid dan agen sikloplegik.[8]

Referensi

3. Boyd K. What is Uveitis?. American Academy of Ophthalmology. 2021. https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-uveitis
6. Duplechain A, Conrady CD, Patel BC, et al. Uveitis. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540993/
8. Muchatuta MN. Iritis and Uveitis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/798323-overview
10. National Organization for Rare Disorders. Posterior uveitis. In: Rare disease database. 2019. https://rarediseases.org/rare-diseases/posterior-uveitis/
11. Sitompul R. Diagnosis dan penatalaksanaan uveitis dalam upaya mencegah kebutaan. E-Jurnal Kedokteran Indonesia. 2016;4(1):60–70. http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/viewFile/5913/3667

Patofisiologi Uveitis

Artikel Terkait

  • Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
    Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 14 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.