Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Uveitis general_alomedika 2022-10-10T10:48:54+07:00 2022-10-10T10:48:54+07:00
Uveitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Penatalaksanaan
  • Diagnosis
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Uveitis

Oleh :
dr. Sherly Kurniawan
Share To Social Media:

Diagnosis uveitis diawali dengan mencari tahu ada tidaknya mata merah, nyeri mata, gangguan penglihatan, dan fotofobia. Pemeriksaan fisik mata mungkin menunjukkan injeksi perilimbus. Pemeriksaan slit-lamp berperan penting untuk mendiagnosis uveitis anterior. Sementara itu, funduskopi dengan dilatasi pupil berperan untuk mendiagnosis uveitis posterior.[6,8]

Anamnesis

Pada pasien dengan uveitis, gejala yang timbul tergantung pada letak terjadinya uveitis, yakni uveitis anterior, uveitis intermediate, atau uveitis posterior. Apabila semua gejala terjadi, uveitis yang dialami mungkin merupakan panuveitis.[6-9]

Uveitis Anterior

Uveitis anterior biasanya ditandai nyeri akut (nyeri yang terjadi akibat spasme silia yang berhubungan dengan inflamasi pada regio iris), fotofobia, dan warna kemerahan mata.

Uveitis Intermediate

Uveitis ini biasanya tidak ditandai mata merah. Pasien mungkin mengeluhkan bayangan yang terbang atau seperti melihat benang yang terbang di penglihatan (floaters) dan penglihatan kabur. Floaters dihasilkan dari bayangan yang dilemparkan oleh sel-sel vitreous dan debris di retina. Penglihatan kabur dapat terjadi akibat edema makula atau kekeruhan vitreus pada aksis visual.[6-9]

Uveitis Posterior

Uveitis posterior biasanya bermanifestasi sebagai penglihatan kabur tanpa rasa sakit, adanya floaters, photopsias, scotomata, metamorphopsia, nyctalopia, atau kombinasi dari gejala-gejala tersebut. Penglihatan kabur dapat disebabkan oleh retinitis dan/atau koroiditis yang secara langsung memengaruhi fungsi makula.[6-9]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan utama adalah pemeriksaan dengan slit-lamp untuk uveitis anterior dan funduskopi untuk uveitis posterior. Namun, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan tajam penglihatan dengan menggunakan Snellen chart. Tekanan bola mata juga dapat diukur untuk menyingkirkan kemungkinan glaukoma. Sementara itu, pemeriksaan pupil dengan cahaya bisa menemukan fotofobia.

Pada uveitis anterior, pemeriksaan slit-lamp mungkin menunjukkan injeksi perilimbus dan presipitat keratik. Presipitat keratik merupakan sel darah putih di endotelium kornea yang merupakan hallmark kasus uveitis. Dokter juga mungkin menemukan edema kornea, hypopyon di bilik anterior mata, dan flares di aqueous.

Hypopyon yang terlihat di bilik anterior mata dapat diberikan nilai sebagai berikut:

  • Tidak ada: 0
  • Samar, hanya sedikit terdeteksi: 1+
  • Moderat, detail lensa dan iris jelas: 2+
  • Moderat, detail lensa dan iris kabur: 3+
  • Intens, ada deposit fibrin dan koagulasi aqueous: 4+

Pada uveitis posterior atau intermediate yang diperiksa dengan funduskopi, dokter bisa menemukan tanda inflamasi aktif pada lapisan korioretina atau leukosit di vitreous.[6-9]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding uveitis dapat berupa ablasio retina, edema makula, dan glaukoma.

Ablasio Retina

Pada kasus ablasio retina, pasien merasakan ada kilatan cahaya dan banyak floaters berukuran kecil. Pasien mengeluhkan seperti ada tirai yang menutupi penglihatan.

Edema Makula

Edema makula itandai dengan penglihatan yang kabur dan didapatkan edema pada pemeriksaan funduskopi.

