Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Tumor Otak general_alomedika 2023-02-27T15:16:42+07:00 2023-02-27T15:16:42+07:00
Tumor Otak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Klasifikasi Tumor Otak
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Tumor Otak

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Diagnosis tumor otak definitif dapat ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologi melalui biopsi. Pemeriksaan penunjang lain adalah CT scan atau MRI kepala. Manifestasi klinis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik tergantung pada lokasi, jenis, dan progresivitas pertumbuhan tumor.[1,4-6,13]

Anamnesis

Sebagian besar pasien tumor otak memiliki gejala yang tidak khas. Namun, pasien dengan tumor otak primer biasanya datang dengan keluhan nyeri kepala dan kejang (50‒80%). Nyeri kepala yang dirasakan pada pasien tumor otak menyerupai nyeri kepala pada tension type headache, dengan intensitas nyeri yang sedang-berat dan frekuensi yang lebih sering.[1,3,5]

Sekitar 15% pasien tumor otak dapat mengalami peningkatan tekanan intrakranial, dengan manifestasi klinis nyeri kepala yang bersifat intermitten dan tumpul, disertai dengan muntah proyektil. Gejala defisit neurologis juga dapat dijumpai berupa kelemahan ekstremitas, gangguan keseimbangan, dan diplopia.[5-7,13]

Keluhan sistemik juga dapat dijumpai pada tumor otak adalah nausea, vomitus, fatigue, penurunan berat badan, anoreksi, dan demam. Perubahan mood, perubahan kepribadian, penurunan fungsi kognitif, dan penurunan kesadaran juga dapat dijumpai pada pasien tumor otak.[5,7,13]

Berikut beberapa hal penting yang perlu ditanyakan untuk mengevaluasi pasien tumor otak;

  • Keluhan neurologis dan sistemik: onset, lokasi, frekuensi, interval, sifat, penjalaran, aktivitas yang memprovokasi, serta hal-hal yang dapat memperberat maupun meringankan gejala
  • Faktor risiko: usia, jenis kelamin, riwayat kebiasaan pasien, riwayat paparan zat kimia yang merupakan karsinogen poten pada kasus tumor otak, riwayat penyakit pasien dan keluarga (riwayat neoplasma pada pasien maupun keluarga, serta riwayat infeksi virus onkogenik)[13,14,16]

tabel tumor otak-min

Gambar 1. Manifestasi Klinis Tumor Otak (Sumber: Eva Naomi, 2022)

Pemeriksaan Fisik

Tidak terdapat temuan fisik yang khas ataupun pola temuan yang dapat mengidentifikasi pasien dengan tumor otak. Pemeriksaan fisik tumor otak harus dilakukan secara menyeluruh pada semua tinjauan sistem. Pemeriksaan kondisi umum dan tanda-tanda vital juga harus tetap dilakukan.[5,7]

Manifestasi klinis yang dijumpai pada pemeriksaan fisik pasien tumor otak tergantung dari lokasi tumor otak. Pemeriksaan neurologis pada pasien tumor otak dapat menggambarkan adanya defisit neurologis fokal.[5,7,16]

Tabel 2.Temuan Klinis Berdasarkan Lokasi dan Jenis Tumor Otak

Lokasi atau Jenis Tumor Otak Temuan Klinis
Tumor lobus frontal Anosmia, demensia, perubahan kepribadian, gangguan gait, kejang, dan afasia motorik.
Tumor lobus temporo-parietal-oksipital Afasia sensorik, hemianopsia, disorientasi ruang, kejang, kuadrantanopia, defek lapang pandang, dan gangguan perilaku. Hemianopsia kontralateral dapat dijumpai pada lokasi tumor di oksipital.
Tumor batang otak dan serebelum Ataxia, gangguan koordinasi, nistagmus, gejala piramidal, defisit sensoris pada salah satu atau kedua sisi, gangguan nervus kranial, dan dismetria.
Tumor prefrontal dan corpus callosum Disfungsi kognitif seperti perubahan perilaku, gangguan mood, dan gangguan memori jangka panjang.
Tumor Infratentorial Kelumpuhan nervus kranial, long tract sign apabila melibatkan medulla spinalis (spastisitas, hiperrefleks, Babinski dan Hoffman positif). Pemeriksaan neurooftamologi dapat ditemukan papiledema.
Glioma Defisit neurologis progresif, abnormalitas pada pemeriksaan fungsi luhur, papiledema pada pemeriksaan neurooftamologi.
Meningioma Hidrosefalus obstruktif, gangguan lapang pandang
Tumor pituitari Galaktorea, akromegali, gigantisme, dan hemianopsia homonym
Tumor metastasis Gejala neurologis fokal, kelumpuhan tanpa gangguan sensorik, perubahan perilaku, dan penurunan kesadaran

