Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kanker Kolon general_alomedika 2024-09-13T13:47:12+07:00 2024-09-13T13:47:12+07:00
Kanker Kolon
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kanker Kolon

Oleh :
dr. Nicholas Pratama
Share To Social Media:

Diagnosis definitif kanker kolon dapat ditegakkan melalui biopsi dengan kolonoskopi. Dengan kolonoskopi, dokter bisa mendapatkan visualisasi kolon dan posisi kanker, serta melakukan polipektomi bila diperlukan. Pemeriksaan lain yang juga dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah samar feses, computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), atau positron emission tomography (PET).[1,10]

Anamnesis

Pasien kanker kolon dapat mengeluhkan perdarahan peranum, diare, perubahan pola defekasi, nyeri abdomen, massa pada abdomen, serta penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Kanker kolon terutama dicurigai bila perdarahan peranum, peningkatan frekuensi defekasi dan/atau diare telah terjadi minimal 6 minggu. Selain itu, dokter juga perlu menanyakan ada tidaknya anggota keluarga pasien yang memiliki riwayat kanker kolorektal.[1,2,10]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, dokter mungkin menemukan tanda-tanda anemia, terutama bila perdarahan akibat kanker kolon telah terjadi lama. Selain itu, pada pemeriksaan abdomen, dokter mungkin menemukan nyeri abdomen, palpasi massa, asites, atau hepatomegali, tergantung pada perjalanan penyakit pasien.

Dokter juga dapat melakukan digital rectal examination pada penderita dengan gejala anorektal, untuk menentukan apakah gejala disebabkan oleh diagnosis banding, contohnya hemoroid.[1,2,10]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding kanker kolon adalah penyakit lain yang juga menimbulkan perubahan pola defekasi atau perdarahan peranum. Diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan antara lain kanker rektum, hemoroid, irritable bowel syndrome (IBS), dan inflammatory bowel disease (IBD).[1,2,10]

Kanker Rektum

Kanker rektum dapat memberikan gejala yang serupa, yaitu perdarahan peranum dan perubahan pola defekasi. Diagnosis dapat dilakukan dengan sigmoidoskopi.

Irritable Bowel Syndrome

Irritable bowel syndrome (IBS) merupakan kumpulan gejala nyeri abdomen, mual, dan perubahan pola defekasi. Beberapa penderita mengalami konstipasi dan yang lainnya mengalami diare secara bergantian. Namun, pada pasien IBS biasanya tidak ditemukan perdarahan peranum dan massa kolon.[11]

Inflammatory Bowel Disease

Inflammatory bowel disease (IBD) meliputi penyakit Crohn dan kolitis ulseratif, yang ditandai dengan inflamasi kronik saluran pencernaan. Inflamasi kronik ini menyebabkan diare berulang, nyeri abdomen, feses berdarah, dan penurunan berat badan. Diagnosis IBD ditegakkan dengan endoskopi.[12]

Hemoroid

Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah anus dan rektum. Gejala yang dialami adalah feses yang berdarah segar dan nyeri jika terjadi trombosis. Diagnosis dapat dilakukan dengan digital rectal examination dan sigmoidoskopi.[13]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang merupakan baku emas untuk diagnosis kanker kolon adalah biopsi dengan kolonoskopi. Selain itu, pemeriksaan lain seperti pemeriksaan darah samar feses dan pemeriksaan imaging juga dapat dilakukan.

Kolonoskopi dan Biopsi

Kolonoskopi merupakan prosedur diagnostik yang paling efisien dalam mendiagnosis kanker kolon. Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi tumor dan lokasinya, serta mengambil jaringan untuk pemeriksaan histopatologis. Sensitivitas dan spesifisitasnya berkisar di antara 92–97%.