Glaukoma

Pada glaukoma, keluhan yang timbul adalah kehilangan lapang pandang perifer, nyeri pada mata (glaukoma akut), peningkatan tekanan intraokular, dan peningkatan cup disc ratio pada oftalmoskopi.[6-9]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis uveitis umumnya dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya diperlukan pada kondisi tertentu yang berkaitan dengan penyakit sistemik yang menyertai atau kelainan okular lain.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi penyakit sistemik yang mungkin mendasari terjadinya uveitis, seperti pemeriksaan sedimentasi eritrosit untuk melihat giant cell arteritis atau pemeriksaan cairan serebrospinal (CSF) untuk melihat ada tidaknya keganasan, Vogt–Koyanagi–Harada disease, dan multiple sclerosis.

Bila dokter mencurigai adanya penyakit autoimun seperti lupus eritematosus sistemik, dokter juga mungkin melakukan tes antinuclear antibody (ANA). Sementara itu, apabila dokter mencurigai etiologi uveitis akibat infeksi, dokter bisa melakukan pemeriksaan tuberkulosis, HIV, atau sifilis.[6-9]

Pencitraan

Rontgen toraks bisa dilakukan untuk melihat kemungkinan uveitis akibat tuberkulosis atau sarcoidosis.[8]

Klasifikasi Uveitis

Uveitis dapat diklasifikasikan berdasarkan standarisasi nomenklatur uveitis (SUN) untuk menggambarkan uveitis berdasarkan lokasi anatomi inflamasi dan deskripsi spesifik onset, durasi, dan perjalanan penyakit.[9]

Tabel 1. Klasifikasi Uveitis Berdasarkan Anatomi Inflamasi

Tipe Bagian Inflamasi Meliputi
Uveitis anterior Bilik anterior mata

Iritis

Iridocyclitis

Anterior cyclitis

Uveitis intermediate

Vitreous

Pars planitis

Posterior cyclitis

Hyalitis

Uveitis posterior Retina atau koroid

Fokal atau multifokal

Koroiditis difus

Korioretinitis

Retinokoroiditis

Retinitis

Neuroretinitis

Panuveitis Bisa mencakup semua Bisa mencakup semua

Sumber: dr. Sherly Kurniawan, 2021.

Tabel 2. Klasifikasi Uveitis Berdasarkan Kriteria SUN

Kategori Keterangan
Terbatas Durasi <3 bulan
Persisten Durasi >3 bulan
Akut Episode yang ditandai dengan onset yang tiba-tiba dan durasi yang terbatas
Rekuren Episode berulang yang dipisahkan oleh periode tidak aktif tanpa pengobatan durasi 3 bulan
Kronis Uveitis persisten dengan kekambuhan dalam <3 bulan setelah penghentian pengobatan

Sumber: dr. Sherly Kurniawan, 2021.

Tabel 3. Terminologi Uveitis Berdasarkan SUN

Terminologi Definisi
Inaktif Sel derajat 0
Perburukan aktivitas Peningkatan tingkat peradangan dua langkah (misalnya sel bilik mata depan, kabut vitreus) atau meningkat dari derajat 3+ menjadi 4+
Peningkatan aktivitas Penurunan tingkat peradangan dua langkah (misalnya, sel bilik mata depan, kabut vitreous) atau turun ke derajat 0
Remisi Penyakit tidak aktif selama 3 bulan setelah penghentian semua perawatan penyakit mata

Sumber: dr. Sherly Kurniawan, 2021.

Referensi

6. Duplechain A, Conrady CD, Patel BC, et al. Uveitis. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540993/
7. Harthan JS, Opitz DL, Fromstein SR, Morettin CE. Diagnosis and treatment of anterior uveitis: optometric management. Clin Optom (Auckl). 2016;8:23-35. doi:10.2147/OPTO.S72079
8. Muchatuta MN. Iritis and Uveitis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/798323-overview
9. National Institute of Health. Uveitis. 2021. https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/uveitis

Penatalaksanaan Uveitis
Prognosis Uveitis

Artikel Terkait

  • Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
    Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 09 Mei 2025, 22:03
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.