Sumber: Eva Naomi, 2022.[13,14]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding tumor otak tergantung dari usia pasien, faktor risiko infeksi, penyakit kanker lain yang diderita, dan karakteristik radiologi. Diagnosis banding tumor otak dapat diklasifikasikan menjadi infeksi, metastasis, lesi vaskular, dan kelainan inflamasi. Beberapa penyakit yang perlu dipertimbangkan saat menegakkan diagnosis tumor otak adalah abses otak dan ensefalitis.[14,19]

Abses Otak

Abses otak merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya akumulasi nanah yang membentuk kantung, atau yang dibatasi dinding kapsul akibat infeksi fokal pada jaringan otak. Manifestasi klinis abses otak berupa nyeri kepala, mual, muntah, kejang, defisit neurologis, dan demam.

Pemeriksaan penunjang dengan MRI diffusion-weighted dapat membedakan abses otak dengan tumor otak primer melalui gambaran radiologi abses yang tampak hiperintens.[26,27]

Ensefalitis

Ensefalitis merupakan peradangan pada parenkim otak yang menimbulkan gejala klinis penurunan kesadaran, kejang, perubahan kepribadian, kelumpuhan saraf kranial, serta defisit motorik dan sensorik.[28,29]

Analisis serebrospinal pada ensefalitis menunjukkan adanya limfositosis limfositik, glukosa normal, dengan protein meningkat. Sementara itu, pemeriksaan CT scan dan MRI pada kasus ensefalitis memberikan gambaran yang bervariasi sesuai dengan etiologi yang mendasari.[28,29]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada tumor otak dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain magnetic resonance imaging (MRI), coherence tomography scan (CT-scan), positron emission tomography scan (PET-scan), dan pemeriksaan histopatologis.[1,4,5]

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI merupakan pemeriksaan penunjang yang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengevaluasi jaringan lunak serta mampu mendeteksi tumor otak yang berlokasi di infratentorial. MRI otak juga merupakan modalitas yang paling baik dalam mengidentifikasi tumor di lokasi fossa posterior.[1,4]

Jenis tumor otak glioma dapat terdeteksi dengan pemeriksaan MRI. Penggunaan non-kontras maupun kontras (gadolinium) pada pemeriksaan MRI merupakan metode standar pilihan untuk mendeteksi tumor otak dengan sensitivitas yang baik.[7-9]

Pemeriksaan dengan MRI diffusion-weighted, diffusion tensor, dan MR perfusi serta spektroskopi juga dapat digunakan untuk melihat vaskularisasi dan selularitas tumor, sehingga dapat membedakan tumor dari lesi non-neoplasma.[4,7]

Coherence Tomography Scan (CT-Scan)

CT-scan merupakan modalitas pemeriksaan penunjang yang dapat dipilih pada kasus emergensi. CT-scan juga dapat menjadi pilihan apabila terdapat kontraindikasi pemeriksaan dengan MRI, seperti penggunaan implan logam atau alat pacu jantung.[5,7]

Gambaran tumor pada CT-scan kepala dapat memberikan gambaran hipodens, isodens, atau hiperdens. Umumnya semua tumor mengalami penyengatan (enhancement) dengan pemberian kontras. CT scan memiliki keunggulan dalam mendeteksi adanya kalsifikasi dan lesi destruksi pada tulang kranial akibat invasi tumor.[7,8]