Kolonoskopi juga sering dilakukan secara berkala pada orang berisiko kanker kolon untuk skrining. Kolonoskopi dilaporkan mampu menurunkan morbiditas kanker kolon hingga 67% dan mortalitas hingga 65%. Kekurangan kolonoskopi adalah pemeriksaan ini bersifat invasif dan memiliki risiko perforasi atau perdarahan saluran cerna.[10,14]

Saat ini juga terdapat alternatif lain kolonoskopi, yaitu endoskopi kapsul. Pada prosedur endoskopi kapsul, pasien menelan kapsul yang merupakan alat wireless yang dapat memvisualisasikan hampir seluruh saluran cerna. Namun, metode ini masih jarang tersedia di Indonesia, sehingga kolonoskopi konvensional masih menjadi pilihan.[3]

Pencitraan Radiologis

Pemeriksaan pencitraan seperti ultrasonografi (USG) dengan kontras, computed tomography (CT), dan magnetic resonance imaging (MRI) dapat dilakukan untuk pemeriksaan lesi yang bersifat fokal dan menilai invasi organ di sekitar. Pemeriksaan ini juga dapat menilai adanya metastasis ke kelenjar getah bening, hepar, ureter, dan buli.

Pemeriksaan positron emission tomography (PET) lebih menjanjikan. PET scan dapat menilai metabolisme zat seperti glukosa dengan pemberian isotop dan memeriksa aktivitas sel kanker pada level molekuler yang lebih teliti. Pemeriksaan ini juga dapat menilai respons kemoterapi pada penderita kanker kolon stadium lanjut.[10,14]

Pemeriksaan CT colonography (kolonoskopi virtual) juga dapat dilakukan. Pemeriksaan ini memiliki keunggulan dibandingkan kolonoskopi konvensional, yaitu tidak perlunya penggunaan sedasi. Namun, sensitivitasnya masih menjadi perdebatan, di mana ada hasil studi yang melaporkan sensitivitas yang serupa dengan kolonoskopi tetapi ada hasil studi yang melaporkan sensitivitas lebih buruk.[3]

Pemeriksaan Darah Samar Feses

Pemeriksaan darah samar feses atau fecal occult blood test (FOBT) merupakan pemeriksaan yang mudah, murah, dan noninvasif. Pemeriksaan ini menilai adanya hemoglobin pada feses yang menandai perdarahan saluran cerna. Namun, karena pemeriksaan ini tidak spesifik untuk kanker kolon, pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk skrining awal daripada diagnosis pasti.[14]

Pemeriksaan Penanda Tumor

Penanda tumor adalah zat yang dilepaskan sel tumor atau dilepaskan sel sehat sebagai respons terhadap adanya tumor. Pada kanker kolon, dapat terjadi peningkatan level carcinoembryonic antigen (CEA). Peningkatan CEA >5  µg/L dinilai tinggi. Pemeriksaan ini umumnya bukan digunakan untuk penegakkan diagnosis tetapi untuk penanda prognosis pascaoperasi.[14]

Staging Kanker Kolon

Klasifikasi staging kanker kolon bertujuan untuk menentukan ekstensi kanker dan juga menentukan prognosis pasien. Sistem staging yang paling umum digunakan adalah sistem TNM (tumor primer, nodus limfatikus, metastasis) dari American Joint Committee on Cancer.[10]

Tabel 1. Tumor Primer (T)

TX Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak terdapat bukti tumor primer
Tis Karsinoma in situ: intraepitelial atau invasi lamina propria
T1 Tumor menginvasi submukosa
T2 Tumor menginvasi propria muskularis
T3 Tumor menembus propria muskularis menuju jaringan perikolorektal
T4a Tumor menembus hingga permukaan peritoneum viseral
T4b Tumor menginvasi organ/struktur lain secara langsung atau menempel pada organ/struktur lain

Tabel 2. Nodus Limfatikus (N)

NX Nodus limfatikus regional tidak dapat dinilai
N0 Tidak terdapat metastasis nodus limfatikus regional
N1 Metastasis pada 1–3 nodus limfatikus regional
N1a Metastasis pada 1 nodus limfatikus regional
N1b Metastasis pada 2–3 nodus limfatikus regional
N1c Tumor terdeposit pada subserosa, mesenterium, atau jaringan perirektal atau perikolik nonperitonealized tanpa metastasis nodus regional
N2 Metastasis pada ≥4 nodus limfatikus regional
N2a Metastasis pada 4–6 nodus limfatikus regional
N2b Metastasis pada ≥7 nodus limfatikus regional

Tabel 3. Metastasis (M)

