Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teratoma Testis general_alomedika 2024-10-01T09:52:14+07:00 2024-10-01T09:52:14+07:00
Teratoma Testis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Teratoma Testis

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Istilah teratoma testis umumnya mengacu pada subtipe dari tumor germ cell non-seminoma yang terjadi pada testis. Secara umum, tumor pada testis dapat dibedakan menjadi dua golongan utama, yaitu tumor yang diturunkan dari germ cell neoplasia in situ atau GCNIS dan tumor yang tidak diturunkan dari GCNIS.[1,2]

Golongan yang diturunkan dari GCNIS dapat dibedakan lagi menjadi seminoma germ cell tumor dan non-seminoma germ cell tumor (NSGCT). Tipe NSGCT mencakup teratoma testis (postpubertal), karsinoma embrional, choriocarcinoma, dan tumor yolk sac. Sementara itu, golongan yang tidak diturunkan dari GCNIS (non-GCNIS) meliputi tumor spermatocytic, tumor yolk sac (prepubertal), dan teratoma (prepubertal).[1,2]

shutterstock_638476312-min

Dari klasifikasi tersebut, tampak bahwa ada dua tipe teratoma testis. Teratoma testis prepubertal (non-GCNIS) merupakan tumor indolent yang tidak berpotensi metastasis, misalnya kista dermoid dan epidermoid. Sementara itu, teratoma postpubertal dapat mengalami metastasis seperti tumor turunan GCNIS pada umumnya. Mayoritas kasus adalah teratoma turunan GCNIS, sehingga istilah teratoma testis lebih sering mengacu pada teratoma tersebut.[1,2]

Etiologi teratoma testis belum diketahui secara pasti tetapi diduga berkaitan dengan predisposisi genetik dan faktor risiko perinatal seperti intrauterine growth retardation (IUGR), kriptorkidisme, dan hipospadia.[1,3]

Diagnosis teratoma testis diawali dengan anamnesis tentang massa skrotum dan pemeriksaan fisik yang dapat menunjukkan massa unilateral dengan atau tanpa nyeri, yang tes transiluminasinya negatif. Kasus jarang muncul secara bilateral. Diagnosis lalu ditunjang dengan USG, CT scan, tumor marker serum, dan histologi.[1,4]

Penatalaksanaan untuk teratoma testis stage I adalah orchiectomy radikal, yang dapat disertai kemoterapi adjuvan jika perlu. Pembedahan testis-sparing hanya bisa dilakukan pada lesi yang tidak menginfiltrasi testis dan tidak berasal dari germ cell. Namun, pada kasus seperti itu pun, GCNIS umumnya telah ada di sekitar parenkim sehingga berisiko di kemudian hari. Untuk stage lebih lanjut yang telah mengalami metastasis, kemoterapi memang diperlukan.[1,4]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Jessica Elizabeth

Referensi

1. Farci F, Shamsudeen S. Testicular Teratoma. StatPearls Publishing. 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567728/
2. Williamson SR, et al. The World Health Organization 2016 classification of testicular germ cell tumours: a review and update from the International Society of Urological Pathology Testis Consultation Panel. Histopathology. 2016. https://doi.org/10.1111/his.13102
3. Yazici S, Del Biondo D, Napodano G, Grillo M, Calace FP, Prezioso D, Crocetto F, Barone B. Risk Factors for Testicular Cancer: Environment, Genes and Infections-Is It All? Medicina (Kaunas). 2023 Apr 7;59(4):724. doi: 10.3390/medicina59040724.
4. Oldenburg J, et al. Testicular seminoma and non-seminoma: ESMO-EURACAN Clinical Practice Guideline for diagnosis, treatment and follow-up. Annals of Oncology. 2022. https://www.annalsofoncology.org/article/S0923-7534(22)00007-2/fulltext

Patofisiologi Teratoma Testis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 16 Februari 2021, 10:08
Faktor Risiko dan Prevalensi usia Kanker Testis - Andrologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat pagi Prof. Wimpie, Prevalensi usia pasien kanker testis paling banyak dijumpai pada usia 15-39 tahun, apakah ada faktor genetik, pengaruh diet, atau...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.