Pemeriksaan CT scan abdomen dan pelvis, dapat dilakukan bila terdapat kecurigaan adanya tumor metastasis ke otak untuk mencari lokasi primer tumor. Gambaran CT scan tumor otak metastasis berupa adanya lesi soliter, bulat, batas tegas, dan edema peritumoral lebih luas (fingers of edema). Adanya lesi multipel dapat menunjukkan adanya kemungkinan tumor otak metastasis.[13,19,25]

Positron Emission Tomography Scan (PET-scan)

PET-scan merupakan modalitas yang dapat membedakan antara tumor rekuren atau reaksi jaringan, oleh karena itu PET-scan dapat digunakan sebagai modalitas evaluasi pasca terapi pasien tumor otak. Selain itu, PET scan dapat mendeteksi glioma low grade.[14,19,25]

PET-scan juga sering digunakan untuk memandu pengambilan jaringan yang terduga neoplasma. Namun, pemeriksaan penunjang dengan PET-scan tidak direkomendasikan untuk mencari lesi primer tumor karena PET-scan sulit membedakan tumor jinak, ganas, maupun lesi inflamasi.[19,25,30]

Pemeriksaan Histopatologis

Pemeriksaan histopatologis merupakan pemeriksaan yang ideal untuk menegakkan diagnosis tumor otak dan menentukan jenis dan grade tumor. Pemeriksaan histopatologis dilakukan melalui prosedur biopsi pada jaringan tumor yang direseksi melalui kraniotomi (open biopsy) ataupun dengan panduan jarum stereotaktik. Hasil dari pemeriksaan histopatologis yang spesifik dapat membantu rencana untuk menentukan penatalaksanaan bagi pasien.[31,33]

Pemeriksaan Lain

Pemeriksaan penunjang lain pada tumor otak adalah pemeriksaan tumor marker, pemeriksaan cairan serebrospinal, dan laboratorium darah. Pemeriksaan tumor marker yang dapat menegakkan diagnosis tumor otak adalah penanda molekuler varian IDH1/2 dan kodelesi 1p/19q, serta EGFRvIII.[32,33]

Pemeriksaan sitologi cairan serebrospinal dan flowcytometry diperlukan bila terdapat kecurigaan metastasis leptomeningeal, limfoma sistem saraf pusat, atau penyebaran kraniospinal misalnya ependimoma.[13,19]

Pemeriksaan laboratorium darah untuk tumor otak dapat meliputi pemeriksaan darah lengkap, koagulasi, kadar elektrolit, lactate dehydrogenase (LDH), fungsi hati, dan fungsi ginjal, serta pemeriksaan panel hormon pada pasien yang dicurigai mengalami tumor pituitari.[13,14]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Saphira Evani