M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
M1a Metastasis di 1 organ atau tempat
M1b Metastasis di >1 organ atau tempat atau peritoneum

 Tabel 4. Stadium Kanker Kolorektal

Stadium T N M
0 Tis N0 M0
I T1–2 N0 M0
IIA T3 N0 M0
IIB T4a N0 M0
IIC T4b N0 M0
IIIA T1–2 N1/N1c M0
T1 N2a M0
IIIB T3–4a N1/N1c M0
T2–3 N2a M0
T1–2 N2b M0
IIIC T4a N2a M0
T3–4a N2b M0
T4b N1-2 M0
IVa T apa saja N apa saja M1a
IVb T apa saja N apa saja M1b

 

 

Referensi

1. Dragovich T. Colon Cancer. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/277496-overview
2. Rawla P, Sunkara T, Barsouk A. Epidemiology of colorectal cancer: incidence, mortality, survival, and risk factors. Prz Gastroenterol. 2019;14(2):89-103. doi:10.5114/pg.2018.81072
3. Kuipers EJ, Grady WM, Lieberman D, et al. Colorectal cancer. Nat Rev Dis Primers. 2015;1:15065. doi:10.1038/nrdp.2015.65
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKKolorektal.pdf
11. Lehrer JK. Irritable Bowel Syndrome (IBS). Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/180389-overview
12. CDC. Inflammatory Bowel Disease. 2020. https://www.cdc.gov/ibd/what-is-IBD.htm
13. American Society of Colon and Rectal Surgeons. Hemorrhoids. https://fascrs.org/patients/diseases-and-conditions/a-z/hemorrhoids
14. Świderska M, Choromańska B, Dąbrowska E, et al. The diagnostics of colorectal cancer. Contemp Oncol (Pozn). 2014;18(1):1–6.

Epidemiologi Kanker Kolon
Penatalaksanaan Kanker Kolon

Artikel Terkait

  • Nutrisi Oral Dini Pascabedah Kolorektal
    Nutrisi Oral Dini Pascabedah Kolorektal
  • Diet dan Risiko Kanker Kolorektal – Telaah Jurnal
    Diet dan Risiko Kanker Kolorektal – Telaah Jurnal
  • Carcinoembryonic Antigen dan Carbohydrate Antigen 19-9 untuk Skrining Kanker Gastrointestinal
    Carcinoembryonic Antigen dan Carbohydrate Antigen 19-9 untuk Skrining Kanker Gastrointestinal
  • Peran Protektif Diet Tinggi Serat dan Gandum Utuh terhadap Penyakit Kardiovaskular, Diabetes, dan Kanker
    Peran Protektif Diet Tinggi Serat dan Gandum Utuh terhadap Penyakit Kardiovaskular, Diabetes, dan Kanker
  • Skrining Kanker Kolorektal: Kapan dan Bagaimana?
    Skrining Kanker Kolorektal: Kapan dan Bagaimana?

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ciho Olfriani
Dibalas 10 Februari 2021, 13:10
Asupan oral dini vs penundaan diet pascabedah kolorektal - Bedah Ask the Expert
Oleh: dr.Ciho Olfriani
4 Balasan
ALO, dr. Sonny!Izin bertanya, Dok. Dalam praktik sehari-hari, klinisi masih sering bertumpu pada kembalinya bising usus sebagai acuan pemberian makan...
dr.Nikko Vanda Limantara
Dibalas 18 Agustus 2020, 12:05
Info Webinar - Translating Evidence Into Clinical Practice in Metastatic Colorectal Cancer Management
Oleh: dr.Nikko Vanda Limantara
11 Balasan
Alo Docs!Izin menginfokan webinar terkaitTranslating Evidence Into Clinical Practice in Metastatic Colorectal Cancer Management
dr. Alfonsus Mario Eri Surya Djaya
Dibalas 21 April 2019, 20:34
Temuan benjolan pada usus saat sectio caesarea
Oleh: dr. Alfonsus Mario Eri Surya Djaya
5 Balasan
Selamat malam sejawat,Ijin bertanyaAda user yang mengatakan bahwa saat setelah selesai melakukan operasi sesar,dokter kandungan mengatakan ada banyak bentol...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.