Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Uveitis general_alomedika 2022-10-10T10:48:59+07:00 2022-10-10T10:48:59+07:00
Uveitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Penatalaksanaan
  • Diagnosis
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Uveitis

Oleh :
dr. Sherly Kurniawan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan uveitis yang definitif masih diperdebatkan. Umumnya, manajemen awal di fasilitas kesehatan primer mencakup pemberian analgesik bila ada nyeri dan pemberian rujukan ke dokter spesialis mata dalam waktu 24 jam. Obat yang biasanya digunakan untuk terapi adalah kortikosteroid dan agen sikloplegik.

Tata laksana uveitis bertujuan untuk mengontrol aktivitas penyakit untuk mengurangi risiko kehilangan penglihatan akibat komplikasi struktural dan peradangan yang tidak terkontrol. Terapi dapat dilakukan melalui pengobatan sistemik ataupun bedah.[2,5,7]

Medikamentosa

Kortikosteroid telah menjadi standar terapi uveitis selama puluhan tahun. Akan tetapi, bukti yang mendukung efikasi kortikosteroid untuk terapi uveitis sebenarnya masih terbatas. Obat ini masih terus digunakan karena belum adanya bukti tentang terapi lain yang lebih efektif untuk uveitis. Obat lain yang juga sering digunakan adalah agen sikloplegik dan inhibitor tumor necrosis factor (TNF).[8]

Kortikosteroid

Kortikosteroid digunakan untuk mengobati inflamasi aktif di bilik mata depan, vitreous, retina, koroid, atau saraf optik, serta untuk mengobati komplikasi seperti edema makula. Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal (tetes mata topikal atau injeksi periokular atau intraokular) atau secara sistemik (peroral atau intravena). Sediaan yang umumnya digunakan untuk uveitis adalah prednisolone oftalmik.

Kortikosteroid dapat dimulai dengan dosis tinggi lalu dikurangi bertahap saat inflamasi mereda. Untuk mengurangi risiko komplikasi terapi seperti peningkatan tekanan intraokular, pembentukan katarak, dan terjadinya glaukoma akibat kortikosteroid, dosis harus dipertahankan pada dosis minimal yang terefektif.[2,5,7,8]

Agen Sikloplegik

Agen sikloplegik seperti homatropine oftalmik digunakan untuk memblokir impuls saraf ke otot siliar dan sfingter pupil, sehingga keluhan nyeri pada mata dan fotofobia dapat dikurangi. Homatropine oftalmik biasanya dapat menginduksi sikloplegia dalam waktu sekitar 30–90 menit.[8]

Inhibitor Tumor Necrosis Factor (TNF)

Inhibitor TNF-α berupa infliximab dan adalimumab telah direkomendasikan oleh The American Uveitis Society untuk terapi uveitis tertentu, yaitu:

  • Uveitis yang bisa mengancam penglihatan anak (sebagai terapi lini kedua), yang terjadi akibat juvenile idiopathic arthritis dan intoleran terhadap methotrexate
  • Uveitis kronis yang mengancam penglihatan (sebagai terapi lini kedua), yang terjadi akibat spondyloarthropathy seronegatif[8]

Inhibitor TNF-α disarankan untuk penyakit mata yang mengancam penglihatan, yang tergantung pada kortikosteroid tetapi tidak menunjukkan keberhasilan terapi dengan terapi lini pertama.[8]

Pembedahan

Prosedur operasi dilakukan jika gejala yang muncul cukup parah atau penanganan dengan obat tidak efektif. Beberapa prosedur operasi yang dapat dilakukan adalah:

  • Vitrektomi, yaitu operasi untuk mengambil cairan vitreous pada mata

  • Operasi untuk menanamkan alat khusus pada mata yang berfungsi menyalurkan obat kortikosteroid secara perlahan ke dalam mata[5,7]

Referensi

2. Zhang Y, Amin S, Lung KI, et al. Incidence, prevalence, and risk factors of infectious uveitis and scleritis in the United States: A claims-based analysis. PLoS One. 2020 Aug 25;15(8):e0237995. doi:10.1371/journal.pone.0237995
5. Chen SC, Sheu SJ. Recent advances in managing and understanding uveitis. F1000Res. 2017 Mar 16;6:280. doi: 10.12688/f1000research.10587.1
7. Harthan JS, Opitz DL, Fromstein SR, Morettin CE. Diagnosis and treatment of anterior uveitis: optometric management. Clin Optom (Auckl). 2016;8:23-35. doi:10.2147/OPTO.S72079
8. Muchatuta MN. Iritis and Uveitis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/798323-overview

Epidemiologi Uveitis
Diagnosis Uveitis

Artikel Terkait

  • Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
    Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 15 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.