Referensi

1. Pichaivel M, Anbumani G, et al. An Overview of Brain Tumor. Intech Open. 2022;0;1-31 DOI: http://dx.doi.org/10.5772/intechopen.100806
3. Fahmideh M A, Scheurer M E. Pediatric Brain Tumors: Descriptive Epidemiology, Risk Factors, and Future Directions. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 2021;30:813–21 DOI: 10.1158/1055-9965.EPI-20-1443
4. Shan F Y, Castro E, et al. Molecular Diagnostics and Pathology of Major Brain Tumors. Intech Open. 2018;0:1-19 DOI: http://dx.doi.org/10.5772/intechopen.80856
5. Chen Q, Lin K T Q, et al. Nanotechnology: A Better Diagnosis and Treatment Strategy for Brain Tumour?. JY. 2022;25(3):33-47 DOI:10.22186/25.3.1.2
6. Alther B, Mylius V, et al. From first symptoms to diagnosis: Initial clinical presentation of primary brain tumors. Clinical & Translational Neuroscience. 2020: 1–7 DOI: 10.1177/2514183X20968368
7. Sebab E M, Jadhav M E, Rassem T H, et al. Early Diagnosis of Brain Tumour MRI Images Using Hybrid Techniques between Deep and Machine Learning. Hindawi. 2022;8330833:1-17 DOI: https://doi.org/10.1155/2022/8330833
8. Park J H, Garcia de Lomana A L, Marzese D M, et al. A Systems Approach to Brain Tumor Treatment. Cancers. 2021;13(3152):1-28 DOI: https://doi.org/10.3390/cancers13133152
9. Tan A C, Ashley D M, Lopez G Y, et al. Management of Glioblastoma: State of the Art and Future Directions. Ca Cancer J Clin. 2020;70(4):299–312 DOI: 10.3322/caac.21613
13. Lo B M. Brain Neoplasms. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/779664-overview
14. McFaline-Figueroa J R, Lee E Q. Brain Tumors. The American Journal of Medicine. 2018;131(8):874-882 DOI: https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2017.12.039
19. Roda W, Bottone M G. Editorial: Brain Cancers: New Perspectives and Therapies. Front. Neurosci. 2022;16(857408):1-3 DOI: 10.3389/fnins.2022.857408
25. Asano K, et al. Brain tumor–related epilepsy and risk factors for metastatic brain tumors: analysis of 601 consecutive cases providing real-world data. J Neurosurg. 2022;136:76–87 DOI: 10.3171/2020.11.JNS202873
30. Sharma A, Kumar R. Metabolic Imaging of Brain Tumor Recurrence. AJR. 2020;215:1199–1207 DOI:doi.org/10.2214/AJR.19.22624
31. Mackel C, Rosenberg H, et al. Cerebral Metastases in Appendiceal Cancer: Comprehensive Review and Report of Rare Medullary Carcinoma Histology. Brain Tumor Res Treat. 2022;10(3):200-205 DOI: https://doi.org/10.14791/btrt.2022.0019
32. NIH. Tumor Markers in Common Use. Cancer.gov. 2021. https://www.cancer.gov/about-cancer/diagnosis-staging/diagnosis/tumor-markers-list
33. Byun J, Kim J H, et al. Survival Outcomes and Predictors for Recurrence of Surgically Treated Brain Metastasis From Non-Small Cell Lung Cancer Brain Tumor. Res Treat. 2022;10(3):172-182 DOI: https://doi.org/10.14791/btrt.2022.0016

Epidemiologi Tumor Otak
Penatalaksanaan Tumor Otak

Artikel Terkait

  • Diagnosis Banding pada Lesi Serebral dengan Penyangatan Cincin
    Diagnosis Banding pada Lesi Serebral dengan Penyangatan Cincin
  • Pendekatan Diagnosis Kelainan Saraf Fasialis Unilateral
    Pendekatan Diagnosis Kelainan Saraf Fasialis Unilateral
  • Pendekatan Klinis pada Pasien dengan Kelemahan Saraf Abdusen
    Pendekatan Klinis pada Pasien dengan Kelemahan Saraf Abdusen
  • Penilaian Pasien dengan Homonymous Hemianopia
    Penilaian Pasien dengan Homonymous Hemianopia
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Agustus 2023, 22:48
Benjolan-benjolan nyeri yang semakin banyak dan membesar di tangan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, saya ada pasien laki2 umur 54th, datang dengan keluhan tangan berbenjol2 nyerii, pasien mengeluh tadinya tidak sebanyak ini dan skrg makin banyak...
dr. Ridwan Juansyah
Dibalas 02 Desember 2021, 13:36
Tumor Pituitary Fungsional - Bedah Saraf Ask The Expert
Oleh: dr. Ridwan Juansyah
2 Balasan
Alo dr. Petra Sp. BS.Pasien dengan kasus tumor Pituitary Fungsional dengan ukuran makro, tanpa disertai defisit neurologis fokal, diterapi dengan terapi...
dr. Nurul Falah
Dibalas 24 Mei 2021, 10:04
Jarak Pemasangan Implan Titanium untuk Tengkorak Kepala Pasca Pengangkatan Tumor Jinak di Otak - Bedah Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Sonny Saputra, Sp. B, izin bertanya dokter.Kapan waktu pemasangan implan titanium untuk tengkorak kepala yang terbaik pasca pengangkatan tumor jinak...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.